Mohon tunggu...
Eko Israhayu
Eko Israhayu Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Eko Sri Israhayu, tinggal di Purwokerto. Suka mendengarkan musik. Melalui kompasiana ingin menimba ilmu, dan saling berbagi. Terutama berkait dengan bidang kepenulisan dan masalah kependidikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi buat Adik

18 Agustus 2014   15:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi buat Adik

Dik,

Jangan main jauh-jauh

Nanti kau tersesat dan lupa jalan pulang, kataku

Aku ingin membuktikan buku IPA-ku bohong atau tidak, katamu

Dik,

Jangan dekat-dekat dengan dengan pantai,

Meski ia tampak tenang tapi ia bisa melenyapkanmu, kataku

Aku suka melihat karang yang tetap kokoh meski ombak menghajarnya setiap waktu, katamu

Aku suka melihat camar-camar yang beterbangan riang di langit,

Aku suka melihat matahari yang tersenyum melambaikan tangan ke pantai,

sebelum ia berangkat tidur,katamu.

Dan engkau melompat tinggi, saat riak ombak menyapa kakimu

Kau membungkuk dan menjilat air

Rasanya asin! Buku IPA-ku tidak bohong, Kak !

Teriakmu riang sembari sesekali berjingkrak

Dik,

Jangan sentuh mawar itu, kataku mengingatkamu

saat kau berlari menuju taman

buku IPA-ku bohong, Kak, katamu

Ternyata mawar wangi sekali baunya

Indah warnanya tidak seperti gambar di buku, katamu

Tapi mawar itu dijaga kupu-kupu dan lebah,

dikelilingi duri, adikku, kataku

Aku tidak takut, katamu

Dan,

Kau memetik lagi sekuntum

Tapi kemudian kau menjerit

Kerna sebuah duri menusuk jari manismu

Darah segar mengucur

Aku ingin memetik mawar lagi! Teriakmu

Meski ada luka di jari manis

kau mengendap-endap mengumpulkan kuntum mawar

Pulang adikku, karena hari sudah petang, kataku

Dengarlah ibumu memanggilimu

Aku ingin bertemu lagi dengan matahari dan angin, katamu

Aku ingin belajar pada keduanya,

Tetap bisa setia pada tugasnya meski berpuluh abad, katamu dengan mata berbinar

Pulang adikku, hari sudah petang,

Dengarlah ibumu memanggilimu, ulangku lagi

Tapi kau tetap asyik di taman

Mencari mawar-mawar..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun