Kejuaraan Multi Event seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games atau PON biasanya dilkaksanakan pada suatu lokasi (Kota). Malah yang lazim adalah suatu even dilaksanakan di dua atau lebih lokasi seperti Piala Dunia 2006 yang diselenggarakan di Jepang dan Korsel atau Piala Eropah yang baru dalam tahap penjajakan atau diajukan untuk dilaksanakan di dua negara seperti Belanda dan Belgia.
Tapi “Luar Biasa”, Sumatera Barat nampaknya sudah lebih maju atau bisa jadi perintis untuk suatu kebiasaan baru dalam menyelenggarakan suatu kejuaraan “Multi Event”, pada “Multi Lokasi”.
Pekan Olah Raga Propinsi (PORProv), yang dulu dikenal dengan nama PORDA (Pekan Olah Raga Daerah) Sumbar tahun ini yang pada awalnya direncanakan dilaksanakan disuatu lokasi (Lubuk Basung, Kabupaten Agam) karena beberapa alasan lokasi penyelenggaraannya dipindahkan kehampir seluruh Kabupaten - Kota di Sumatera Barat.
Maksudnya Satu Kabupaten atau Satu Kota diserahi untuk menyelenggarakan satu sampai tiga cabang Olah Raga yang dilaksanakan pada waktu yang bersamaan yaitu dari tanggal 05 s/d 12 Desember 2010.
Sebab utama terjadinya kondisi seperti ini adalah masalah dana, Kabupaten Agam sebagai penyelenggara yang ditunjuk, kehabisan dana karena dana APBD-nya yang direncanakan untuk PORPRov ini tersedot oleh Pilkada yang terpaksa dilaksanakan dua kali karena pada tahap pertama tidak ada calon yang memenuhi perolehan suara minimal 30% + 1, hingga terpaksa dilaksanakan Pilkada ulang antara pemenang suara terbanyak satu dan dua.
Apapun yang kita lakukan pasti ada untung rugi atau kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan Kegiatan Multi Event Multi Lokasi ini.
Salah satu kekurangannya adalah kurang meriahnya acara terutama Pembukaan dan Penutupan yang tetap dilaksanakan di Lubuj Basung, Kabupaten Agam, karena masing-masing cabang Olah Raga atlit dan offisialnya sudah menyebar ke lokasi-lokasi pertandingan, tidak bisa semuanya menghadiri atau ikut pada parade acara Pembukaan atau Penutupan.
Salah satu Keuntungannya adalah, semua Kabupaten-Kota terlatih ntuk menjadi tuan rumah sekali gus peserta dilokasi lain, Kebutuhan Dana tuan rumah menjadi ditanggung bersama oleh setiap peserta, karena setiap Kabupaten-Kota bertindak sebagai tuan rumah dan tamu.
Kekurangan lain adalah update data yang diselenggarakan oleh Media Promosi (Medprom) KONI Sumbar sering berbeda dengan data yg dimilikki masing-masing daerah, mungkin karena lokasi kejuaraan yang sangat banyak dan tersebar di 19 Kabupaten-Kota di Sumatera Barat.
Berdasarkan data yang dikeluarkan MedProm Koni Sumbar sampai jam 21.30 Kamis malam, perolehan medali dikuasai tim ibukota Propinsi Sumbar – Kota Padang – dengan 61 emas, 32 Perak dan 32 Perunggu; disusul kontingen Luha Nan Tuo (Kabupaten Tanah Datar) (22, 24, 28); Pasaman (21, 17, 15); Kota Serambi Mekah (Padang Panjang) (21, 12, 16); dan Bukit Tinggi Kota Jam Gadang (20, 16, 8); sedangkan Kabupaten Kota lain, perolehan medalinya berada dibawah 10.
Pola ini mungkin bisa juga dilaksanakan untuk PON, misalnya penyelenggara Pulau Sumatera atau Pulau Kalimantan dan lain-lain. Salam (34rs)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H