Mohon tunggu...
2A04Dwi Ayu Lestari
2A04Dwi Ayu Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hai! Perkenalkan nama salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dipengaruhi oleh Inflasi dan Suku Bunga Serta Didasari oleh Jumlah Uang Beredar

22 November 2022   08:15 Diperbarui: 22 November 2022   08:22 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu instrumen utama dalam ekonomi makro yang terkenal di Negara ini ialah sebuah kebijakan moneter, dimana instrumen ini menggunakan kebijakan moneter pemerintah yang mampu mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kesempatan kerja, dan juga tingkat inflasi. Mengendalikan jumlah uang beredar merupakan salah satu kebijakan moneter. Uang yang beredar memiliki dampak luas terhadap variabel makro lainnya. Skema Perjalanan perekonomian suatu Negara tentunya tidak dilepas begitu saja, namun Pemerintah memiliki sebuah lembaga dimana lembaga ini bertanggung jawab sebagai sebuah stabilisator keseimbangan moneter dan pasar keuangan di Indonesia khususnya perbankan. Bank Indonesia merupakan badan yang bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi sistem perbankan, memiliki peranan besar, antara lain yaitu dengan membuat sebuah kebijakan moneter (moneter policy). Bank Indonesia ini merupakan institusi yang penting. Patut diketahu pula bahwa Kebijakan Bank Indonesia ini memiliki sebuah pengaruh yang besar terhadap tingkat inflasi dalam jangka waktu panjang serta terhadap tenaga.
 

Melalui kajian-kajian yang ada, dapat dikatakan bahwa pengendalian jumlah uang beredar merupakan hal penting untuk dilakukan oleh bank Indonesia. Hal ini mengingat dampaknya yang luas terhadap variabel makro lainnya. Pertumbuhan uang juga merupakan determinan utama dalam tingkat inflasi. Inflasi sendiri merupakan fenomena ekonomi yang sangat kompleks. Inflasi mempengaruhi stabilitas perekonomian suatu negara. Dampak dari inflasi yang tinggi diantaranya adalah terjadinya redistribusi pendapatan dan kekayaan diantara kelompok yang berbeda, serta penyimpangan harga relatif dan output barang yang dinyatakan berbeda.

 
Selanjutnya merupakan sebuah variabel lainnya yang dipengaruhi oleh jumlah uang beredar adalah suku bunga. Suku bunga merupakan sebuah variabel yang banyak diamati dalam perekonomian. Variabel suku bunga dianggap penting karena mampu mempengaruhi masyarakat dalam mengambil keputusan mengalokasikan uangnya. Suku bunga menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukkan pengalokasian dananya, apakah untuk konsumsi, ditabung, atau melakukan investasi.
 
Sebagai upaya dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara banyak sekali faktor-faktor yang mampu mempengaruhi. Salah satunya ialah investasi. Akan tetapi permasalahan yang muncul adalah, sebagai negara berkembang tingkat investasi di Indonesia ini masih sangat rendah. Pada akhirnya kebijakan moneter dalam mengatur jumlah uang beredar ternyata hanya mampu memberikan pengaruh kompleks dan luas terhadap variabel makro lainnya. Serta dapat memberikan dampak yang besar dalam kondisi perekonomian suatu negara. Sehingga dalam melakukan ataupun menerapkan kebijakan moneter haruslah benar-benar tepat. Hal ini agar menjadi sebuah solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam perekonomian dan dapat menstabilkan kondisi perekonomian suatu negara.
 

Melalui Teori kuantitas telah digambarkan hubungan antara jumkah uang yang beredar dengan inflasi. Melalui Teori tersebut telah dipaparkan bahwa sebuah inflasi dapat terjadi melalui dua hal yaitu besarnya persen jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikkan harga-harga dikemudian hari. Dalam sebuah analisis pereferensi likuiditas (liquidity preference framework) oleh Keynes, menjelaskan keseimbangan suku bunga dalam terminologi permintaan dan penawaran uang. Ketika posisi penawaran uang meningkat (variabel lain dianggap tetap), maka akan menyebabkan tingkat bunga turun.

Menurut paparan pendapat Eachern (2000 : 140) telah menyebutkan bahwa inflasi yang tidak diantisipasi dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan dan kekayaan dari antar kelompok, sehingga mampu mengurangi kemampuan untuk membuat rencana jangka panjang dan memaksa pembeli dan penjual untuk memperhatikan harga-harga. Apabila inflasi sulit diramalkan, maka semakin sulit pula melakukan negosiasi jangka panjang, seperti halnya investasi. Menurut teori lainnya yaitu teori klasik, dinyatakan bahwa apabila semakin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi semakin kecil. Hal ini disebabkan karena seorang pengusaha/investor akan bersedia menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan dari investasinya lebih besar.

 

Inflasi dan suku bunga merupakan dua variabel ekonomi yang memberikan dampak besar terhadap perekonomian. Tinggi atau rendahnya inflasi akan sangat berpengaruh terhadap stabilitas sebuah perekonomian. Apabila inflasi tinggi dapat menyebabkan fenomena ketidakpastian ekonomi. Ketidakpastian ini akan memicu para investor selaku pelaku dunia usaha menjadi enggan untuk melakukan sebuah investasi. Akan tetapi melalui pengamatan-pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek inflasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap investasi. Hal tersebut telah ditunjukkan dengan data yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari Critical value.

 
Melalui pengamatan-pengamatan yang telah berlalu pula menghasilkan sebuah data yaitu Pertama, inflasi dan suku bunga secara parsial tidak akan berpengaruh terhadap kegiatan investasi, sehingga dalam jangka pendek perubahan dari inflasi dan suku bunga tidak akan mempengaruhi investasi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan faktor yang mempengaruhi investasi diluar variabel inflasi dan suku bunga. Perubahan pada tingkat inflasi dan suku bunga dalam jangka pendek tidak sepenuhnya mampu mempengaruhi keputusan seorang investor dalam melakukan investasi. Terdapat pertimbangan lain pula yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi diantaranya ialah infrastruktur, kestabilan politik, keamanan, dan berbagai faktor lainnya.
 
Kedua, secara simultan inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap investasi dalam jangka panjang. Perubahan yang terjadi pada inflasi dan suku bunga dalam jangka panjang mempengaruhi ekspektasi investor dalam melakukan investasi. Ketidakstabilan kondisi makroekonomi akan menyebabkan investor enggan untuk melakukan investasi. Menurut teori yang telah dikemukakan oleh Eachern (2000 : 140) telah dijelaskan bahwa inflasi tinggi dan tidak diantisipasi dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan dan kekayaan dari antar kelompok, sehingga mengurangi kemampuan untuk membuat rencana jangka panjang dan memaksa pembeli dan penjual untuk memperhatikan harga-harga. Semakin inflasi sulit diramalkan maka semakin sulit pula melakukan negosiasi lanjut dalam jangka panjang, seperti halnya investasi.
 
Melalui kenyataan yang ada, Negara dengan presentase tinggi dalam melakukan investasi akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi pula apabila dibandingkan dengan negara yang lebih sedikit mengalokasikan PDB untuk investasi. Hal ini juga menunjukkan hubungan yang kuat antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi. Pengakumulasian modal akan memberikan sebuah pengaruh terhadap produktivitas sehingga jelas bahwa tingkat investasi yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
 
Patut dipaparkan pula bahwa peningkatan pada investasi atau akumulasi modal akan mempengaruhi GDP dan pada akhirnya akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Adapula teori yang mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara disokong oleh empat roda pertumbuhan, sehingga Konsep dari pertumbuhan ekonomi tersebut menjelaskan bahwa komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada empat roda atau empat faktor pertumbuhan yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, pembentukan modal, dan teknologi. Secara jelas menunjukkan bahwa sebuah pembentukkan modal merupakan komponen penting yang menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Serta telah menunjukkan bahwa investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
 

Jadi dapat ditegaskan kembali jika jumlah mata uang yang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Jumlah mata uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga di Indonesia. Inflasi dan suku bunga secara parsial tidak akan berpengaruh signifikan terhadap tingkat investasi di Indonesia. Sedangkan secara simultan tingkat inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap investasi di Indonesia. Sedangkan Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun