Di lingkungan kita pasti pernah kita jumpai para penyandang gangguan mental atau psikis, salah satunya yaitu autisme. Dimana mereka berasal dari beragam usia yakni dari anak - anak hingga orang dewasa. Mereka - merea ini kerap kali dipandang sebelah mata oleh orang - orang yang psikisnya normal.
Sebelum berlanjut lebih jauh, tahukah kalian apa itu autisme?
Secara bahasa, Autisme berasal dari bahasa Yunani, "Auto" yang berarti berdiri sendiri. Maka autisme dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada dirinya sendiri, atau kondisi dimana seseorang itu senantiasa merasakan dan berfikir bahwa mereka berada di dalam dunianya sendiri.
Sedangkan menurut istilah, Autisme adalah gangguan perkembangan berat yang mempengaruhi cara seseorang dalam melakukan komunikasi, bereaksi terhadap sesuatu, dan bertingkah laku dalam kehidupan.
Sekarang ini, masalah autisme menimbulkan keprihatinan yang mendalam, terutama bagi kedua orang tuanya. Selain itu, rasa khawatir timbul pada ibu - ibu muda yang akan melahirkan. Hal ini dikarenakan Autisme dapat terjadi pada siapa saja dengan tanpa adanya perbedaan status sosial ekonomi, pendidikan, golongan, etnik, atau bangsa. Awalnya diduga bahwa penyebab seseorang menyandang autisme adalah berasal dari faktor keluarga dengan tingkat intelegensi dan sosial ekonomi yang tinggi. Namun dari penelitian terakhir, autisme ditemukan pada berbagai tingkat sosial ekonomi dan intelegensi.
Jadi, sebenarnya apa yang menjadi penyebab autisme?
Seorang ahli embrio dari Amerika, Patricia Rodier menyatakan bahwa gejala autisme dan cacat lahir disebabkan karena terjadinya kerusakan jaringan otak yang terjadi sebelum 20 hari masa awal pembentukan janin. Sementara peneliti lainnya, Minshew menemukan bahwa anak yang terkena autisme bagian otaknya yang mengendalikan pusat memori dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Penelitian - penelitian ini membuktikan bahwa gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi tersebut.
Handojo (2004: 15) menyatakan penyebab autisme bisa terjadi pada masa kehamilan. Pada tri semester pertama, faktor pemicunya bisa terdiri dari ; infeksi (toxoplasmosis, rubella, candida, dsb), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna), maupun obat - obatan lainnya. Selain itu, tumbuhnya jamur berlebihan di usus anak yang merupakan akibat dari pemakaian antibiotika yang berlebihan, dapat menyebabkan kebocoran usus (leaky-gut syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan kasein dan gluten.
Secara neurobiologis terdapat tiga gangguan yang berbeda dengan mekanisme yang berbeda yang dapat menyebabkan autisme yaitu :
1. Gangguan fungsi mekanisme kortikal menyeleksi atensi, yakni akibat dari adanya kelainan pada proyeksi ascending dari serebelum dan juga batang otak.
2. Gangguan fungsi mekanisme limbic untuk mendapatkan informasi, misalnya untuk daya ingat.