Mohon tunggu...
Tri Haryanto
Tri Haryanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tulisen Opo sing neng pikir kan latimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Warna-warni Pelangi Ibu Kota

28 Januari 2021   11:36 Diperbarui: 29 Januari 2021   05:28 4357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari freepik.com

Langit Mendung
Warna gelap menyelubung
Semburan pelangi menghiasi mendung
Cekaman mendung terbang
Tertutup warna-warni pelangi menj
ulang

Indah jemurat pelangi menghiasi angkasa mendung
Indah mu muncul karena ada hal bersebrang
Sebrangan antara  matahari di belakang
Dan jatuhnya air hujan di pengujung pandang

Indah pelangi indah  dilihat
Mata terbuka
Menikmati indah warna pelangi berserat
Mata tertutup
Menghitamkan warna-warni pelangi  yang tak berpekat
Mata berkaca mata gelap
Mengaburkan indah pelangi yang memikat

Sekarang ibu kota ku berpelangi
Warna-warni menghiasi ibu kotaku di semua sisi
Dari bawah, samping, atas. Tampak warna warni
Terasa pelangi indah membelah langit yang tak bertepi

Tapi ...
Orang-orang berkata beda tentang keindahanmu
Ada yang berteriak, itu pencitraan
Ada yang berteriak, itu pekerjaan dinas pariwisata buka gubernur
Ada yang berteriak, itu kerja nyata
Ada yang berteriak, itu bukti kepemimpinan
Ada yang berteriak, itu batu loncatan 2024


Tapi...
Aku hanya bisa bergumam
Mata kalian berbeda-beda
Ada yang membuka dengan telanjang
Ada yang  membuka dengan kacamata
Ada yang menutup mata
Bahkan ada yang buta
Satu keindahan yang sama, berbeda  pandanganmu

Tapi
Aku hanya bisa berteriak dalam hati
Itu semua urusan kalian, bukan urusanku
Entah kau  kadrun, cebong, bukan urusanku
Entah kau pendukung, lawan politik, bukan urusanku

Pasti itu kami rakyat
Menagih janji pelayanan ke rakyat
Pelayanan rakyat itu janjimu saat kau ingin dipilih rakyat
Pencalonanmu janji menjadi pelayan rakyat
Rakyat menunggu dan menagih yang terbaik bagi rakyat


Madrasahku, 28 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun