"Membersihkan sungai ini penting, tapi yang lebih penting lagi adalah membersihkan hati masyarakat yang masih belum peduli terhadap lingkungan. Kebersihan sungai dan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah,."Â
Meski saat ini menjabat sebagai Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dan sudah naik pangkat menjadi Letjen TNI, Doni Monardo menyebut mengawal pemulihan Citarum masih menjadi komitmennya. Kompleksnya permasalahan di Ciitarum membutuhkan pendekatan, pola dan strategi baru dalam penyelesaian permasalahan. Pengalaman hampir dua dekade menjadi bukti bahwa pendekatan sektoral tak akan dapat berhasil.
Lulusan akademi militer 1985 itu menggagas pembenahan ekosistem Citarum satu komando dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari TNI, Polri, pemerintah provinsi, lembaga dan kementerian terkait, juga peran serta masyarakat juga perguruan tinggi.Â
Doni menganggap permasalahan di Citarum berkaitan dengan ketahanan nasional. Air sungai Citarum dikonsumsi 80 persen warga DKI Jakarta dan penduduk di sekitar aliran sungai sepanjang 269 kilometer tersebut. Air Citarum juga jadi sumber irigasi 420 ribu hektare sawah di Jawa Barat. Citarum juga jadi pemasok listrik sebanyak 1.888 megawatt untuk Jawa dan Bali.
Dalam setahun ini telah banyak yang dikerjakan untuk Program Citarum Harum, baik dari sisi pembenahan legal structure (struktur hukum), maupun legal culture (budaya hukum). Peraturan Presiden Presiden (PERPRES) tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum  yang memayungi program Citarum Harum telah ditetapkan pada tanggal 14 Maret 2018.Â
Dengan keluarnya perpres tersebut, maka program perbaikan kondisi sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut akan semakin kuat. Dalam pertimbangan Peraturan Presiden tersebut dinyatakan; bahwa untuk penanggulangan pencemaran dan  kerusakan DAS Citarum perlu diambil langkah-langkah  percepatan dan strategis secara terpadu untuk  pengendalian dan penegakan hukum, yang  mengintegrasikan kewenangan antar lembaga pemerintah  dan pemangku kepentingan terkait guna pemulihan DAS  Citarum;
Pertemuan dengan Pangdam Siliwangi ( Mayjen Doni Monardo) di Penghujung Desember 2017 telah membukakan mata saya untuk melihat "Bumi Tuhan"
Pada pertemuan dengan Bapak Doni Monardo ada banyak hal yang bisa dijadikan catatan sejarah. Kesepakatan dalam pertemuan itu adalah Seminar Nasional tentang Perlindungan Ekosistem Citarum yang berujung pada Draft Perpres. Saya tidak punya pilihan lain, 'only yes Sir'. Malu jika saya menolak. Malu pada profesi saya sebagai dosen. Namun ada  hal yang menarik bagi saya dari ide-ide segar yang meluncur dari pemikiran beliau diantaranya adalah filsafat alam dan eco cracy.
Mari kita bermuhasabah dengan firman Allah dalam ayat berikut:
" Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ."(QS Ar-rum ayat 41).
" Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ".(QS Al-Qashash : 77).
Ini tampak mirip dengan prinsip eco-cracy yang selalu didengungkan oleh bapak Doni Monardo. Belum cukup familiar di telinga saya. Namun saya mencoba mencari referensi.Â