Mohon tunggu...
Tri Sapta Mw
Tri Sapta Mw Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis untuk menambah pengetahuan. Amunisi menulis adalah membaca.

Bekerja di Sekolah Tetum Bunaya Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Lagu Sajadah Panjang Mengajak Refleksi Diri

26 Maret 2024   23:33 Diperbarui: 26 Maret 2024   23:49 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok pri Sajadah Pemberian Nini (Nenek)

Angkatan gen x pasti mengenal lagu Sajadah Panjang, sebab dipopolerkan  tahun 1984, oleh Bimbo, tepatnya oleh Jaka Bimbo dan lirik oleh Taufik Ismail. Setiap Ramadan sering diperdengarkan di mall-mall. Ketika mulai menulis dan mencari  subyek tulisan Ramadan Bercerita untuk hari ke 16, saya langsung teringat lagu Sajadah Panjang.Lagu religi dinyanyaikan kembali oleh group musik Gigi tahun 2006, Sheila on 7, Noah dan Yovie dan The Nuno. Masing-masing menyanyi berdasarkan karakter bermusik mereka. Tetap terdengar maknyes dihati. Mengingatkan perjalanan sholat dari  belajar sholat hingga nanti bila saatnya menghadapNya.Terasa disentil oleh lagu ini. Sering melalaikan waktu sholat. Padahal bila sudah waktunya tak akan bisa lagi menghamparkan sajadah.
Nenek saya meninggal tahun 1996, beliau pernah memberi saya sajadah pesan  beliau sering-sering digunakan agar pahalanya sampai ke beliau.
Sajadah artinya tempat bersujud jadi maknanya tak sekadar selembar kain tetapi benar-benar hati kita bersujud. 


Bait pertama:
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati


Verse pertama dari lagu religi ini, ada  sajadah panjang seperti lini masa hidup. Mulai  start di kehidupan hingga finish di akhir hidup.  Mengingat yang sudah berlalu banyak kesalahan ada yang sudah dikoreksi dengan istigfar ada yang tidak bisa. Kadang dapat memproyeksikan diri agar selalu mengingat Allah melalui sajadah simbol sujud pada Allah.


Bait kedua:
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekadar interupsi


Banyak media nasional online menyatakan bahwa setiap sujud maka  darah kaya nutrisi mengalir ke otak. Setiap lima waktu dalam sholat memang waktu kritis otak untuk dituang kembali darah bernutrisi. Sujud juga mengurangi sakit pinggang.
Disela-sela mengejar dunia kadang manusia lupa, charge semangat dengan sholat. Padahal Sholat adalah sumber semangat setelah lelah bekerja atau belajar.


Bait ketiga
Mencari Rejeki mencari lmu  
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba

Bait ini membuat saya mengukur diri. Indikator seorang muslim untuk menegakkan sholat adalah menyegerakan sholat tak berapa lama setelah azan. Juga azan sebagai pengingat bahwa diri tak ada apa-apanya. Allahu Akbar Allah Maha Besar.


Bait keempat
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud  tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau sepenuhnya


Tak lepas kening hamba mengingatkan diri sering terburu-buru  dalam bersujud. Posisi diri serendah-rendahnya bahwa Allah yang Maha Tinggi. Mengevaluasi diri sudahkah Allah tempat mengadu,  tempat meminta pertolongan. Bahwa Allah senang bila hambaNya meminta tolong atau berdoa.


Dalam bulan Ramadan 2024, lagu religi ini mengingat kembali untuk tetap mengingat Allah dalam setiap kondisi. Semoga kita semua selalu semangat hingga akhir waktu, ditepi kubur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun