Akhirnya, keraguan pengamat dan media terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah sirna. Meskipun sempat tertunda akibat banyaknya permasalahan dan sengketa di berbagai daerah yang kemudian menumpuk di Pusat, tidak membuat Ketua KPU dan para Komisionernya patah arang. Sesuai peraturan yang ada, KPU harus merampungkan rekapitulasi suara nasional satu bulan setelah penyelenggaraan pemilihan legislatif yang notabene dilaksanakan pada 9 April 2014 lalu.
Dengan menggunakan detik-detik terakhir pada jam 23.52 WIB, Jumat 9 Mei 2014, KPU menetapkan hasil pemilihan legislatif pada rapat pleno terbuka yang dihadiri oleh Bawaslu, DKPP, Partai Politik Peserta Pemilu, Kemendagri dan Polri. Melalui surat keputusan KPU No.411/KPTS/KPU/2014 menetapkan suara sah nasional pada pemilihan legislatif 2014 sebanyak 124.972.491 suara. Berikut hasil perolehan suara 12 Partai Politik nasional sesuai nomor urutnya:
1. Partai NasDem, 8.402.812 suara, 6,72%
2. Partai Kebangkitan Bangsa, 11.298.957 suara, 9,04%
3. Partai Keadilan Sejahtera, 8.480.204 suara, 6,79%
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, 23.681.471 suara, 18,95%
5. Partai Golongan Karya, 18.432.312 suara, 14,75%
6. Partai Gerakan Indonesia Raya, 14.760.371 suara, 11,81%
7. Partai Demokrat, 12.728.913 suara, 10,19%
8. Partai Amanat Nasional, 9.481.621 suara, 7,59%
9. Partai Persatuan Pembangunan, 8.157.488 suara, 6,53%
10. Partai Hati Nurani Rakyat, 6.579.498 suara, 5,26%
14. Partai Bulan Bintang, 1.825.750 suara, 1,46%
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, 1.143.094 suara, 0,91%
Hasil rekapitulasi nasional telah menyisahkan 10 Partai Politik yang lolos masuk ke parlemen. Sedangkan 2 partai yang tidak lolos ambang batas parlemen sebesar 3,5% adalah PBB dan PKPI. Data juga menyebutkan partisipasi pemilih pada pileg kali ini adalah 75,11% sedangkan angka golput 24,89%. Angka golput ini bahkan melebihi suara partai pemenang PDIP yang mendapatkan 18,95%. Selanjutnya, tahapan pemilihan presiden yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 sudah kian dekat. Mungkinkah ada poros baru yang akan bersaing bursa capres selain Jokowi dan Prabowo, yang pasti rakyat butuh perubahan untuk Indonesia lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H