Mohon tunggu...
aditya purnama
aditya purnama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Moral Generasi Muda Tergerus Masa

5 Februari 2016   14:59 Diperbarui: 5 Februari 2016   15:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari sebuah dilema melihat keadaan negara sendiri. Melihat dengan jelas tunas-tunas yang tidak berkembang dari masa ke masa. Tunas-tunas yang kehilangan jati dirinya, tidak tahu dimana ia berpijak dan tidak pernah memikirkan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Ya, siapa lagi? Sudah pasti jawabanya Generasi muda, generator pembaharuan bangsa, penentu masa depan dan pemacu perkembangan zaman. 

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi generasi muda cenderung membodoh-bodohkan dirinya sendiri. Dilihat dari penggunaan gadget yang berlebihan, generasi muda cenderung memikirkan hal-hal yang instan, mengasyikan, dan tidak melihat lingkungan sekitar. Mereka hanya memikirkan kesenangan mereka saja, tanpa mengetahui dampak dari apa yang akan menimpanya di masa mendatang. Seperti halnya kasus yang saya dengar, salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negri terancam dikeluarkan karena kecanduan game online. Sungguh merupakan hal yang tidak rasional, mereka rela mengorbankan masa depannya hanya untuk kesenangan sesaat.

Generasi anti sosial, dimana rasa kemanusiaan terus-menerus pudar. Sudah jelas memang mereka cenderung apatis terhadap keadan sekitar. Bahkan hal tersebut menimpa generasi muda yang bisa dibilang sukses akademiknya. Pada saat itu, terjadi kecelakaan dihadapan mukannya sendiri, untuk bergerak melihatnya pun enggan, apalagi membantunya, dan mereka malah menyingkir dari tempat tersebut. Mereka tidak mau ikut campur dalam segala urusan yang mereka pikir tidak menguntungkan untuk dirinya sendiri. Lantas hal seperti itukah yang bisa kita harapkan? Sungguh sebuah misteri.

Hilangya rasa hormat dan saling menghargai sesama manusia tertanam dalam diri mereka. Mereka itu cenderung manja dan enggan mengucapkan terima kasih kepada orang lain, bahkan kepada gurunya sendiri berani membentak. Suatu ketika di dalam sebuah angkot saya melihat bahwa untuk menyapa teman satu sekolahnya sendiri tidak mereka lakukan, apa sulitnya untuk mengatakan sesuatu yang baik dan sudah pasti tidak akan merugkan dirinya sendiri, justru menambah relasi dimasa mendatang. Apakah ini gambaran masa depan bangsa? Bangsa yang tidak mau menghargai masyarakatnya sendiri, bahkan negaranya.

Sudah tidak aneh memang ketika kita melihat satu sisi kelam dari generasi muda. Disisi lain tidak semua generasi muda melakukan hal serupa. Sebenarnya siapa yang harus disalahkan, apakah pendidikannya, masyarakatnya, lingkungannya, pemerintahnya atau bahkan generasi mudanya? Sulit ketika menjawab hal tersebut, karena semua komponen berpengaruh. Untuk itu, jadilah generasi muda yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab, cerdas, peka terhadap keadaan sekitar, dan religius. Masa depan bangsa bergantung kepada anda! Generasi yang akan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun