[caption id="" align="aligncenter" width="524" caption="Pemuda LDII Kab. Gowa di Puncak Bawakaraeng, sumber : Luki Ahmadi Hari Wardoyo "][/caption]
GOWA - Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan menguras tenaga, akhirnya 17 orang Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kab. Gowa, Sulawesi Selatan berhasil menginjakkan kakinya di Gunung Bawakaraeng.
Pendakian menuju puncak gunung yang secara geografis terletak pada 119° 56 ‘40″ BT ; 05°19′ 01″ LS itu terbilang istimewa. Alasannya, perjalanan dilakukan masih dalam suasana Idul Fitri, Bulan Syawal 1435 Hijriyah.
Ke-17 lelaki tersebut berturut-turut : Luki Ahmadi Hari Wardoyo, Anji Muhamad Saputra, Awal Rohmat Iman, Anom, Putra, Irphan Firdaus, Herry Jaisyan Khoiri, Rojo Wicaksono Hari Wardoyo, Fauzan Adzima Hari Wardoyo, Rizal Fauzi Luthfiana, Muhammad Taslim, Abdul Fijai, Kalingga Hari Wardoyo, Novan, Ilyas, Adi, dan Risal Hadi Saputra.
Di gunung yang tingginya 2845 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut, ke-17 pemuda yang paling tidak 2 kali seminggu mengkaji Quran dan Hadis tersebut mengibarkan sang saka merah putih. Selain itu, bendera hijau bertuliskan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) juga dengan bangga mereka bentangkan.
Para pendaki memulai perjalanannya pada Rabu (30/7/2014) siang. Mereka berangkat meninggalkan basecamp, Pelataran Masjid Nurul Jihad, Jalan Yusuf Bauty, Sungguminasa menuju Dusun Lembanna. Jarak tempuh yang harus dilalui sejauh 70 km dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam perjalanan.
Dari Dusun Lembanna, dimalam hari, para pendaki menuju pos 1. Pada Jumat (1/8/2014) siang, mereka melaksanakan shalat jumat secara berjamaah di Pos 7.
[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Meski mendaki tapi tetap Shalat Jumat, sumber : Luki Ahmadi Hari Wardoyo "][/caption]
Akhirnya, dalam keadaan aman, selamat, lancar dan barokah, ke-17 Pemuda LDII tersebut tiba di Puncak Bawakaraeng pada Jumat (1/8/2014) sore.
Tidaklah mudah untuk mencapai puncak tertinggi ke-5 di Sulawesi Selatan tersebut. Setidaknya, pendaki harus melewati 10 pos untuk sampai ke puncak. Apalagi pendakian dilakukan dimalam hari. Petualangan yang cukup beresiko sebenarnya. Namun, pada akhirnya, ada rasa haru dan bangga ketika telah berhasil menyelesaikan perjalanan yang begitu menantang.
Saat ditanya mengenai tujuan pendakian, Luki Ahmadi Hari Wardoyo, salah satu pemuda LDII yang ikut dalam pendakian, menyampaikan alasannya. “Pertama, pergi silaturahim ke warga binaan LDII Malino sampai ke daerah Tombolo. Sekalian buat ngisi liburan pengajian,” jelasnya.
Selain itu, menurut Luki, mendaki sama halnya berolahraga. “Anak-anak bikin rencana mendaki Gunung Bawakaraeng, buat kesehatan ji juga sekalian refreshing,” lanjutnya.
Luki menambahkan, mendaki Bawakaraeng sudah menjadi agenda tahunan. “Sudah tiga tahun mi berturut-turut, setiap libur lebaran anak-anak memang selalu mendaki. Buat ngisi liburan,” tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H