Mohon tunggu...
Tim KKN PPM UGM JT239 Musuk
Tim KKN PPM UGM JT239 Musuk Mohon Tunggu... Editor - Tim KKN UGM JT239

Mahasiswa Multidisipliner UGM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tim KKN-PPM UGM JT239 Kembangkan Potensi Eduwisata dan Produk Inovasi

7 Agustus 2019   16:00 Diperbarui: 8 Agustus 2019   23:49 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Musuk berada di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Desa ini terbagi ke dalam tiga dusun, enam RW, dan 34 RT/padukuhan. Desa ini berada di pinggir jalan raya  Perintis Kemerdekaan dan Jalan Boyolali-Musuk yang dilalui banyak kendaraan, bahkan kami dapat menemukan minimarket dengan sangat mudah. 

Berdasarkan hasil observasi awal, kami tahu bahwa kondisi desa ini kurang sesuai dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat untuk Penguatan Desa Wisata di Cluntang dan Musuk, Kabupaten Boyolali" yang kami usung. Hal tersebut dikarenakan minimnya objek wisata yang berpotensi menjadi wisata serta rendahnya kemauan serta pengetahuan warganya tentang potensi yang mungkin dapat dikembangkan di desa ini.     

Joglo di Desa Musuk | dokpri
Joglo di Desa Musuk | dokpri

Meskipun secara tersirat, Desa Musuk memiliki banyak potensi yang belum dikembangkan, diantaranya Joglo, Embung Jambesari dan Tegalsari, bunga mawar, buah pepaya, tanaman berbunga, telur asin, susu, dan sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik. Joglo merupakan salah satu bangunan bernilai estetis yang berada tepat di pinggir jalan Perintis Kemerdekaan yang dilalui banyak kendaraan setiap harinya. Joglo ini merupakan salah satu proyek pembangunan dari Bupati dan dimaksudkan untuk dikembangkan sebagai pusat wisata, namun realisasinya masih belum terlaksana. 

Padahal joglo ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi objek wisata jika dikembangkan dan dilengkapi dengan ketiga aspek pariwisata, yakni atraksi, akses, dan amenitas.  Selain Joglo, juga ada potensi lain berupa embung yang dioperasikan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan digunakan sebagai sumber air bagi masyarakat Boyolali. Embung ini memiliki nilai plus dalam hal pemandangan (Gambar 2), dimana kita dapat melihat jelas Gunung Merapi dari sisi embung. 

Namun sayangnya pemanfaatan embung masih terbatas pada pemancingan yang kurang sesuai dengan fungsinya. Selain potensi dalam bentuk bangunan sipil, Desa Musuk juga kaya akan produk-produk alaminya yang masih belum banyak diolah lebih lanjut. Potensi tersebut berupa bunga mawar yang bunganya dijual langsung, buah pepaya untuk dikonsumsi, alpukat untuk dijual, bunga-bungaan, biji-bijian, telur bebek, susu yang dijual melalui Koperasi Unit Desa (KUD), sampah organik dan anorganik rumah tangga, dan potensi lainnya.

Beranjak dari permasalahan dan kondisi riil di Desa Musuk tersebut, kami pun mencoba untuk menyesuaikan program kami agar dapat mendukung konsep desa wisata sesuai tema yang kami usung. Setelah melalui rangkaian observasi awal, akhirnya kami memfokuskan program kami pada pengembangan Joglo, Embung, dan pengolahan produk mentah menjadi produk bernilai jual. Joglo akan kami kembangkan sebagai pusat eduwisata melalui pemenuhan 3 pilar pariwasata, baik atraksi, amenitas, maupun aksesibilitasnya. 

Perbaikan yang akan kami lakukan berupa perbaikan desain, pengadaan atraksi seperti taman, papan informasi, tempat sampah, spot bermain anak, titik foodcourt, dan sarana maupun atraksi lain untuk menarik minat pengunjung. Selain itu, keberadaan embung yang potensial untuk menilik keindahan Gunung Merapi di belakangnya juga akan kami kembangkan menjadi sebagai wisata terbatas berupa spot berfoto di sisi luar embung.

Produk-produk Hasil Inovasi Tim KKN-PPM UGM Musuk | dokpri
Produk-produk Hasil Inovasi Tim KKN-PPM UGM Musuk | dokpri
Produk-produk Hasil Inovasi Tim KKN-PPM UGM Musuk | dokpri
Produk-produk Hasil Inovasi Tim KKN-PPM UGM Musuk | dokpri

Pengembangan wisata di Desa Musuk juga akan kami lengkapi dengan adanya produk-produk olahan dari potensi lokal yang ada. Setelah satu bulan sejak penerjunan KKN, tim kami telah mengupayakan berbagai pelatihan dan sosialisasi pemanfaatan potensi produk untuk dikembangkan menjadi oleh-oleh atau produk bernilai ekonomis bagi masyarakat. Produk-produk olahan yang telah dihasilkan tim KKN Musuk bersama dengan masyarakat Desa Musuk adalah teh mawar (Rose Tea), air mawar (Rose water), permen pepaya (Papaya candy), souvenir Musuk (SoMusuk), telur asin (Musuk Salted Egg/SukSEgg), pupuk organik dari sampah rumah tangga (Ofertil), pupuk cangkang telur (PuCaT), ecobrick dan produk lainnya yang masih akan kami kembangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun