Mohon tunggu...
Sintia Dwi Anggraeni
Sintia Dwi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Olahraga Sehat Turunkan Depresi Pasien HIV/AIDS

8 Juni 2022   21:44 Diperbarui: 8 Juni 2022   21:53 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Olahraga membuktikan pengaruh yang positif terhadap kekebalan tubuh. Selain itu, beberapa penelitian melaporkan bahwa olahraga dengan tingkat sedang bisa menurunkan depresi, termasuk pasien HIV/AIDS. Penelitian yang dilakukan oleh Misutarno (2006) menunjukkan bahwa latihan sebagai aktivitas fisik berdampak pada psikologis pasien HIV/AIDS berupa ketenangan dan kegembiraan. Oleh karena olahraga dapat merangsang pengeluaran hormon endorfin dan enkefalin sehingga latihan teratur membuat seseorang merasa lebih terjaga dan tingket stres berkurang (Nursalam dan Kurniasari, 2017; WHO dan FAO, 2002).

Salah satu olahraga sederhana yang dapat menurunkan gejala depresi yaitu olahraga yoga. Tidak hanya kesehatan fisik, yoga juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental, seperti meningkatkan suasana hati menjadi lebih baik serta membantu mengelola gejala kecemasan, stres, dan depresi. Melalui penelitian RCT terhadap 50 wanita, diketahui bahwa dengan melakukan yoga 30 menit perhari selama tiga puluh hari dapat memperbaiki depresi berat (Khumar, Kaur, 1993). Sungguh, jika kegiatan latihan yang dilakukan secara teratur akan berdampak dalam meningkatkan mood, menghilangkan ketegangan, menyebabkan relaksasi, serta menurunkan kecemasan dan stres. Selain itu, dalam penelitian Woolery dkk.(2004) juga menyatakan bahwa dengan olahraga yoga dapat menurunkan skala depresi.

Tidak kalah dengan olahraga aerobik yang meliputi jalan santai, jogging, naik turun tangga, berenang, bersepeda dan latihan kekuatan lainnya. Selain itu, kombinasi olahraga aerobik dengan olahraga lainnya juga dapat dilakukan dan terbukti bermanfaat bagi pasien HIV. Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa melakukan olahraga aerobik tiga kali seminggu selama 1,5 jam dengan jeda hari terbukti meningkatkan kualitas hidup penderita pasien HIV. Tingkat depresi menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kualitas hidup. Dimana semakin tinggi kualitas hidup maka tingkat depresi normal atau tidak mengalami depresi.

Namun, olahraga sebaiknya dipilih sesuai kondisi pasien. Dimana pasien dapat memilih olahraga yang menyenangkan baginya dan bisa dilakukan secara teratur agar tidak menimbulkan stres. Lebih-lebih lagi jika dilakukan secara bersama-sama dengan kelompok di komunitas. Dengan olahraga bersama, dapat mempengaruhi kemauan pasien untuk terus berolahraga (Montgomery dkk, 2017). Hal positif lainnya pasien dapat saling berkomunikasi, mendapat pengetahuan dan relasi, meningkatkan persepsi yang benar tentang olahraga, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun