Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Silaturahmi Tanpa Putus, dan "Kuliner Mantap"

16 Juni 2018   00:51 Diperbarui: 16 Juni 2018   01:19 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran atau Idul Fitri merupakan hari yang paling ditunggu dan dinanti oleh kaum muslimin setelah mereka menjalankan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh lamanya, begitu juga dengan diriku.

Sebulan penuh berpuasa, menahan lapar, dahaga serta nafsu dengan menjauhi segala bentuk larangan dan menjalankan segala perintah dengan sebaik-baiknya. Setelah itu tibalah disebuah hari kemenangan. Hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Idul Fitri.

Adakah yang tidak mudik lebaran tahun ini?. Kehabisan tiket atau "THR" telat, bikin mudik ikut tertunda, atau kebetulan saat lebaran tidak bisa libur karena tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, nah lho, penderitaan banged kalau yang satu itu.

Mudik serasa sudah menjadi tuntutan bagi mereka para perantau. Mudik sudah menjadi kebiasaan atau budaya dalam ber Idul Fitri. Tapi apakah hakekat Idul fitri hanya urusan mudik dan pulang kampung semata?, tentu tidak.

Hakekat Idul Fitri dan Silaturahmi

Hakekat Idul Fitri adalah kembali ke fitrah, untuk mencapai fitri lahir dan bathin. Untuk itu dalam Idul Fitri harus menjalin tali silaturahmi, menyambung tali silaturahmi dengan orang tua terutama, sanak saudara dan kerabat, untuk saling bermaaf-maafan satu sama lain untuk membentuk jiwa yang fitri lahir bathin tersebut.

Berangkat dari akar tradisi silaturahmi, saling berkunjung dan bermaaf-maafan inilah yang melahirkan budaya mudik. Lebih hebatnya lagi tradisi dan budaya ini cenderung hanya ada di negeri ini yang tidak didapati dinegeri lain, luar biasa kan. Benar-benar mencerminkan sebuah hubungan kekerabatan "guyub rukun". Jadi bangga tinggal dinegeri ini, Indonesia.

.Silaturahmi kali ini saya mengunjungi relasi di Madura. Mungkin yang belum tahu Madura gambarannya adalah pulau yang terkesan panas, tandus, penghasil garam dan relatif sepi. Tapi jangan salah, kalau saat lebaran seperti ini Madura menjadi pulau yang ramai dan jalanannya juga mendadak macet. Hal ini dikarenakan budaya mudik alias "toron" di Madura yang sangat kuat dan mengakar.

Orang Madura sebagian besar sebagai pendatang untuk bekerja dan sebagian menetap di Surabaya. Saat moment Lebaran Idul Fitri seperti sekarang, hampir sembilan puluh persen diantaranya melakukan pulang kampung kembali untuk berlebaran. Disaat inilah kota Surabaya menjadi lengang dan berbalik Madura yang menjadi ramai.

Kuliner Bebek Sinjay

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Lanjut perjalanan lanjut kuliner. Ada kuliner yang amat populer di Bangkalan. Mungkin ada yang pernah dengar "bebek sinjay". Yup nasi bebek dengan crispy yang tidak hanya terkenal di Madura tapi sudah sampai kepelosok negeri. bagi yang belum pernah mencoba mungkin bisa berkunjung langsung sebagai wisata kuliner sekaligus pengisi libur lebaran tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun