Mohon tunggu...
Aryo Gurning
Aryo Gurning Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Political Lover__ Saya sering "ngeles" tapi saya tak akan pernah "ngeluh."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menilik Tekanan Sosial Yang Diterima Keluarga Apriyani

26 Januari 2012   17:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masih segar di ingatan kita akan kecelakaan maut di Tugu Tani, Jakarta yang menewaskan 9 orang dan 3 luka berat. Masih terasa juga di sekeliling kita bagaimana geramnya masyarakat setelah mengetahui kejadian itu. Caci maki dilontarkan oleh masyarakat di berbagai media cetak dan elektronik kepada Apriyani yang mengendarai mobil dengan kecepatan sekitar 70 km/jam dengan kondisi mabuk akan sejenis shabu-shabu. Tidak hanya itu, pasca-penangkapan dan interogasi Apriyani, caci maki juga diarahkan masyarakat kepada keluarga Apriyani yang sama sekali tidak menyangka dan tidak menginginkan kecelakaan Tugu Tani terjadi dan melibatkan anggota keluarga mereka sebagai pelakunya. Pantaskah keluarga Apriyani menerima caci maki itu??? Layakkah keluarga mereka dikatakan sebagai keluarga pembunuh sekalipun mereka sama sekali tidak terlibat dalam kecelakaan itu???

Memang dari sisi manapun keluarga Apriyani tidak bersalah dalam kecelakaan ini. Namun itulah uniknya ilmu sosial, segala sesuatu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa jika A makan akan terjadi B dan seterusnya. Dalam ilmu dan kehidupan sosial, tidak ada tolak ukur yang pasti yang lantas menjamin bahwa Apriyani sebagai pelaku akan menanggung semua beban hasil perbuatannya dan keluarganya tidak pantas mendapatkan cercaan dari masyarakat.

Mengingat kembali pepatah yang mengatakan, "satu berbuat, semua kena getahnya." Penilaian masyarakat untuk memojokkan keluarga pelaku merupakan sebuah fenomena sosial yang didasari oleh nurani dan perasaan masyarakat yang menganggap bahwa kejadian ini sangat menyedihkan. Kekesalan yang dilampiaskan masyarakat tidak dapat tertampung hanya pada 1 pihak saja sehingga menjalar ke keluarga pelaku. Sedikit sulit diterima akal memang mengapa demikian. Namun, akan lebih jelas apabila kita melihat apa yang telah dilakukan oleh keluarga Apryani sebagai keluarga atau pihak terdekat dengannya.

Sebagai keluarga pelaku, merekalah yang harus memikul tanggung jawab yang besar dan harus memiliki rasa belasungkawa yang paling besar bagi para korban perbuatan anggota keluarga mereka. Sayangnya hal ini tidak terlihat dari mereka. Keluarga korban terlihat mengurus keluarganya masing-masing dari rumah sakit dengan usaha mereka sendiri padahal bukan hasil perbuatan mereka, melainkan perbuatan orang lain. Keluarga Apriyani sibuk mengrus Apriyani di kantor polisi.

Sederhana saja, hal inilah yang menciptakan rasa simpati yang amat besar dari masyarakat pada keluarga korban yang akhirnya memojokkan keluarga pelaku yang seharusnya di samping mengurus Apriyani mereka juga harus bertanggung jawab terhadap korban dan keluarganya. Saya tidak bermaksud menjatuhkan keluarga Apriyani, tetapi dalam hal ini saya hanya memberikan penilaian atas fenomena yang terjadi dalam kecelakaan Tugu Tani dan hal itu merupakan sebuah kewajaran dalam kehidupan sosial. Keluarga Apriyani tak perlu menyalahkan masyarakat atas caci maki yang mereka terima, sebab pada dasarnya Apriyani lah yang bersalah sehingga mencoreng nama keluarga.

Dan perlu kita ketahui bahwa tidak hanya keluarga Apriyani yang dipojokkan dalam kasus ini tetapi banyak kalangan seperti Polri atas kelalaiannya menuntas narkoba, mengawasi lalu lintas, pemerintah atas kurang baiknya mengelola tempat rekreasi, dan lain-lain. Banyak kesalahan yang dapat dicari dalam kejadian ini dan lebih baik lagi jika kesalahan yang sama dapat dihindari. Sebab, semua kesalahan itu tidak akan naik ke permukaan jika kecelakaan Tugu Tani tidak terjadi. Perlu diketahui juga bahwa kehidupan sosial tidak dapat diukur atau dibatasi sebab dia bergerak dinamis dengan sendirinya. Meskipun tidak bersalah, bisa saja akan ikut mendapatkan hukuman dari dan dalam bentuk apapun.

Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi kita. Tidak lupa saya ucapkan TURUT BERDUKA CITA atas kepergian korba kecelakaan Tugu Tani, semoga keluarga yang ditinggalkan dan semua yang merasa kehilangan diberikan ketabahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun