Mohon tunggu...
Zacky Maulana
Zacky Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Muhammadia Surabaya

Belajar membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

SANDUR BOJONEGORO: Mengenali Budaya dan Tradisi Kesenian Sandur Bojonegoro

29 November 2024   18:23 Diperbarui: 29 November 2024   18:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandur & Sumber: Foto Pribadi

APA ITU KESENIAN SANDUR BOJONEGORO?

Salah satu kesenian khas bojonegoro yaitu, Sandur Bojonegoro. Bojonegoro adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, dikenal dengan kekayaan budayanya. Kesenian Sandur Bojonegoro merupakan kesenian asli dari Kabupaten Bojonegoro yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) pada tahun 2018.Sandur ini berasal dari desa Ledok Kulon. Sandur Bojonegoro pada mulanya berasal dari hiburan masyarakat seusai lelah seharian bekerja di sawah kemudian berkembang menjadi produk kesenian yang bertumpu pada upacara ritual. Kesenian Sandur Bojonegoro ini memiliki unsur cerita (drama), tari, karawitan, akrobatik (kalongking) dan juga terdapat unsur mistis, karena dalam setiap pementasannya selalu menghadirkan roh halus. Cerita drama yang dibawakan diambil dari cerita lokal warga setempat, dan drama yang dibawakan menggunakan bahasa Jawa Ngoko tetapi tidak jarang juga menggunakan bahasa Jawa Krama. Selain itu Tarian yang dibawakan dengan didampingi lagu jawa juga sangat menarik. Penarinya dapat menari dengan sangat lihai dan indah. Biasanya acara kesenian Sandur Bojonegoro ini diadakan di lapangan yang luas dengan lampu penerangan dari obor yang mempunyai lebih dari 3 lubang untuk menyalakan apinya. Obor yang terbuat dari bambu ini kemudian dipasang mengelilingi tempat diadakannya pertunjukan kesenian Sandur Bojonegoro. Selain obor, terdapat sesaji seperti, beras, dupa, cikalan yang bagian tengahnya diberi gula merah, dan dua macam kembang . Sesaji itu digunakan sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih kepada leluhur atas apa yang dimiliki saat ini.Acara ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang dicapai. Seni pertunjukan Sandur Bojonegoro ini merupakan perpaduan antara tari dan teater tradhisional. Kesenian Sandur Bojonegoro ini masih terus berjalan meskipun berada di tengah era modernisasi. Antusias masyarakat sekitar terhadap kesenian Sandur Bojonegoro yang membua kesenian ini tetap dikenal dan tidak hilang. Masyarakat sekitar berhasil menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka hingga saat ini.

Mengenal lebih dalam Rangkaian Kesenian Sandur Bojonegoro

Sandur mempunyai satu cerita yaitu, hanya menceritakan tentang pertanian berdasarkan cerita atau mitos dari desa tersebut. Pertunjukan kesenian Sandur Bojonegoro ini diawali dengan tarian Jaranan dan diakhiri atraksi Kalongking yang sangat menegangkan. Kesenian Sandur Bojonegoro ini ditampilkan oleh lima lakon pakem atau lima tokoh yaitu, Germo, Cawik, Balong, Pethak, dan Wak Tangsil. Alat musik yang digunakan adalah Gong Bumbung dan sebuah kendang batangan. Selain itu juga ada nyanyian tembang yang dibawakan pemainnya. Tembang dinyanyikan untuk  menggiringi keluar masuknya pemain dibarengi dengan suara gong dan kendang. Namun  banyak yang mengatakan bahwa tembang ini tidak hanyak berfungsi sebagai penggiring keluar masuknya pemain,  tetapi juga sebagai mantra pemanggil roh halus. Rangkaian acara Kesenian Sandur Bojonegoro ini dari awal hingga akhir terdiri dari delapan adegan yang dibagi menjadi tiga tahap. Dalam setiap pergantian tahap selalu ditandai oleh tembang.Dalam pementasan kesenian Sandur ini, selalu diselipkan kata kata pepatah yang bermaksud untuk menasehati manusia bahwa hidup di dunia ini tidak boleh sombong, harus berhati-hati, harus rukun satu sama lain karena kita hidup sebagai makhluk sosial. Pada kesenian ini banyak menceritakan sifat-sifat manusia. Kesenian Sandur ini tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga memiliki nilai didalamnya. Seperti nilai edukatif, moral, keindahan, religious, dan seni. Kesenian Sandur ini berfungsi sebagai pembangun dan pemelihara kebersamaan serta dapat menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Busana yang dikenakan oleh pemain juga mempunya maksud dan makna tersendiri. Para penari mengenakan kostum yang penuh warna yang juga mencerminkan identitas budaya Bojonegoro. Pada akhir kesenian Sandur Bojonegoro ini ditutup dengan atraksi yang sangat mengejutkan dan menegangkan. Adegan itu disebut "kalongking". Atraksi ini sangat dinantikan oleh masyarakat diantara rangkaian-rangkaian pertunjukkan kesenian sebelumnya. Pada atraksi ini pemain kalongking berputar-putar dan berjoget dengan kepala dibawah diatas tali dengan 2 bambu yang menopang. Sebuah adegan akrobatik yang  keahlian khusus, karena adegan ini sangat berbahaya.

Upaya Pelestarian Kesenian Sandur Bojonegoro

Kesenian di Sandur Bojonegoro bukan sekadar hiburan, tetapi merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakatnya. Saat ini Kesenian Sandur Bojonegoro sudah menjadi sebuah pertunjukkan yang disajikan untuk ditonton oleh masyarakat luas. Jadi tidak hanya masyarakat setempat saja yang dapat menikmati pertunjukkan ini. Kesenian Sandur Bojonegoro ini dibawakan dengan sagat seru dan menantang. Seperti yang sudah terjadi di Gedung Cak Durasim Surabaya, lebih tepatnya di halaman Taman Budaya Jawa Timur yang berlokasi di Jl. Genteng Kali No.85, Genteng, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 Oktober 2024. Pada saat itu pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan pariwisata Jawa Timur UPT Taman Budaya berkerjasama dengan pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk menggelar kesenian Sandur Bojonegoro. Acara ini dibuka untuk masyarakat umum yang berminat untuk hadir mengikuti acara ini. Disediakan 300 tempat duduk untuk umum dan tanpa dipunggut biaya. Acara tersebut berjalan lancar dan dihadiri banyak orang terlihat halaman Gedung Cak Durasim Surabaya cukup penuh dan rame pada malam itu. Terdapat banyak lampu warna-warni yang  menghiasi sekeliling halaman Gedung Cak Durasim. Mereka juga terlihat sangat menikmati pertunjukan kesenian yang dihadirkan dalam acara tersebut. Hal tersebut tentunya menjadi kebanggaan tersendiri karena hingga saat ini masih banyak orang yang berminat untuk mengikuti acara kesenian daerah. Itu salah satu contoh upaya pelestarian budaya agar tetap dikenal dan tak terlupakan meskipun zaman terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun