[caption id="attachment_108767" align="alignleft" width="300" caption="Pembuatan jembatan Layang di Kelok 9, Sumbar, apakah ini merupakan kegiatan juga bisa menyebabkan musibah ??? ( Dok. Pribadi )"][/caption] Sebelum penciptaan Nabi Adam ‘alaihi salam, Malaikat memprotes Allah sehubungan dengan akan diangkatnya Manusia sebagai khalifah di muka bumi. T                :  Hai para Malaikat Aku akan mengangkat manusia sebagai khalifah dimuka bumi. M               :  Ya Allah mereka (Manusia) hanya                        akan bikin kekacauan, kerusakan,                  :  penghancuran dibumi Ya Allah                 apakah tidak cukup kami yang selalu                 :  bertasbih, bertahmid dan patuh kpd                  :  Mu Ya Allah                                    T               :  Aku lebih tahu dari pada kamu. Apa yang disampaikan Malaikat kepada Tuhan dalam dialog tersebut, telah menjadi kenyataan, kita lihat pertumpahan darah dalam perang antar negara, antar propinsi, antar kampung dan Nagari, bahkan antar individu dalam suatu Keluarga; kita lihat manusia merusak alam dengan menebang pohon - pohon; kita lihat kelompok-kelompok tertentu meledakkan bom hingga merusak bangunan,dan lingkungannya dan menyebabkan kematian orang, dan lain sebagainya Apakah ini berarti Malaikat lebih tahu dari pada Tuhan ? Tidak, Tidak, sebab Tuhan telah berfirman dalam Al Qur'an surat Ar Rum (30) ayat 41        : Zoharol fasadu filbarri walbahri bimaa kasabat aidinnasi liyuziiqohum ba'dhallazii ‘amiluu la'allahum yar ji'uun. (Telah nampak kerusakaan didarat dan dilaut, Disebabkan perbuatan tangan manusia. Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatannya, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). Tentu banyak diantara kita yang bertanya-tanya apa yang telah saya perbuat atau apakah saya ikut terlibat sebagai penyebab dari musibah yang beruntun menjarah persada tanah air tercinta ini ??? Untuk menganalisa pertanyaan ini mari kit melihat beberapa contoh kecil disekitar atau apa yang telah kita lakukan sebagai berikut                               : 1.      Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa pasti senang makanan kecil seperti permen, biskuit, sosis, mie dan sejenisnya dan lain-lain. Selesai mengambil isinya, bungkus makanan ini sebagian besar kita membuangnya sembarangan, sebagain besar bungkus dari snack ini umumnya terbuat dari plastik atau komponen-komponen yang sukar hancur atau dihancurkan. 2.      Para perokok, yang pada sebatang rokok itu menurut ahlinya mengandung 400 macam racun, 8 diantaranya berbahaya, dianatara yang delapan ini ada dua yang sangat berbahaya yg bisa menyebabkan sakit pada Paru-paru, jantung, dan janin dalam kandungan, yang pada filternya menurut penelitian terbaru mengandung komponen daging babi. Bahaya rokok ini lebih besar terhadap lingkungannya (anak, isteri, saudara, bapak, ibu atau teman yg tidak merokok) dibandingkan kepada perokoknya sendiri. 3.      Memakan harta yg bukan milik kita semisal korupsi (nggak usahlah kita lihat korupsi seperti yg dilakukan Gayus dan rekan), hampir semua kita pegawai negeri atau swasta, pejabat kecil atau pejabat besar, melakukaannya dan hasil korupsi ini diberikan kepada keluarga ( anak, isteri, saudara dll), menurut agama ini akan besar akibatnya karena dapat menghasilkan generasi yang dibesarkan dg makanan yg subhat malah barangkali haram, generasi ini mempunyai berbagai perangai yang suka merusak. Itulah beberapa contoh kecil yang telah kita lakukan ( berarti kita ikut terlibat sebagai penyebab musibah ) yang secara pelan tapi pasti telah menimbulkan bencana bin musibah di muka bumi ini, tentu sebagai makhluk berakal yang diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini kita perlu melakukan tindakan-tindakan untuk mencegahnya. Apakah  tindakan yang bisa kita lakukan? Saya akan coba bahas dalam postingan berikutnya. Fa'tabiru ya ulil absor la'allakum turhamun; jadikanlah ini i'tibar hai orang yang berpikiran, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang menang. Salam 34rs, Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H