Mendung masih bergelayut manja di pundak cakrawala
Rinai hujan pelan jatuh menitik
Seketika alam berselimut dingin
Mengaburkan jarak pandang
Seorang lelaki setia menunggu hujan
Hujan tersenyum mengusap lembut pipi lelaki
Ada sendu yang ingin dipecahkan bersama hujan
Sayang, hujan tak mampu mengeja riak rindu di dada kian membuncah
Perih
Lelaki itu masih saja menyembunyikan benih rindu di sela rimbunan senyum
Hujan hanya mampu mencium aroma hening ciptaan lelaki
Akankah bertemu setangkup rasa dalam sendu?
Entahlah
Seorang lelaki hanya menunggu pasrah
Pada hujan yang kini membasah
Gumpalan sendu ini tak jua mampu dicacah
Tersisa sayatan-sayatan resah
Yang jelas, ia tegar mengusir marah
Liukan rinai hujan cukuplah sudah
Pengobat segenap gundah
Penghapus segenap salah
Lahirkan benih-benih rindu yang kian berkecambahÂ
Sangar penantian, 1 Februari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI