Mohon tunggu...
Prasodjo prijonggo
Prasodjo prijonggo Mohon Tunggu... -

Pernah bekerja di perusahaan multi nasional, sekarang pensiun dan menyukai novel pramudya ananta tur, remy silado dan dan brown.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

LPI Jangan Separo Jalan, Tuntaskan!!

25 Januari 2011   03:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

GM 78, baru saja mengirimkan tulisan dengan judul LPI banyak ngomong. Dalam tulisannya bung GM menyorot tentang beberapa kekurangan LPI dan terutama tentang bentrok yang menyebabkan  meninggalnya seorang supporter dikeroyok bonek. Sungguh suatu fakta yang tidak bisa dibantah bahwa ini merupakan aib tersendiri bagi LPI yang menjanjikan Sepakbola Indonesia yang modern, indah, menghibur, jujur, santun dan terhindar dari model hooliganism. Namun para pembela LPI yang dikritik bung GM juga tidak keliru dengan mengatakan bahwa belum sebulan LPI beroperasi tentunya masih banyak belajar dan kalau ada kekurangan bisa dimaklumi dengan harapan sebagai sebuah pengalaman untuk perbaikan dimasa kedepan. Lalu bagaimana sebenarnya dengan LPI sendiri menanggapi hal ini? Jubir LPI sudah dengan tegas memohon maaf atas kejadian ini dan akan mengambil langkah langkah agar kejadian ini tidak berulang lagi.

Kita mundur sejenak, menjelang LPI diluncurkan. Semua media memuat dan menyiarkan bahwa LPI akan memakai pemain Marquee yang cukup beken antara lain Robby Fowler, Tristan, Pitbull dan lain lain. Juga akan menggunakan wasit asing agar bisa dijadikan keteladanan bagi Liga yang lain dan juga bagi dunia sepakbola tanah air. Sampai dengan saat ini para pemain marquee juga belum nampak. Wasit asing juga jarang. Masih ditambah dengan insiden bonek tersebut, maka kalau ada suara sumbang pastilah bisa dimaklumi. Jangan sampai dibilang LPI ngomong doang.Tidak perlu LPI dan penggemar kebakaran jenggot. Namun harus dijawab dengan tindakan yang masuk akal.

Memang masih sejibun pertanyaan dan pekerjaan bagi LPI. (yang memang agak "aneh" karena tidak dalam lindungan induk organisasi Sepakbola tapi dalam ranah Badan Penyelenggara Olahraga Professional Indonesia Bapopi). Ini merupakan sebuah terobosan yang bagus sekaligus nyleneh. Karena selama ini Bapopi lebih dominan dalam menangani dan mengayomi perhelatan Tinju Professional. Tapi tidak apa apa selama maksud pembentukan LPI adalah tulus dan baik untuk perbaikan dunia Sepakbola Nasional, karena selama ini kita semua tahu bahwa PSSI telah banyak menyedot dana APBD untuk memutar kompetisi ISL, yang oleh sdr. A. Rofiq sudah dilihat sebagai pelanggaran Statuta FIFA dimana seharusnya FIFA  meniup peluit offside untuk PSSInya Nurdin Halid

Saya tidak akan berpanjang menulis ini tapi ini adalah beberapa pertanyaan yang segera harus dijadikan bahan pikiran oleh LPI.

Satu, kalau tiba tiba separo saja peserta ISL mau menyeberang ke LPI akan bagaimana bentuk kompetisi LPI mengingat akan menjadi sekitar 26 tim di laga LPI.

Dua, apakah hak hak dan kewajiban team yang baru meyeberang akan sama dan sebangun dengan penghuni LPI asli?

Tiga, membina sepakbola juga sekaligus membina supporters agar aksi bonek dan yang lain lain tidak terjadi lagi. program apakah dari LPI yang menata supporters ini?

Empat, bung GM ada benarnya dengan pertanyaan setelah kompetisi selesai juaranya mau dibawa kemana? adakah Liga diluar sana yang bisa menampung juara LPI untuk mewakili Indonesia dalam tataran kompetisi tingkat Asean, Asia Pasifik?

Lima, kelanjutan LPI kalau seandainya dilarang oleh PSSI dengan restu FIFA, apa yang akan dilakukan oleh LPI untuk melindungi pemain, wasit, official dan agen pemain?

Dari lima pertanyaan ini saja sudah harus bisa dijabarkan jawabnya supaya baik pemain, officials, wasit , agen dan supporter merasa tenang dan yakin bahwa LPI bukan laga semusim dan benar benar sebagai koreksi atas langkah keliru PSSI dan sekaligus juga aspirasi pelaku dan stake holder Sepakbola Indonesia. Tempa terus elan LPI jangan sampai dingin dan jangan sampai kehabisan bensin. Sebenarnya mudah saja kok, kalau memang kita semua mau agar NH mundur dan ISL kocar kacir dan limbung ya setiap pertandingan ISL jangan ada yang nonton. Kalau stadion kosong tentu pemain kurang bergairah dan pemasukan nihil. Begitu saja kok repot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun