Puisi buat Adik
Dik,
Jangan main jauh-jauh
Nanti kau tersesat dan lupa jalan pulang, kataku
Aku ingin membuktikan buku IPA-ku bohong atau tidak, katamu
Dik,
Jangan dekat-dekat dengan dengan pantai,
Meski ia tampak tenang tapi ia bisa melenyapkanmu, kataku
Aku suka melihat karang yang tetap kokoh meski ombak menghajarnya setiap waktu, katamu
Aku suka melihat camar-camar yang beterbangan riang di langit,
Aku suka melihat matahari yang tersenyum melambaikan tangan ke pantai,
sebelum ia berangkat tidur,katamu.
Dan engkau melompat tinggi, saat riak ombak menyapa kakimu
Kau membungkuk dan menjilat air
Rasanya asin! Buku IPA-ku tidak bohong, Kak !
Teriakmu riang sembari sesekali berjingkrak
Dik,
Jangan sentuh mawar itu, kataku mengingatkamu
saat kau berlari menuju taman
buku IPA-ku bohong, Kak, katamu
Ternyata mawar wangi sekali baunya
Indah warnanya tidak seperti gambar di buku, katamu
Tapi mawar itu dijaga kupu-kupu dan lebah,
dikelilingi duri, adikku, kataku
Aku tidak takut, katamu
Dan,
Kau memetik lagi sekuntum
Tapi kemudian kau menjerit
Kerna sebuah duri menusuk jari manismu
Darah segar mengucur
Aku ingin memetik mawar lagi! Teriakmu
Meski ada luka di jari manis
kau mengendap-endap mengumpulkan kuntum mawar
Pulang adikku, karena hari sudah petang, kataku
Dengarlah ibumu memanggilimu
Aku ingin bertemu lagi dengan matahari dan angin, katamu
Aku ingin belajar pada keduanya,
Tetap bisa setia pada tugasnya meski berpuluh abad, katamu dengan mata berbinar
Pulang adikku, hari sudah petang,
Dengarlah ibumu memanggilimu, ulangku lagi
Tapi kau tetap asyik di taman
Mencari mawar-mawar..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H