Mohon tunggu...
Azisah Achmad
Azisah Achmad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lecturer, Researcher and Enterpreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pluralisme Gusdur Vs Bang Rhoma

6 Desember 2012   11:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pluralisme dan Gusdur

Pluralisme dan gusdur sulit dipisahkan, beliau sangat menghargai perbedaan, membela kaum minoritas dan terpinggirkan, dan dekat dengan beragam tokoh agama di luar agama yang dia anut, bahkan kedekatan itu sering disalahartikan oleh sebagian umat Islam. tetapi setelah Gus Dur wafat beberapa tahun yang lalu, banyak orang yang kemudian akhirnya mengakui kebenaran dan kehebatan tentang bagaimana  bertoleransi yang ditunjukkan Gus Dur.

Pluralisme yang diperjuangkan Gus Dur lahir dari pemikiran jernih, kepedulian, dan juga dasar kitab suci Alquran dan juga hadis.  "Perintah membantu umat lain seperti membantu pembangunan gereja, juga ada dalam perintah Nabi Muhammad sebagai bukti sikap Nabi dalam menghormati dan toleransi," sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Quraish Shihab.

Kita hidup di dunia yang penuh dengan keragaman, bercampur dalam satu dunia yang sarat dengan perbedaan, hal inilah yang menjadi tujuan murni dari Pluralisme Gus Dur sebagai pluralisme yang masih relevan untuk memahamkan bagaimana cara bertoleransi yang baik.

yah, satu hal yang mestinya kita lihat bersama dari sisi positif agar kita lebih menghargai keragaman dan perbedaan dari keragaman itu.

Bang Rhoma

Bagaimana dengan sosok yang satu ini? apakah dia juga menghargai perbedaan di setiap detailnya?  Selama ini beliau dikenal dengan 'anti pluralis', sangat keras dan sulit untuk menerima perbedaan.  Hadir sebagai pemusik dan merajai musik dangdut dengan beragam kontroversi yang mungkin setiap orang berbeda cara pandang untuk mafhum akan hal tersebut.

Muncul sebagai bakal calon cawapres periode berikutnya mungkin akan sedikit sulit diterima oleh banyak orang jika tidak dibarengi akan kemafhuman perbedaan di bumi Indonesia ini, karena pada hakekatnya kita ada dan hidup  di negara demokrasi, dan demokrasi tanpa pluralism adalah NOL.

Pluralisme berarti faham akan keragaman, bagaimana menghargai segala sesuatu yang beda dalam koridor yang masih relevan.  Positifnya adalah agar negara ini tetap bersatu padu....... 'BHINEKA TUNGGAL IKA'

Sebagian besar dari kita tahu akan bhineka tunggal ika, akan tetapi sangat sulit untuk mengerti dan faham arti sesungguhnya akan perbedaan dari keragaman.   MARI BERSATU INDONESIAKU, JAYALAH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun