Charlie Hebdo, Satire tapi melukai
Singkat penuh ilustrasi dan sarat akan interpretasi, inilah kesan saya saat pertama membaca online majalah mingguan Charlie Hebdo. Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar terkait sejarah kontroversi yang selama ini mengelayuti majalah satire ini (Silahkan membaca banyak artikel terkait keberdaaan majalah Charlie Hebdo).
Atas dasar mewujudkan kebebasan menyuarakan pendapat, Majalah Charlie Hebdo memantik kecemasan. Ragam kritik disampaikan baik politik, budaya, sosial bahkan menyudutkan Agama Kristen, Yahudi, dan termutahir Islam.
Sensitifitasan dikemukan, privatisasi agama dikritik habis-habisan, personalitas nabi ditampilkan baik ilustrasi kartun maupun sindiran pedas namun dangkal verifikasi dan alpanya keberpihakan terhadap prinsip beragama.Â
Lantas kebenaran apa yang ingin disampaikan, saat kegetiran dan kegaduhan saja yang muncul. Bukankah kebebasan sesungguhnya akan selalu mampu menghadirkan kebaikan bagi semua. Lalu yang kemudian terjadi menyeruak sebagai bentuk segregasi sosial.Â
Memantik dikotomi atas dasar perbedaan prinsip, yang kemudian menghabiskan nafas persatuan dan toleransi. Kerapkali kita sesumbar menyatakan bahwa apa yang saat ini banyak dilakukan oleh media arus utama, membentuk cara kita berfikir, berprilaku, menyikapi isu adalah bentuk mengkritalisasikan wacana dalam framing kepentingan sekelompok pihak.
Kadang saya menduga, apa yang sekarang terlihat bahwa kebebasan mengutarakn pendapat apabila tidak dikemukan dengan mengedepankan keadilan dan kesetaraan serta persaudaraan hanya akan melahirkan polarisasi dan ekstrimisme atas dasar pengukuhan keyakinan.
Langkah perbaikan secara terpadu, konsisten, dan persisten sungguh harus diunggulkan. Betapa secara substansial kebebasan adalah karunia untuk dijaga dan dilestarikan namun kurangnya kepedulian menjaga kesatuan dan keutuhan, pada akhirnya cuma meretas kebebasanan semu, yang hanya mencipta kekerasan, ketidakadilan, dan sikap ketertutupan akan perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H