Mohon tunggu...
36_Nurul Fitri Ramadhani
36_Nurul Fitri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Nurul Fitri Ramadhani. Saya mahasiswa dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Prodi tadris matematika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Anak Diskalkulia Itu Tidak Pandai?

13 Desember 2022   11:21 Diperbarui: 13 Desember 2022   11:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Halooo... Assalamulaikum sahabat semua. Gimana kabar hari ini, pada sehatkan? Alhamdulillah.. harus sehat dong, meskipun lagi sibuk, tetap harus jaga kesehatan ya. Kesehatamu itu loh penting hehehe.. Ooo iya... sahabat pernah punya temen, atau anak didik atau siapa gitu yang memiliki gangguan belajar? Kalau ada, sahabat pernah mengira gak sih kalau anak dengan gangguan belajar itu adalah anak yang tidak cerdas? Oke kita bahas bareng-bareng ya. Yuk disimak...

           Dulu waktu saya masih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, ada salah satu teman saya yang memiliki gangguan belajar yaitu gangguan belajar menghitung atau biasa disebut Diskalkulia. Dia sering tuh dikatain tidak cerdas oleh teman-teman yang lain, karena ketika dia belajar menghitung bersama dengan anak-anak yang lain, dia yang kurang cepat dalam memahami itu. Di sekolah temanku ini juga diberikan kelas yang memang dikhususkan untuk anak yang memiliki gangguan belajar.  

           Ada yang tau nggak, Diskalkulia itu apa? Diskalkulia itu merupakan gangguan pada pelajaran berhitung pada umumnya berkaitan dengan manipulasi kali-bagi-tambah-kurang yang merupakan dasar-dasar dalam ilmu matematika dalam bilangan puluhan. Gangguan berhitung ini umumnya disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi dasar (syararat umum berketertampilan belajar). Terutama gangguan pada kemampuan penyusunan dan perangkaian skema.

         Terus anak dengan gangguan belajar menghitung ini tidak pandai dong dalam semua hal? Lohhh ini yang kadang masih banyak disalah artikan,. Anak diskalkulia ini masih bisa dalam melakukan analisa dari bunyi-bunyian dan kata-kata. Buktinya teman saya ini pandai dalam bidang seni tari, bernyanyi, bahkan dia bisa menghafal al-qurn lho... Di dalam kelas, nilai dia juga gak jauh beda tuh dengan nilai teman-teman yang lain. Hanya saja dia kurang dalam memahami belajar menghitung. Dia telah mengalami ganguan belajar menghitung ini sejak dia masih menduduki bangku sekolah dasar.

Biasanya anak yang mengalami ganguan belajar ini memliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Kemampuan pemahaman bilangan yang kurang. Pemahaman bilangan merupakan dasar-dasar dari kemampuan dan keterampilan lainnya. Bilangan juga akan memberikan pengertian tentang ukuran, benda satu lebih besar daripada benda lain. Maka diperlukan alat ukur objektif, seperti meter, centimeter, kilometer, dan sebagainya.
  • Sering salah menghitung. Jika seorang anak yang memiliki gangguan belajar mengitung ini diberikan pertanyaan (11-4=8, melalui 11,10, 9, 8) salah menghitung ini karena kurang dalam kemampuan menghitungnya. Biasanya si anak ini selalu menghitung dengan menggunakan jari-jari nya, tapi jika bertemu dengan angka yang lebih besar, dia memerlukan alat bantu.
  • Kemampuan formulasi dan kinerja yang kurang. Sering kali pada saat memasuki sekolah, belajar menghitung dimulai dengan menuliskan angka-angka padahal anak-anak masih belum paham dari materi tersebut. Maka anak yang memiliki gangguan belajar ini menganggapnya sebagai trik abstrak tanpa mengetahui maksud dari itu semua. Permasalahan ini bisa diatasi dengan cara belajar berhitung menggunakan cerita.
  • Berhitung dan ganguan proses informasi. Anak-anak yang memiliki gangguan proses informasi umumnya mengalami kesulitan yang besar dalam beberapa tahap yang memerlukan pemrosesan yang bersamaan dengan informasi lainnya. Anak yang mengalami gangguan proses informasi pada tingkatan intelegensia tertentu, akan lebih mengalami kesulitan bila diikuti dengan buruknya keterampilan dasar-dasar proses informasi. Misalnya pembagian, persentasi, hitungan decimal, dan matrikulasi. Untuk mengerjakan hal ini menjadi suatu pekerjaan yang otomatis akan membutuhkan energi dan waktu.
  • Kekurangan dalam pemahaman analogi pada sistem puluhan. Kesulitan terakhir dalam pelajaran berhitung adalah pengetian tentang bagaimana sistem hitungan dibangun yang banyak memnggunakan sistem analogi.

         Nahhh.. ini biasanya ciri-ciri anak yang mengalami gangguan belajar menghitung. Maka dari itu jika anak tersebut mengalami seperti ini, sebagai orang tua harus mengetahui apa saja yang dilakukan. Contohnya sepeti mengenali gaya belajar pada anak, mendiskusikan dengan guru yang ada di sekolah, sering memuji anak atas usaha yang telah dikerjakan, dan ini yang paling penting yaitu membantu anak dalam mengontrol emosinya supaya tidak panik dalam belajar menghitung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun