Bagi masyarakat Gowa, kata Bili-Bili tidaklah asing ditelinga. Bili-Bili lekat dengan nama sebuah bendungan. Bendungan Bili-Bili, itulah namanya. Bendungan ini terletak di Desa Bili-Bili, Kec. Parangloe, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan.
[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Bendungan Bili-Bili dimusim kemarau, dok. pribadi"][/caption]
Bendungan Bili-Bili berjarak 35 km dari Kota Makassar. Bili-Bili sendiri memiliki luas waduk sebesar 40.428 hektar. Bendungan tersebut dulunya diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri pada tahun 1999. Air waduk Bili-Bili berasal dari Gunung Bawakaraeng. Air dari Bendungan Bili-Bili kemudian menyatu dengan Sungai Jeneberang dan Sungai Jenelata. Air Sungai Jeneberang kemudian mengarah ke Pantai Tanjung Bayang, Barombong.
Bili-Bili memiliki manfaat yang besar bagi warga Gowa dan Makassar. Bili-Bili menyediakan sumber air bagi PDAM Kab. Gowa dan Makassar. Bendungan ini juga mencegah banjir di kedua daerah itu. Pada musim kemarau, fungsi Bili-Bili sangatlah terasa bagi penduduk. Tak sampai disitu, Bili-Bili juga memiliki fungsi wisata.
Tak heran jika Bili-Bili juga memiliki panorama yang sedap dipandang mata. Disekiar bendungan ini terhampar perbukitan landai. Jika anda berpergian dari atau menuju Malino, maka Bili-Bili akan nampak didepan pandangan anda.
Jika anda singgah di bendungan dalam keadaan perut kosong maka anda tak perlu kuatir. Terdapat destinasi kuliner yang cukup terkenal di sekitar Bendungan Bili-Bili. Warung makan yang bernuansa lesehan. Lokasi lesehan berjarak sekitar 1,5 km dari pintu gerbang kantor jaga bendungan.
Disana anda dapat mencicipi berbagai jenis ikan. Mulai dari Ikan Patin, Ikan Mas, Ikan Lele, hingga ayam kampung. Penulis mencoba berkunjung kesana pada akhir Januari 2014 yang lalu.
Sesaat setelah tiba di lokasi, penulis berkeliling sejenak disekitar warung lesehan. Disana berjejer beberapa warung makan. Semuanya dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Bahkan, Pemkab Gowa sengaja tidak menarik retribusi kepada pemilik warung lesehan. Itu semua untuk meningkatkan pendapatan warga sekitar lokasi.
Setelah puas berkeliling, saya memesan satu porsi makanan di lesehan milik Ibu Cinnong. Untuk mendapat satu porsi hidangan, anda perlu menyiapkan kocek senilai Rp. 35 ribu.
Sambil menikmati hidangan tersedia, saya melempar pandangan kearah Bendungan Bili-Bili. Tampak dikejauhan, dam yang menahan air berdiri kokoh.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, hidangan yang membuat saya penasaran telah tertata di depan meja. Ada 2 buah ikan nila bakar yang sebesar 4 jari tangan orang dewasa. Wangi ikan yang baru saja dibakar masuk ke dalam hidung. Ditambah sebakul nasi yang uapnya masih mengepul dan tumis kangkung yang baru saja diangkat dari wajan.
Sebagai pemicu selera makan, pemilik lesehan menyiapkan irisan mangga muda dan sambal colek. Tak sabar lagi rasanya menahan lidah untuk icip-icip. Saya pikir harga seperti itu sebanding dengan menu yang ditawarkan. Apalagi ditembah pelayanan yang sangat ramah.
Saat saya mencoba mencubit ikan, sensasi lembut begitu terasa. Apalagi irisan mangga dan sambal coleknya begitu menggoda. Ikan dan nasi panas yang ada dibakul rasanya tak akan habis, pikirku. Dan benar saja, saya hanya mampu menghabiskan 1 ekor nila.
Saat penulis menikmati hidangan, serombongan wisatawan juga sedang menikmati segarnya ikan nila di tempat yang sama. Mereka datang dari Makassar dan akan berwisata ke Malino. Sebelum melanjutkan travelling ke Malino, mereka santap siap warung yang ramai pada Sabtu dan Minggu itu.
Saat sedang duduk menikmati panorama dari kejauhan tampak merapat sebuah perahu nelayan. Seorang bapak nelayan pencari ikan berada diatas perahu. Ditangannya seikat ikan nila yang baru saja ia jaring. Ukurannya terbilang jumbo. Sama seperti yang baru saja aku santap.
Saat anda singgah ke Bili-Bili, maka tak ada salahnya singgah ke lesehan ini. Dari arah Makassar, lokasinya berada di sisi kanan jalan. Nikmati segarnya ikan nila di tepi waduk.
Penulis belajar di LDII.
Makassar, Selasa 4 Februari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H