Kepemimpinan santri di politik memberikan angin segar akan terwujudnya kebijakan yang berkeadilan, merakyat, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial. Santri yang terlibat dalam politik praktis dituntut pula untuk mempertahankan idealisme moral yang mereka peroleh di pesantren, sekaligus mampu mengelola dinamika politik yang kompleks dengan tetap berpegang pada prinsip keislaman.
Transformasi Kepemimpinan Santri Â
Di era Modern, santri semakin banyak berkiprah sebagai pemimpin di berbagai tingkatan, mulai daerah hingga nasional. Terlibat sebagai pengurus di beberapa partai politik besar, baik yang berbasis Islam atau partai nasionalis. Meskipun demikian patut untuk dikaji bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti Pertama, Stereotip politik santri yang kerap masih dipandang hanya sebagai figur keagamaan, sehingga santri perlu membuktikan kemampuan dan berkontestasi dalam isu-isu politik mutahir. Kedua, fragmentasi politik, yang terjadi di kalangan organisasi Islam, yang kadang mempersulit santri dalam membangun konsolidasi yang kuat di arena politik di daerah maupun nasional.
Walau demikian peluang santri berkecimpung di politik tetap besar, karena Pertama, dukungan pesantren sebagai basis sosial yang berakar kuat memberikan bonus elektabilitas yang masif dan dan solid. Kedua, Kebutuhan akan pemimpin yang berintegritas, di tengah krisis kepercayaan terhadap pemimpin konvensional. Santri hadir menawarkan perjuangan yang berintegritas dan amanah karena memiliki latar belakang moral yang kuat serta beretika.
Akhirnya, Santri kini telah diakui sebagai salah satu kekuatan penting dalam melakukan perubahan substantif. Diakui bahwa peran santri tidak hanya sebagai 'pengamat' tetapi aktor penting dalam kancah perpolitikan bangsa ini. Santri telah berhasil memadukan nilai-nilai Islam yang sakral dan luhur melalui pembuktikan moralitas dan semangat kebangsaan, berkontribusi secara signifikan dalam menjaga integritas nasional bagi kepentingan dan kemaslahan umat. Tabik !!!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H