Novel setebal 573 halaman ini adalah novel biografi seorang tokoh ulama besar asal Turki, Said Nursi Badiuzzaman. Seorang kyai yang hafal sekitar 80 kitab di usia belasan tahun. Sebuah novel sejarah yang mengisahkan perjuangan Said Nursi, dengan berbagai peristiwa di balik runtuhnya khilafah terakhir Turki Utsmani, yang mengubah wajah sejarah dan peta politik dunia hingga kini.
Membaca kisah Said Nursi, seolah-olah mengisi lembar-lembar kosong penggalan pengetahuan sejarah  yang baru. Jika kita membaca kisah hidup khalifah Rasulullah bersama Khulafaur Rasyidin, ada satu orang yang tidak termasuk khulafaur rasyidin namun dimasukkan dalam buku tersebut menjadi khalifah ke 5. Dialah Umar bin Abdul Aziz, cucu dari khalifah Umar bin Khattab RA.
Setelah era Umar bin Abdul Aziz, selama berabad-abad kemudian kita tahu bahwa kekhalifahan kemudian berpindah dari suatu dinasti ke dinasti lain. Umayah, Abasiyah, dst hingga pada akhirnya runtuh untuk selama-lamanya. Buku Api Tauhid, mengisi kekosongan pengetahuan tersebut.
Kara Mustafa Pasha adalah penjahat perang yang fotonya terpajang di Wina, Austria.Dalam buku Api Tauhid, kita akan menemukan satu kejadian saat Said Nursi berusaha mengingatkan Kara Mustafa Pasha agar bertobat. Bagaimana Said Nursi dengan berani menentang kesewenang-wenangan Pasha, dan memperkirakan akhir hidupnya akan seperti apa. Sebuah ramalan yang kelak terbukti tidak hanya pada akhir hidup Pasha, tapi juga akhir hidup Nursi dan sahabatnya sendiri. Turki pada masa itu memang tengah bergolak. Banyak terjadi penyelewengan termasuk yang dilakukan oleh pemerintah Turki Utsmani yang semakin jauh dari islam..
Kisah kejujuran orang tua Said Nursi yang tergambar jelas dalam alur cerita novel ini. Sejarah pencaplokan Palestina lewat berbagai rekayasa politik, situasi perang dunia 1, runtuhnya khilafah, sejarah panjang islam di Turki hingga karya-karya yang ditulis Said Nursi, diceritakan pula dalam novel ini. Gagasan-gagasannya terhadap dunia pendidikan yang menggabungkan ilmu islam dan sains, pemikirannya terhadap politik dan tentunya kejeniusannya yang membuat kagum
Membaca Api Tauhid, seolah kita turut merasakan betapa sengsaranya seorang Said dimasa muda.
Alur cerita novel ini seolah mengajak kita melakukan rihlah, sejarah perjalanan seorang ulama besar lewat penceritaan tokoh-tokohnya. Seakan kita sendiri diajak berkeliling Turki, merasakan bekunya udara saat musim dingin, pahitnya kopi khas Turki, serta mengunjungi tempat-tempat selain tujuan wisata yang telah dikenal selama ini.
Berbalut cerita cinta antara Fahmi dan Nuzula, Kang Abik menyajikan cerita dalam cerita. Dengan Hamza sebagai pemandunya dan tokoh Fahmi untuk mewakili pembaca yang awam terhadap Said Nursi.
Kisah cinta Fahmi-Nuzula pun bisa dibilang sangat singkat, seakan-akan hanya pemanis yang diceritakan secara sekilas.Meski tentu bisa dipahami, bahwa kisah Said Nursi-lah yang menjadi inti ceritanya. Kisah hidup beliau sudah merupakan cerita lengkap dengan berbagai konflik yang nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI