Mohon tunggu...
TRIAN LESMANA
TRIAN LESMANA Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka buku. Belum suka membaca. Apalagi menulis. | Pernah belajar di LPM Kalpadruma & Sastra Indonesia FIB UNS Solo. Sekarang di Grasindo Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bayern, Bastian Schweinsteiger, dan Fans

12 Juli 2015   08:40 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:40 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bastian Schweinsteiger"][/caption]

 

Dua musim lalu, Bayern München melepas Toni Kroos ke Real Madrid. Pemain muda berbakat hasil didikan akademi Bayern. Musim ini, giliran Bastian Schweinsteiger yang dilego. Entah mungkin musim depan adalah tahun terakhir Müller di Bayern--semoga tidak.

Sejak kedatangan Pep Guardila, Bayern memang sering jadi buah bibir media-media olahraga. Namun bukan soal prestasi yang banyak disorot, tetapi lebih soal transfer pemain, perkelahian pemain/pelatih/manajemen, bahkan soal kekalahan-kekalahan di luar nalar Bayern.

"Kesalahan-kesalahan" Pep mulanya bisa dimaklumi dan masih bisa diampuni. Tahun pertama masih dapat double winner: DFB Pokal dan Bundesliga. Tahun kedua hanya dapat juara Bundesliga. Semakin ke sini semakin goyah kepercayaan fans kepada Pep.

Fans Bayern tentu tak akan lupa pada kekalah 0-3 dari Dortmund dan 0-4 dari Madrid di Allianz Arena, serta 0-3 dari Barca di Camp Nou. Tak akan lupa. Selain itu, kekalahan entah berapa kali berturut-turut awal tahun 2015 kemarin, merupakan periode kekecewaan yang luar biasa buat fans. Untung Bayern bukanlah tim dengan fans plastik, gampang marah, dan seneng mencaci. Ya ada sih yang begitu, tapi tak banyak, umumnya fans kemarin sore yang belum sabaran.

Puncak kegeraman fans adalah dijualnya Bastian Schweinsteiger ke Manchester United. Ini adalah sebuah kehilangan yang luar biasa bagi fans Bayern--termasuk saya. Basti adalah ikon klub. Ia lahir dan tumbuh di Allianz Arena. Ia legenda. Bagaimana bisa Bayern--yang katanya dekat dengan fans dan sangat memperhatikan fans--menjualnya. Entah siapa biang di balik transfer kaget ini. Padahal sebelumnya (baru-baru saja), Basti bilang kalau ia ingin setidaknya 3 tahun lagi di Bayern dan merebut tropi Bundesliga keempat secara beruntun.

Sejak Uli Hoeness kena kasus dan hengkang dari Bayern, strategi transfer memang kacau. Mitchel Weiser tampil bagus, dilepas gratis. Padahal punya prospek cerah sebagai pengganti Lahm. Sebelumnya, ada Emre Can yang dilepas ke Leverkusen (sekarang di Liverpool). Belum lagi Xerdan Shaqiri. Dijual murah ke Inter Milan. Dampaknya, ketika para pemain inti macam Robber dan Ribery cedera, tak ada yang bisa menggantikannya dengan--setidaknya--baik.

Sebagai fans Bayern, tentu saya pribadi kecewa dengan transfer Basti. Bukan apa-apa, tetapi saya lanjur ngefans sama Bayern dan seisinya: termasuk pemain. Apalagi pemain seperti Basti, Lahm, dan Müller yang berawal dari Bayern.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Live must go on. Kecewa iya, tetapi saya tetap fans Bayern. Pada akhirnya sebagai fans, kita akan sadar bahwa akan ada yang datang dan pergi di Allianz Arena. Dan akan ada legenda-legenda baru yang lahir dari Säbener Strasse. Dan mereka pada waktunya juga akan mengakhiri karirnya entah di "rumah" ataupun di negeri seberang. Bagaimana pun, mereka adalah bagian dari sejarah Bayern. Mia San Mia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun