Mohon tunggu...
faozan1626
faozan1626 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Kamu harus bersabar atas apa yang kau benci,agar kau dapati apa yang kau sukai

Selanjutnya

Tutup

Hobby

"Aku Mencintaimu dalam Diam"

24 Juni 2021   10:48 Diperbarui: 24 Juni 2021   10:52 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Buku: "Aku Mencintaimu dalam Diam

Judul : Aku Mencintaimu dalam Diam
Penulis : penakecil_id
Penerbit : TransMedia Pustaka
ISBN : 978-602-1036-45-7
Tahun Terbit : 2016
Tebal: 223 Halaman
Resensor: L. Yuniasari

Sebuah buku yang berisi sekitar lima puluh enam ungkapan (yang sepertinya bukan puisi ataupun pantun, melainkan rangkaian kata dan kalimat).

Perjalanan dalam buku ini berawal dari sebuah penantian panjang, dimana penulis mengungkapkan bahwa sebelum menemukan cintanya lewat raga, ia telah terlebih dahulu menemukannya melalui rangkaian doa. Doa akan insan yang tiada bernama, tetapi telah disampaikan oleh semesta, oleh Sang Pemilik Cinta.

Dalam buku ini juga disajikan berbagai rangkaian kata akan luka di masa lalu yang mungkin pernah dirasa. Selain itu juga rangkaian kata lainnya tentang bagaimana kita berpikiran positif untuk memperbaiki apa yang telah terjadi. Hingga pada akhirnya dapat diyakini bahwa akan tiba hari dimana cinta yang telah dirasa akan diteguhkan oleh restu semesta.

Secara keseluruhan dapat saya katakan bahwa buku ini mengingatkan agar tetap berbaik sangka terhadap apa yang telah ditetapkan oleh semesta. Sungguh, di depan sana akan ada hal indah yang telah menanti kedatangan kita. Oleh karenanya, tetaplah bersabar dalam penantian ketika hendak menemukan "dia" yang nantinya akan menjadi makhluk tercinta yang telah disiapkan oleh Dzat Yang Maha Mencinta untuk kita cinta.

karena jatuh cinta
bukanlah sebuah rencana

Selamat untuk menyematkan namanya yang mungkin tiada berupa dalam doa-doa kita serta menggerakkan rindu-rindu yang nantinya akan bersatu padu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun