Para pekerja yang kebanyakan sopir dan kenek truk itu sebagian sedang istirahat siang, beberapa dari mereka juga ada yang masih melakukan kegiatan bongkar muat. Siang itu memang lumayan terik, bertolak belakang dengan hari pertama puasa semingguan kemaren.
Jika beberapa hari ini kondisi suhu seringnya panas, tidak terlihath awan yang menghampiri sang mentari guna mengurangi sengatan yang mentereng, sehingga terik bisa berubah menjadi teduh.
Diseputaran perusahaan ekspedisi tersebut jauh sebelum datangnya bulan suci ramadan memang sudah berdiri beberapa warung nasi dan kopi. Namun memang saat bulan suci ramadan berlangsung kali ini, beberapa warung tersebut tetap buka melakukan aktivitas seperti biasa namun "bercadar".
Pegawai-pegawai ekspedisi tersebut sebagian besar menjadi pelanggan tetap dari beberapa warung- warung nasi dan kopi tersebut. Jarang sekali ditemui warga lain atau pelanggan lain dari lain tempat. Karena saya sangat mengenal betul daerah tersebut dan merupakan rute perjalanan pekerjaan saya.
Fenomena ini memang bukan satu satunya yang saya temui. Bahkan memang banyak warung atau depot makanan, yang sebelumnya sudah berdiri dan beroperasi disuatu tempat, tidak libur atau mengganti jam operasional berjualan mereka seiring dengan datangnya bulan suci ramadan. Karena sedikit banyak saya menganalisa beberapa lokasi yang biasa saya kunjungi atau area yang biasa saya lewati.
Apakah saya harus menganggap sesuatu yang wajar fenomena ini?. Warung buka saat datangnya bulan suci ramadan bukan suatu pemandangan yang asing?. Sekalipun hati kecil saya berkata tidak. Memang sejauh ini tidak ada larangan yang diberlakukan untuk menertibkan fenomena tersebut. Adanya cuman sebatas himbauan, tidak lebih!.
Tidak terdapat aturan yang khusus, semua sebatas himbauan dan anjuran untuk merubah jam operasional. Sekalipun para ustad, kiyai kenamaan sudah pada menghimbau "janganlah takut akan kehilangan rizkimu lantaran merubah jam operasional dan tutuplah disiang hari".
Jadi sejauh kesimpulan saya ini bukan sebatas masalah pro dan kontra melainkan bagaimana kita menghargai bulan suci ramadan sebagai bulannya umat muslim. Sekalipun memang pada dasarnya tidak semua warga berpenduduk muslim. Yang perlu kita lakukan cuman merubah dan mengubah pola perilaku khusus dibulan suci ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H