Padi merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 254 juta  penduduk  Indonesia.  Pada  tahun  2016,  produksi  padi nasional mencapai 79,2 juta  ton yang  melibatkan lebih dari 14,1 juta petani padi dengan kepemilikan lahan sawah rata-rata 0,3 ha per  petani (Badan  Pusat  Statistik 2016).  Oleh  karena  itu,  padi menjadi komoditas strategis dan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar rumah tangga petani di perdesaan. Namun petani padi  selalu dibayang-bayangi  oleh  kegagalan  panen  akibat serangan  hama  dan penyakit  tanaman.Â
Di  antara  hama  yang sering menyerang tanaman padi ialah tikus sawah. Kerusakan  tanaman  yang ditimbulkan oleh tikus sawah bervariasi dari ringan sampai berat dan bahkan gagal panen, bergantung pada populasinya di suatu wilayah. Selain merusak tanaman padi yang tumbuh di lapangan, tikus  sawah  juga  merusak  gabah  di  gudang penyimpanan.
Dikutip resmi dari Kementerian Pertanian , Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktifitas hidupnya. Â Menurut buku Hama Penyakit Tanaman, Hama ialah binatang perusak tanaman yang dibudidayakan, misalnya padi, gandum, kentang dan lain-lain. Hama tanaman memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah tikus sawah. Tikus sawah adalah salah satu hama utama tanaman padi yang menjadi kendala dalam peningkatan produktifitas nasional.
Dari pengamatan yang dilakukan , hama tikus dapat merusak hingga 80% tanaman padi pada satu petak dalam satu malam(satu hari). Hama tikus menyerang mulai akar, batang, daun hingga bulir tanaman padi, sehingga tanaman padi tidak dapat berkembang. Hal itu tentu menyebabkan kerugian tinggi bagi petani.
Ada beberapa teknik untuk mengendalikan hama tikus sawah diantaranya :
- Hama tikus sawah dapat dikendalikan dengan pendekatan  secara terpadu  Pelaksanaan  pengendalian ini dilakukan  oleh  petani  secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dengan cakupan sasaran pengendalian dalam skala luas (desa) atau dalam suatu hamparan sawah.
- Pengendalian tikus pada saat lahan sawah bera dan persiapan  pengolahan  tanah dapat  dilakukan  dengan  cara gropyokan massal (berburu tikus). Gropyokan  massal  dapat  dilakukan dengan  cara  menggali  sarang  tikus dan memompa air ke dalam sarang tikus.
- Pemagaran  persemaian  padi  dengan  pagar plastik dan  pemasangan  perangkap  untuk  menjebak  tikus.
- Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan cara membasmi dengan pestisida. Beberapa orang telah melakukannya. Jenis pestisida pun beragam, ada Pospit, Temix, Kofidon, Radoc dan lain-lain.
- Penanaman serempak serta tidak menanam padi terus menerus untuk memutus ketersediaan makanan.
Nah itu tadi artikel tentang dampak hama tikus dan teknik pengendaliannya. Semoga bermanfaat 😊
- Nama  : Putri Dwi Lestari
- Nim   : 4130022006
- Prodi  : S1 PGSD
- Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
- Tugas UTS Bahasa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H