Dewasa ini, sebagian besar disejumlah kota di Indonesia menuai banyak permasalahan. Masalah yang timbul bukan dari pihak luar melainkan dari dalam kota itu sendiri. Mulai dari kota kecil hingga kota besar.  Masalah yang sering terjadi di kota - kota  ialah pelanggaran lalu lintas. Masalah pelanggaran lalu lintas ini sangat banyak macamnya mulai dari pejalan kaki hingga angkutan umum. Bukan hanya diranah pengguna jalan saja yang menimbulkan masalah lalu lintas namun juga pemanfaatan bahu jalan yang  digunakan untuk hal yang seharusnya tidak dilakukan di bahu jalan.
        Penyimpangan fasilitas public banyak sekali dilakukan oleh masyarakat dengan alasan yang bermacam - macam. Mereka berfikir yang mereka lakukan itu benar, karena mereka hanya memikirkan keuntungan sepihak. Tanpa mereka sadari mereka merampas hak orang lain dan tentu saja hal yang mereka lakukan itu berdampak merugikan bagi orang lain entah itu dampak kecil maupun dampak besar. Jelas saja itu sudah melanggar hukum, namun sekali lagi mereka hanya berperilaku cuek tanpa memperdulikan hal itu.Â
Para pengendara motor tak segan - segan menggunakan trotoar sebagai jalan mereka, dengan alasan jalan utama macet, jalan utama terlalu jauh, dan bahkan mereka beralasan terburu- buru. Seharusnya mereka sudah tahu bahwa trotoar bukanlah jalan untuk pengguna kendaraan bermotor melainkan untuk pejalan kaki, namun mereka tetap melewati trotoar tanpa memperdulikan keselamatan pejalan kaki bahkan trotoar juga digunakan para disabilitas untuk berjalan. Sangat beresiko terjadi kecelakaan antara pengguna trotoar dan pengendara motor.
        Sempitnya trotoar dan lalulalangnya pengendara motor tentu saja sangat menganggu bagi pejalan kaki pengguna trotoar , ditambah lagi dengan adanya pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Mulai dari menggunakan gerobak, menggunakan stand, dan bahkan hanya menggelar tikar, para pedagang sibuk menawarkan dagangannya ke pejalan kaki dan pengguna jalan. Pedagang kaki lima tersebut cendurung berpindah tempat atau nomaden.Â
Yang mereka jajakanpun juga bermacam -- macam mulai dari makanan hingga baju. Makanan -- makanan yang pedagang jual tentu sangat rentan terhadap virus -- virus atau bakteri -- bakteri karena makanan tersebut berada dekat dengan lalulalang kendaraan tentunya banyak debu debu yang tersapu angin akibat kendaraan lewat. Antrean pembelipun juga menimbulkan suatu masalah, karena mereka mengantre dengan berkerumun tentu akan menimbulkan kemacetan. Para Satpol PP pun telah menertibkan mereka, namun mereka tetap tidak patuh.
        Angkot - angkot penunggu penumpang berhenti disembarang tempat. Angkot - angkot tersebut sangat menganggu pengguna jalan dan dapat menyebabkan kemacetan. Para supir masih saja parkir sembaragan padahal sudah diberikan tempat untuk mereka menunggu penumpang. Dengan beralasan tempat yang sudah disediakan  hanya ada sedikit penumpang. Karena mereka harus setor uang ke pemilik angkot, mereka harus mencari penumpang sebanyak - banyaknya. Jika para supir angkot mencari penumpang di lampu merah mereka akan banyak mendapatkan penumpang, karena tempat yang strategis.
        Para pengendara banyak memberhentikan kendaraannya dipinggir jalan hanya sekedar untuk membeli makanan ataupun minuman, namun mereka sangat menganggu pengendara lain karena jalan menjadi sempit dan dapat menimbulkan kemacetan. Terkadang ada juga para tukang parkir yang tidak mematuhi aturan, yang seharusnya tempat itu bukan tempat parkir, namun digunkan para tukang parkir tidak baik itu untuk memparkirkan kendaraan - kendaraan. Tentu saja itu melanggar hukum, bahkan dalam Undang - Undang  juga disebutkan tentang parkir. Tak jarang para petugas berwenang menderek kendaraan karena pengendara parkir sembarangan, banyak para pengendara yang beralasan "hanya sebentar", padahal jelas -jelas sudah ada rambu yang mengartikan bahwa dilarang parkir ditempat itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI