Mohon tunggu...
Anastasya Hawa
Anastasya Hawa Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Sederhana dalam berfikir dan bertindak.\r\nSedang ingin belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negeri Ironi

21 Juli 2014   10:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:44 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita semua tahu,kemerdekaan negeri ini diraih berkat rahmat Allah SWT(UUD1945) dan di perjuangkan oleh segenap rakyat Indonesia yang notabenenya mayoritas umat muslim.Dan di dukung dengan kegigihan para ulama yang menentang keras penjajah asing yang pastinya orang-orang kafir.Sampai negeri ini merdeka.Semua pahlawan nasional meneriakan takbir sebagai simbol kebangkitan islam melawan penjajah yang non muslim.
Di KAL-SEL ada syaih Muhammad arsyad,syaih Basuni imran(KAL-BAR),ada syaih Abdul karim amrullah(Buya HAMKA),KH Mas Mansur,A Hassan (PERSIS),KH Ahmad dahlan(MUHAMMADIYAH),KH Hasyim asy'ari pendiri NU,Syaih Ahmad soorkati (Al irsyad)
Mereka adalah figur-figur ulama yang tak pernah kompromi dengan penjajah.
Namun setelah merdeka,seumlah tokoh ulama yang mengkritisi dan menasehati pemerintah di sebut sebagai duri dalam daging yang harus di singkirkan.Di antara mereka banyak yang di jebloskan ke dalam penjara dan tak sedikit yang di bunuh dengan cara misterius.Bahkan umat islam di Indonesia,untuk menjadi muslim yang kaffahpun harus extra hati-hati,kebanyakan dari mereka di fitnah sebagai perusak,pengacau,radikal dan TERORIS.
Wajar saja jika sebagian umat muslim lebih memilih GOLPUT dalam PIL-PRES kemarin bahkan ada pula yang mengharamkan jika ikut pencoblosan.
Melihat para calon -calon presiden dan wakilnya yang bergaya keislam-islaman,memasang gelar H(Haji) di depan namanya agar di akui keislamanya namun tidak mau menjunjung tinggi hukum hukum islam.Ada lagi tingkah tingkah para elit politik kita yang menjual slogan-slogan Indonesia Baru.
Sering juga kita mendengar do'a-do'a para ustadz selebritis kita yang mengharapkan negeri ini menjadi negeri  yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Bagaimana itu mau terwujud,bagaimana do'a itu mau di kabul,sedang mereka lebih tunduk pada keadilan produk manusia ketimbang keadilan Allah,mereka lebih tunduk pada hukum-hukum warisan penjajah yang kafir ketimbang hukum-hukum alquran dan alhikmah.
Contoh kecil : banyak di kalangan umat muslim yang tidak pernah membayar zakat,bahkan cara menghitungnyapun mereka tidak tahu.
Sebagai mahluk yang lahir dan di besarkan di negeri ini,sudah sepantanya kami mengaak segenap umat untuk beramar ma'ruf,menjalani kehidupan beragama(islam)dengan kaffah di segala aspek kehidupan,baik  kehidupan kini maupun untuk kehidupan nanti,dan bernahi mungkar,mengingatkan,memerangi dan menghukum pelanggaran-pelanggaran syari'ah.
Insya Allah jika kita mengikuti petunjuk-petunjuk Allah yang sudah di transfer melalui alquran dan alhikmah secara total,negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,akan bisa kita nikmati bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun