Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pedulikan Dirimu, Jangan "Pedulikan Corona"

19 Juli 2021   11:11 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid-19, Sumber: southkingstownri.com

Era setahun lalu dengan sekarang tentunya berbeda. Begitu pula dengan metode penentuan test covid-19 pun sudah berkembang. Banyak varian baru dari corona bermunculan, kata "orang pinter" begitu, metodenya sudah bukan rapid lagi namun swab begitu bahasanya.

Peristiwa berulang berawal dari test masal yang diadakan dikampung. Tiap warga dihimbau untuk mengikuti test yang diadakan. Hasilnya sebagian keluarga positif terlebih kedua orang tua saya tervonis positif kembali secara mereka berdua sudah mengikuti vaksin yang dianjurkan oleh pemerintah sebelumnya secara tuntas hingga dua kali.

Berikutnya episode isolasi mandiripun diulang seperti cerita diatas. Begitulah kisah real yang nyata ini, semoga sekaligus bisa menjadi himbauan untuk tidak memusingkan covid-19 secara berlebihan. Begitu pula mengenai data-data peristiwa ini insyaalah masih ada, falid dan rapi tersimpan.

"Biarlah mereka lewat dan berikan jalan, biar angin yang menghembuskan kembali ke angkasa dan giliran mentari kan menghanguskannya".

***

Jika boleh menyikapi PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) yang diberlakukan saat ini, dalam rangka mengurangi dan memerangi farian baru rasanya terlalu berlebihan. Bagaimana dengan nasib rakyat kecil, terus penghasilan mereka dari mana?.

Jikalau ada kompensasi yang jelas dan nyata, Insyaallah mereka akan tunduk dan patuh. 

Jika memang bisa seperti itu, rasanya itu baru fair. Jika tidak ada kompensasi yang jelas, rasanya cukup kasih himbauan untuk mewaspadai akan dampak bahaya yang lebih akan covid-19 dengan senantiasa menjaga kesehatan masing-masing. Serta tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Ayo "dunia" kita kembali keperadaban kita sebelum-sebelumnya.

Allahu Akbar, Laillahaillalah Waallahu Akbar

Lahaula walakuata Illabillahi Ladzil adzim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun