Mohon tunggu...
Theo Anugrah Sumantri
Theo Anugrah Sumantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya orang yang selalu ceria

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Mata Uang di Kerajaan Hindu-Buddha: Jejak Sejarah dan Kesenian Keuangan

12 November 2023   12:00 Diperbarui: 12 November 2023   12:14 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi juga mencerminkan sejarah, budaya, dan identitas suatu peradaban. Pada masa Kerajaan Hindu-Buddha, sistem mata uang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, mencerminkan kompleksitas struktur sosial, ekonomi, dan kepercayaan spiritual pada masa tersebut.

Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha

Sejarah kerajaan Hindu-Buddha yang mencakup wilayah Asia Selatan dan Tenggara membentuk landasan bagi pemahaman kita tentang bagaimana mata uang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat pada masa tersebut. Sejak zaman kuno, mata uang digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi perdagangan, membiayai proyek-proyek konstruksi megah, dan bahkan menjadi ekspresi seni yang mencerminkan keindahan dan spiritualitas.

Ragam Mata Uang dan Desainnya

Mata uang di kerajaan Hindu-Buddha mencakup berbagai bentuk dan desain yang unik. Koin emas, perak, dan tembaga digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari. Setiap koin sering kali dihiasi dengan gambar-gambar simbolis yang merujuk pada kepercayaan keagamaan dan kebijaksanaan pemerintah. Kesenian keuangan ini bukan hanya sekadar transaksi, tetapi sebuah ungkapan seni yang memperkaya budaya dan warisan sejarah.

Peran Mata Uang dalam Pembangunan Ekonomi

Mata uang di kerajaan Hindu-Buddha tidak hanya sekadar medium tukar, tetapi juga berperan dalam perkembangan ekonomi. Melalui penelitian sejarah dan arkeologi, kita dapat melihat bagaimana sistem mata uang ini mendukung pertumbuhan perdagangan, memfasilitasi hubungan diplomatik, dan menciptakan suatu ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.

Tantangan Pelestarian Warisan

Meskipun warisan mata uang Hindu-Buddha memberikan wawasan yang berharga tentang masa lalu, tantangan pelestarian warisan ini tetap ada. Mata uang kuno menjadi rentan terhadap kerusakan dan perampokan, dan perlu ada upaya serius untuk menjaga dan melestarikannya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

  • Kerusakan Fisik dan Kehilangan Artefak:

    • Mata uang kuno mudah rusak karena faktor alam, seperti kelembaban, suhu ekstrem, atau terkena sinar matahari langsung. Artefak dapat hilang karena pencurian atau perdagangan ilegal.
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun