Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Satu "CR7" Buat Bangun Indonesia

29 Mei 2018   23:44 Diperbarui: 30 Mei 2018   00:23 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Martunis & CR7 (eurosport.co.uk)

Banyak yang hanya mengenal dia sebatas sosok brillian di lapangan hijau. Punya segudang prestasi dan kini menuju sejarah dan legenda hidup. Sering dibanding---bandingkan dengan Leo. Messi, pesepak bola Argentina yang membela club Barcelona di La Liga Spanyol. Dia competitor sepanjang masa Leo. Messi.

Bahkan tidak sedikit yang mengenal dia sebagai sosok pesepak bola yang sombong, sama seperti kebanyakan seorang bintang yang sedang moncer. Namun siapa sangka sosok yang brillian dilapanagn juga sebagai sosok yang sangat dermaan.

Berawal dari situlah segudang inspirasi positif saya dapatkan, hingga akhirnya menjadi sebagai sosok yang menginspirasi.

Dulu saya tidak begitu suka dengan yang nama nya bola atau speak bola. Terlebih sepak bola lokal tanah air. Jika menonton speak bola lokal ujung-ujungnya hanya bikin kesel dan jengkel. Karena usai disetiap pertandingan selalu meninggalkan kericuhan yang tidak jarang berakhir rusuh, terlebih bagi suporter yang team kesayangannya mengalami kekalahan.

Disepak bola kita, supporter mana yang bisa menerima team kesayangannya mengalami kekalahan?. Bikin ricuh di jalan serta kerusakan Semoga itu hanya gambaran speak bola kita yang dulu, bukan yang sekarang.

Saya mulai mengenal sosok Cristiano Ronaldo (CR7) dan mulai mengidolakan baru pada tahun 2009. Tahun tersebut CR7 sudah merumput di Real Madrid, salah satu club La Liga Spanyol. Sementara saat masih merumput di Manchester United (MU), saya masih belum mengenal sosoknya.

Permainannya mengejutkan saya. disitulah awal dari ketertarikan dengan CR7, dan CR7 lah alas an saya untuk menonton dan menyukai bola. Karena memang sebelumnya saya tidak mengenal bola dan tidak mengidolakan club bola satu pun di dunia bola manapun.

Karena ketertarikan ini berawal dari sosok, mulailah saya mencari berbagai berita serta sumber mengenai latar belakan CR7. Mengenai seperti apa dan sejauh mana kiprah nya diluar lapangan hijau, serta latar belakang keluarga dan lainnya.

CR7 berasal dari keluarga yang sangat biasa bahkan bisa dibilang miskin. Berangkat dari bawah , berusaha mengejar dan terus berusaha hingga bisa sampai sekarang tentulah sangat-sangat panjang perjalanan hidup seorang CR7.

Sepanjang yang saya ketahui CR7 ternyata sangat dermawan. Kerapkali menyumbang untuk mereka yang nasibnya kurang beruntung.

Yang tidak jauh dari kita adalah kisah Martunis, bocah Aceh yang selamat dari korban tsunami. Tidak hanya membantu dana sebesar Rp. 1 Miliar. CR7 juga membawa Martunis, yang diangkat menjadi anak, ke Portugal, dengan menjadi pemain di klub yang pernah CR7 bela, Sporting Lisbon. (brilio.net)

Kedermawanan CR7 tidak hanya sampai disitu, banyak Yayasan sosial yang sudah ia bantu dan CR7 juga berperan sebagai Duta Globall Save Children (brilio.net)

Dalam hati sempat terbesit, apa iya? Sosok yang terkesan sombong begitu punya hati "welas asih" juga. Ceritanya makin mantap saja mengidolakan dia.

Portugal dengan negara yang tidak begitu besar namun bisa melahirkan bintang sebesar Cristianao Ronaldo. Sebenarnya dinegeri ini punya stok pemuda yang begitu berlimpah, namun kenapa hingga akhir ini belum bisa melahirkan talenta-talenta super brillian. Sekalipun yang kita butuhkan bukan segudang, cukup satu yang bisa merubah sebua kesebelasan menjadi klub yang bersinar.

Apatis dan skeptic sejauh ini, ditambah dengan model badan yang menaungi sepak bola itu malah berantakan sendiri, kepengurusan ganda yang gak jelas. hingga sampai pada titik nadir terparah, skorsing dari FIFA.

Diawal tahun 90an hingga 2000, saya merasa masih punya harapan akan kelangsungan negeri ini lewat olah raga, karena pada saat itu kita memiiki Bulu Tangkis. Nama kita tercatat sebagai yang terbaik didunia, penghuni papan atas dan nomer satu. Tapi kenapa sekarang harus menhilang, hanya menyisakan "potongan-potongan kecil", padahal dulu kita adalah "gurita".

Benar Sekali Real Madrid merekrut Cristiano Ronaldo dari MU. Hingga kini diusia yang relatif berumur untuk ukuran pesepak bola, CR7 masih memberikan kontribusi berarti hingga sekarang dan masih akan terus hingga beberapa tahun kedepan.

Cristiano Ronaldo sekarang menju sejarah dan legenda hidup yang sudah mengemas 5 trophy Liga Champions selama karir proesional kesepakbolaannya. Tinggal satu titel yang belum tercapai sang mega bintang, yaitu trophy Piala Dunia. Harapannya ditahun ini CR7 bisa membawa trophy tersebut dari Rusia, sebagai venue Piala Dunia yang akan berlangsung beberapa minggu keepan, semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun