Mohon tunggu...
Pendekar Sakti
Pendekar Sakti Mohon Tunggu... profesional -

Kaum yang ngakunya Liberal Sekuler ternyata Pengecut. Hanya berani berkoar2 dimedia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Megawati dan PDIP, Produk Gagal Yang Coba didaur Ulang!

6 April 2014   22:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PDIP Partai Paling Korup di Indonesia

Saat ini kian marak beredar dosa-dosa megawati di jejering sosial, sebagian mengatakan ini adalah serangan lawan politik terhadap megawati. Namun, jika kita lihat fakta kebelakang, memang benar dimikian adanya. Secara logikapun sebenarnya salah orang kita. Kenapa memilih megawati untuk menjadi presiden yang konon katanya sarjanapun ga punya. memang, kelihaian dalam mempimpin tidak ditentukan oleh gelar-gelar yang didapat. Namun, harus kita Akui, bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan gaya kepemimpinan seseorang. Secara undang-undang memang megawati memenuhi syarat untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Namun, tidak lantas syarat terpenuhi dan punya pendukung orang jawa. Seharusnya megawati tau diri, dengan kemampuan dirinya. bahwa banyak yang lebih berkompeten dalam memimpin bangsa ini, yang lebih berpengalaman dan memiliki latar belakang pendidikang yang mempuni. Dan lihatlah ketika megawati menjadi presiden? apa yang terjadi? negara tidak stabil ekonomi amburadul, aset negara dijual. Berikut dosa-dosa megawati yang beredar. # Dulu kau buat UU Outsourching yang merugikan kaum buruh wong cilik, jika anda termasuk pekerja outsourching maka anda adalah korban kebijakan Megawati, sekarang kau koar-koar atas nama buruh wong cilik ! #‎MenolakLupa # Sekarang, Kau ngomong lagi soal nasionalisme, Setelah kader-kader kau banyak yang korup ! #‎Sudah Lupa #Dulu kau berhutang Triliunan rupiah hanya untuk menyelamatkan bandit perampok Negara, Sekarang kau juga didukung bandit-bandit untuk naikkan #‎Capresmu. [caption id="" align="aligncenter" width="423" caption="Megawati Presiden yang diklaim banyak menjual aset negara[sumber.facebook.com"]"][/caption] # Dulu kau ngambek karena tidak menang lawan SBY, Sekarang kau juara dan sombong meski belum menang, #Lupa juga? selengkapnya dapat anda lihat di :http://www.beritaheadline.com/marak-beredar-daftar-dosa-megawati-di-sosial-media/ Secara kejiwaan megawati tidaklah memiliki emosi yang stabil dalam memimpin negara yang besar ini, hal ini dapat terlihat ketika kalah dalam pertarungan presiden masih mencalonkan diri. Seharusnya beliau tau diri bahwa negara ini harus diserahkan kepada yang lebih berkompeten. Megawati sebetulnya, hanya memiliki basis besar di Pulau Bali dan Masyarakat jawa, itupun bisa kita bilang jawa 'kere". maaf, tidak ada maksud rasis.. tapi berdasarkan fakta, bahwa sebagian besar masyarakat indonesia adalah beretnis jawa karena etnis jawa ada dimana saja di nusantara. dan yang banyak masyarakat bawah juga dari etnis jawa. Etnis jawa yang 'kere' ini memang kebanyakan mau memilih megawati dan PDIP karena memang mereka kebanyakan buta politik. sedangkan jawa yang kelas bawah dan bisa membaca kebanayakan mereka memilih mendukung partai gusdur dan P3. Sedangkan masyarakat kotanya terutama kaum intelektual lebih memilih Partai Amin Rais. Lalu apa hubungannya PDIP dan Megawati adalah Produk Gagal yang coba didaur ulang? Yang namanya produk gagal adalah suatu produk yang gagal dipasaran, atau yang sudah ada ditangan konsumen namun tidak sesuai dengan yang diharapkan alias harus ditarik dari peredaran. Begitu juga dengan Megawati dan PDIP, megawati pernah jadi presiden walaupun tidak lama karena kurang berkompetennya dalam mengelola negeri maka banyaklah permasalahan yang muncul, hingga menjadi warisan pemerintahan selanjutnya. yang mana efek dari itu adalah rakyat yang jadi korbannya. Sedangkan Partai Demokrasu Indonesia Perjuangan (PDIP), secara organisasi mereka adalah paling banyak terlibat kasus korupsi dibanding partai lain, lihat data KPK terbaru. [caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="PDIP Partai Paling Korup di Indonesia source (www.antikorupsi.org)"][/caption] Dari segi tokoh, megawati bukanlah sosok yang layak diberi amanah untuk menjabat presiden negara yang kita cintai ini. karena masih banyak orang-orang hebat yang layak menjadi pimpinan negeri ini. dari segi partai jelas, juara korup. bagaimana teriak-teriak pembela wong cilik, jika kadernya saja merampok hak wong cilik.? jelas, PDIP dan Mbak mega adalah produk gagal yang sudah semestinya di tarik dari peredaran. seperti kata pakar ujar Pakar Komunikasi Politik UPH. "Megawati tidak bisa lepas tangan dari apa yang pernah dia lakukan. Semasa jadi presiden, dia pernah menjual beberapa aset negara seperti hak ekplorasi ladang gas dan Indosat," ujar Pakar Komunikasi Politik UPH, Emrus Sihombing, dalam diskusi Polemik yang digelar Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4/2014) [detik.com]. Mungkin merasa dirinya adalah produk gagal, kini mbak mega mencoba menggaet jokowi untuk merebut kursi legislatif untuk kader-kadernya. Tak tertutup kemungkinan,  jika suara PDIP mencukupi untuk capes, mbak mega akan berubah arah dan membatalkan pencapresan jokowi, dengan alasan untuk memenuhi kepentingan masyarakat ibukota, untuk memenuhi janji kampanye jokowi yang akan menjabat sampau 5 tahun. dan banyak alasan lainnya. Jokowi hanyalah "produk daur ulang" dari Mbak Mega dan PDIP, sehingga seolah olah yang diluncurkan kembali nantinya adalah produk baru. padahal hanyalah pencintraan untuk menutup aib sebagai partai paling korup diindonesia. Sedangkan mbak mega, adalah perempuan yang masih bernafsu untuk menjadi presiden. padahal kapasitasnya tidak memenuhi. Berikut adalah kata-kata dari beberapa tokoh tentang megawati; 1. Mega itu mengambil karisma bapaknya, mengambil konsep-konsep bapaknya, tapi tanpa bobot intelektual yang sama. ( Arief Budiman ) 2. Megawati itu sembahyang di pura, mungkin agamanya Hindu. Relakah saudaramemilih Megawati. ( A.M Saefuddin ) 3. Penolakan yang signifikan terhadap Megawati sebenarnya bukan atas dasaragama, tapi atas dasar kapabilitas. ( Azyumardi Azra ) 4. Mega terlalu arogan dan pongah. Buktinya dalam pidato itu, ia mengharapkan Habibie turun dan akan mengadilinya sebagai orang yang bersalah di pengadilan. ( Amien Rais ) 5. [ tidak peduli dengan suara perempuan ] Kami merasa prihatin sekaligus kecewa, karena dari seluruh isi pidato yang disampaikan, sedikit pun tidak memasukkan persoalan perempuan sebagai agenda politiknya. (Nursyahbani Katjsungkana ) [ tidak membela pendukung Soekarno yang menjadi korban orba ] Mega itu pemain dalam demokrasi Pancasilanya Soeharto, Mega ikut mengangguk kepada semua kebijaksanaan Orde Baru. Hampir satu juta pengikut bapaknya dibantai, satu setengah juta anak keturunannya dirampas hak-haknya, apa yang diperbuat Mega. Ini soal moral politik. ( Pramoedya Ananta Toer ) Kutipan kutipan itu saya kutip dari http://www.library.ohiou.edu/indopubs/ Sekarang kembali kepada kita semua terlepas anda orang jawa atau bukan, terlepas jawa kere atau bukan, sudah semestinya membawa indonesia kearah yang lebih baik. dengan tdk lagi memilih produk-produk gagal. Menjadi partai korup nomor satu di Indonesia sudah cukup menjadi pertanda negeri ini akan semakin terpuruk jika dipegang oleh perampok-perampok. belum lagi kasus2 asusila yang dilakukan oleh kader PDIP. ini bukanlah tujuan black compaign atau kampanye hitam. Tapi saya berbicara berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. sudah semestinya bangsa indonesia bersatu padu membawa angin perubahan yang lebih baik, dengan tidak lagi memilih koruptor/perampok perampok serta wakil cabul sebagai wakil rakyat. salam damai, anti golput dan antimemilih partaikoruptor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun