Suatu waktu tibalah diriku. Di dalam muram bayang semu. Begitu semu. Tepatnya, sangat semu. Hingga mata menghitam... dan hilang.
Bayangku memendar, jiwaku bergetar. Memandang seluruh raga yang bernyawa. Bertanya-tanya pada mereka. Di manakah dia berada?
Pagi hari /
Hari ini hujan. Pagi betul aku terbangun. Sebelum subuh. Mengingat-ingat kembali apa yang semalam kupikirkan.
Hujan di pagi hari menjadi penanda rindu bagi manusia-manusia sepertiku. Hatiku jadi ngilu. Lebih ngilu lagi bila mataku menangkap rintik-rintik hujan yang mendarat tak sempurna di jendela kaca.
"Adakah rindu yang bertepi,
yang berlabuh,
atau yang karam,
di tengah lautan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H