Mohon tunggu...
Syamsurial Sad
Syamsurial Sad Mohon Tunggu... Lainnya - Dibuat dengan sebenarnya sesuai ktp

seorang pria, lahir 13/08, di Pangian-Lintau, Prop. Sumbar. Pensiunan PNS . Tinggal di Koto Baru, Kabupaten Solok, Prop. Sumbar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Mudah Berburuk Sangka

17 Januari 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:48 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13266054981060474315

[caption id="attachment_156064" align="aligncenter" width="400" caption="buruk sangka 2, albintalmuslimah.blogspot.com"][/caption] Sebuah mobil melaju santai di jalan, seorang muda berpakaian rapi duduk mengendali dibelakang stir. Beberapa meter dari sebuah traffic lights lampu hijau berganti kuning, sipemuda tancap gas, sayang menjelang batas lampu menjadi merah, namun sipemuda tetap tancap gas walaupun lampu telah bewarna merah.

Seorang Polantas yg sedang bertugas di traffic lights tersebut melihat kejadian diatas, membunyikan sempritnya karena melihat sipemuda telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan Lalu Lintas di jalan raya. Si pemuda terpaksa menghentikan kendaraannya dan dari kaca spion mobil dia melihat sang Polantas menujuke mobilnya.

Selamat Pagi Pak, sang Polantas menyapa, si Pemuda melihat ke wajah Polantas, ee Thamrin kata si Polantas, angku Boy jawab si pemuda dalam bahasa Minang, asal kedua orang tersebut, untuk sementara mereka terlupa dengan posisi masing-masing, beberapa saat mereka bercerita hilir mudik.

Thamrin yg tadi telah merasa aman, terkaget ketika temannya Boy meminta dia mengeluarkan SIM dan STNK kendaraannya. Wajah Thamrin memerah menahan marah karena menyangka temannya Boy sama dg oknum-oknum polisi yg sekarang banyak mendapat sorotan, kemudian masuk kedalam mobilnya mengambil SIM dan STNK lalu memberikannya pada Boy dg tangan kirinya dan tetap duduk dibelakng stir, sementara Boy setelah menerima surat-surat membawanya ke posnya.

Thamrin lalu menutup pintu mobilnya dan menurunkan sedikit kacanya ketika dia melihat Boy kembali menuju ke mobilnya sambil menenteng SIM dan STNK serta selembar kertas tilang. Boy lalu memasukkan STNK dan SIM Thamrin dan lembaran kertas tilang disela kaca mobil yg hanya diturunkan sedikit oleh Thamrin dan memberi hormat kepada temannya tersebut dan kembali ke tempat tugasnya.

Tanpa senyum dan sapa kepada Boy temannya, Thamrin langsung tancap gas melanjutkan perjalanannya sambil menyumpah dalam bahasa kampungnya. Kalera pajamah, kawan ceknyo, awak ditilangnyo jo, tapi waktu dia memeriksa surat-suratnya dia melihat SIM dan STNK-nya masih ada ditambah dg selembar kertas, berarti dia tidak kena tilang.

Thamrin mengambil kertas yg diberikan temannya tadi, waktu dibukanya didalamnya terdapat tulisan:

Tam, duo tahun nan lalu anak wak maningga diantak oto dilampu merahko, Awak ndak ingin hal ko tajadi jo si Tam, karano tu “PATUHILAH PERATURAN LALU LINTAS, DAN HATI-HATI LAH BERKENDARA.

Your Friend Forever. Boy

Thamrin tapurangah, air matanya menetes, dia telah berburuk sangka pada temannya.

Kisah selanjutnya terserah anda, dg cerita ini saya hanya ingin menyampaikan pesan sebagai berikut:

  1. Jangan Mudah dan Suka Berburuk Sangka
  2. Patuhilah Peraturan apakah anda pejabat, pengusaha yg kaya dan banyak duit ataupun anda seorang rakyat jelata seperti saya.
  3. Tidak semua orang dalam suatu komunitas, organisasi atau lembaga mempunyai perangai jelek.
  4. "Berhati-hatilah kalian terhadap buruk sangka, karena buruk sangka adalah perkataan yang paling dusta."(hadis)

Sampai disni dulu. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun