Mohon tunggu...
Tri Wahyuni
Tri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

sebenarnya hanya suka membaca, tapi kalau disuruh nulis, bisa diobrolin dulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas pada Remaja dan Pengendalian Dirinya

4 Desember 2022   23:21 Diperbarui: 4 Desember 2022   23:36 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yang ketiga, bangunlah kedekatan orang tua dengan remaja. Walaupun remaja secara usia kronologis merupakan usia menuju dewasa, pada hakikatnya aspek psikologis maupun emosi remaja belumlah stabil. Hal inilah yang menyebabkan remaja masih memerlukan rasa kasih sayang, rasa aman, dan perhatian (afeksi) dari orang tuanya walaupun tidak ditampakkan seperti pada saat mereka masih anak - anak. Apabila orang tua tidak memenuhi kebutuhan psikologis remaja, maka remaja akan mencari pelampiasan mereka kepada kelompok atau orang lain yang belum tentu tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, kedekatan orang tua dengan remaja sangat penting untuk tetap terjalin dengan baik.

Selain itu, dalam membangun kedekatan orang tua dengan remaja, maka posisi orang tua sebaiknya tidak lagi sebagai pemberi instruksi atau memerintah dan bersifat menggurui melainkan mereka harusnya berperan sebagai sahabat bagi remaja sehingga para remaja akan dengan mudah menceritakan segala permasalahan yang tengah dihadapinya. Dengan begitu, orang tua akan mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan remajanya sehingga dapat memberikan arahan atau bimbingan kepada remaja apabila aktivitas yang dilakukannya menyimpang dari yang seharusnya. Maka sesibuk apapun urusan para orang tua, mereka harus tetap menjaga kedekatan dengan anak remajanya, setidaknya mereka harus menyediakan waktu yang berkualitas (quality time) dengan anak remajanya walaupun sebentar. Dengan demikian, orang tua juga berperan sebagai sahabat sekaligus juga menjadi pengawas terhadap aktivitas para remaja.

Keempat, berikan remaja kebebasan yang bertanggung jawab. Remaja sudah mulai menuntut untuk dapat diberikan kebebasannya sendiri. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik remaja yang sudah matang dan remaja juga sudah mulai mampu untuk mengambil keputusannya sendiri. Dengan pemberian kebebasan kepada remaja, maka hal ini akan menumbuhkan kepercayaan dirinya dan harga dirinya sehingga remaja akan tampil sebagai sosok yang percaya diri sehingga dia mampu untuk bergaul dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Ketika remaja mampu bergaul dengan baik, maka penerimaan sosial dan keberadaannya diakui oleh orang-orang di sekitarnya sehingga dapat menguatkan identitasnya sebagai remaja. Sebaliknya, apabila para  remaja tidak diberikan kebebasan dalam memutuskan sesuatu, maka dikhawatirkan akan terjadi konflik kejiwaan yang membuatnya menarik diri dari lingkungan sosialnya sehingga menjadikannya minder dalam pergaulan dan akan berdampak pada kebingungan identitas. Dengan demikian, remaja pun harus memahami kebebasan yang bisa dilakukan agar mereka tidak sampai “kebablasan”.

Yang terakhir, pahamkan pada mereka tentang pentingnya memilih teman. Dalam pergaulan remaja, teman sebaya mempunyai peran penting setelah adanya orang tua. Semakin usia mereka bertambah, maka semakin kecil kelekatan individu kepada orang tuanya dan akan semakin besar kelekatannya kepada teman sebayanya. Hal ini adalah faktor yang menjadikan remaja lebih dekat dan percaya kepada teman sebayanya daripada kepada orang tuanya. Pengaruh teman sebaya ini akan turut andil dalam remaja menemukan identitasnya. Jika teman sebayanya baik, dan mengajak kepada hal-hal yang positif, maka secara tidak langsung remaja tersebut juga akan terbawa kepada hal-hal yang positif juga. Sebaliknya, jika teman sebayanya cenderung melakukan hal-hal yang negatif, maka lama kelamaan para remaja ini juga akan terbawa kepada perilaku yang sama pula. Dengan demikian, orang tua berkewajiban memberikan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya dalam memilih teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun