Dalam dunia kesehatan, Laboratorium merupakan salah satu unit kesehatan yang memiiki fasilitas untuk melakukan berbagai jenis analisis, eksperimen, dan pemeriksaan yang dilengkapi dengan teknologi canggih. Hal tersebut termasuk dalam sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Profesi pada laboratorium medik dinamakan Analis Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) yang berperan dalam persiapan sample dari cairan atau jaringan tubuh manusia sehingga dapat mendiagnosa penyakit pasien dan membantu jalannya peyembuhan penyakit yang sudah diatur. ATLM secara tidak langsung membantu dokter untuk memastikan diagnosa dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium. Profesi ini bisa didapat jika seseorang telah menyelesaikan studi Diploma (D3) atau Sarjana Terapan (D4) dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti legalitas untuk melakukan praktik.
Laboratorium memiliki berbagai cabang ilmu, salah satunya adalah patologi anatomi yang secara khusus menangani kelainan struktur sel dan jaringan pada pemeriksaanya, di mana pasien memerlukan surat tertulis dari dokter spesialis patologi anatomi untuk melakukannya. Pemeriksaan patologi anatomi memiliki peran peting dalam menentukan tumor dinyatakan jinak atau ganas (kanker), hal tersebut juga tidak terlepas dari keberhasilan penelitian yang melibatkan ilmu kedokteran.
Pemeriksaan laboratorium patologi anatomi terbagi mejadi dua komponen besar pelayanan laboratorium, yaitu pemeriksaan histopatologi dan sitopatologi. Pada pemeriksaan histopatologi diagnosis didasarkan dari hasil pemeriksaan rutin morfologi sel dan struktur jaringan, sedangkan pemeriksaan sitologi, skrining yang cukup populer, dilakukan untuk kasus yang berpotensial menjadi sel ganas, seperti kasus keganasan leher rahim (kanker serviks). Selain itu, pemeriksaan tumor dapat didiagnosa dengan pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus (AJH) yang relatif lebih murah, mudah aman, dan minim invasif sehingga dapat dijadikan sebagai atlternatif seseorang untuk mendiagosis benjolan yang muncul. Akan tetapi, pemeriksaan AJH ini tidak spesifik medeteksi jinak atau ganas (kanker) sehingga untuk mengetahui keganasan tumor  diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti CT dan MRI untuk memberikan detail gambar dari benjolan, serta AFP untuk mengukur kadar protein tertentu yang terkait dengan kanker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H