Pengelolaan sampah selama ini hanya dilakukan oleh petugas pemerintah dengan urutan dari sumber sampah menuju TPS dan pada akhirnya ke TPA. Perhatian utama pemerintah tersita pada TPA dan masyarakat tinggal membuang sampahnya. Padahal keberadaan TPA banyak menimbulkan dampak negatif seperti konflik dengan masyarakat dan pencemaran. Sampah TPA yang tertimbun bisa saja tidak terjadi pembusukan karena masyarakat tidak berpikir secara kritis bahwa sampah rumah tangga yang di bungkus plastik dapat menghambat pembusukan sampah (bercampur antara organik dan anorgaik).
Peningkatan jumlah sampah mengakibatkan semakin kompleksnya masalah untuk mengelola sampah. Pengelolaan sampah akan gagal saat sampah jumlahnya terlalu banyak, berada di tempat yang salah, tidak cukup dekat dengan tempat menjual sampah, atau tidak didaur ulang dengan cukup. Solusinya terletak pada  mendesain ulang produk, kemasan, dan proses sehingga sesuai untuk input ke dalam rantai nilai, serta melakukan pengurangan sampah plastik dan limbah organik.
Daur ulang sendiri merupakan proses mengubah sampah menjadi material yang dapat digunakan kembali. Ini mengurangi kebutuhan akan bahan mentah baru dan mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Strategi daur ulang yang efektif melibatkan beberapa langkah yaitu sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya daur ulang, engembangan teknologi baru dalam daur ulang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk daur ulang, pengembangan teknologi baru dalam daur ulang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk daur ulang dimana teknik kimia dan biologis yang dapat membuka peluang baru.
Pengurangan sampah plastik dapat mengurangi dampak lingkungan dimana plastik yang tidak terurai dapat mencemari lautan, membahayakan satwa liar, dan merusak ekosistem. Strategi pengurangan sampah plastik melibatkan beberapa pendekatan yaitu dengan cara Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi dapat dijadika nalternatif. Beberapa barang pengganti plastik sekali pakai seperti kantong kain, botol kaca, dan alat makan berbahan biodegradable. Selai itu, dapat dilakukan juga inovasi material sebagai barang pengganti yang dapat mengurangi ketergantungan.
Pengelolaan limbah organik dengan memanfaatkan sumber daya. Limbah organik, yang mencakup sisa makanan dan bahan-bahan biologis lainnya, dapat menjadi sumber daya berharga jika dikelola dengan benar. Strategi pengelolaan limbah organik dapat dilakukan dengan cara melakukan proses komposting yang mengubah limbah organik menjadi pupuk alami, tindakan tersebut dapat mengurangi volume sampah dan meningkatkan kualitas tanah. Lalu, tidak lupa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat komposting dan memberikan insentif untuk program pengelolaan limbah organik dapat meningkatkan partisipasi dan efektivitas pengelolaan.
Untuk strategi pengelolaan sampah yang lebih baik, pendekatan yang terpadu dan partisipatif diperlukan. Tiga pilar utama yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak sampah pada lingkungan adalah daur ulang, pengurangan sampah plastik, dan pengelolaan limbah organik. Kita dapat membuat sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, menerapkan kebijakan yang mendukung, dan menggunakan teknologi baru. Untuk mencapai tujuan ini dan menjaga Bumi untuk generasi mendatang, upaya kolektif dari individu, masyarakat, industri, dan pemerintah sangat penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H