Mohon tunggu...
Ni Putu Widiasih
Ni Putu Widiasih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketuhanan dalam Agama Hindu/Brahma Widya

18 Maret 2023   13:02 Diperbarui: 18 Maret 2023   13:34 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain daripada itu, terdapat juga beberapa sarana yang berupa tempat suci untuk memuja para dewata, roh-roh suci para rsi, dan leluhur yang disebut dengan pura, kuil, kahyangan, dan lain sebagainya. Sarana pemujaan Tuhan dapat juga berupa upakara atau sesajen persembahan mulai dari yang sangat sederhana sampai yang paling besar atau tingkat tertinggi tergantung kemampuan serta keikhlasan umat dalam mempersembahkannya.

Tuhan bersifat mutlak dan merupakan sesuatu yang tidak ada batasnya. Kitab suci Veda menyebutkan bahwa Tuhan itu Maha Esa, tetapi yang Maha Esa tersebut dikenal dengan banyak nama, seperti dewa-dewi yang diketahui. Agama Hindu pada dasarnya menganut paham monoteisme yang merupakan pemahaman yang mengakui adanya satu Tuhan. 

Dalam kitab suci Veda disebutkan bahwa "Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti" yang artinya yaitu "Tuhan itu satu, tapi orang yang bijaksana menyebut-Nya dalam berbagai nama". Sehingga, dalam Agama Hindu ini sendiri, keyakinan akan Tuhan Yang Maha Esa ini dalam Upanisad dapat dipahami melalui dua sudut pandang yaitu Nirguna Brahman dan Saguna Brahman. Nirguna Brahman merupakan  Brahman yang tertinggi yang bebas dari segala guna atau bentuk aktivitas. Ia berada diluar jangkauan pikiran manusia. Sedangkan Saguna Brahman merupakan Brahman yang sudah terkena pengaruh maya yang sudah memiliki wujud, kepribadian dan disimbolkan dalam berbagai atribut yang berbeda antar satu dan lainnya sehingga hal inilah yang memberikan kesan bahwa tuhan itu jamak.

Tuhan yang satu, kemudian dikembangkan dalam tiga wujud manifestasi yang masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda yang dikenal dengan sebutan Tri Murti. Tri Murti adalah tiga kekuatan Tuhan atau Brahman yang terdiri dari tiga dewa utama. Ke tiga dewa tersebut adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Dewa Brahma sebagai pencipta alam semesta dipuja di Pura Desa, Dewa Wisnu yang sebagai pemelihara alam semsta dipuja di Pura Puseh dan Dewa Siwa sebagai pelebur dipuja di Pura Dalem. 

Tuhan Yang Maha Esa juga dimanifestasikan sebagai penguasa empat penjuru arah mata angin dan satu di tengah sebagai pusatnya. Di arah timur Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara yang warnanya putih, di arah selatan dimanifestasikan dengan Dewa Brahma yang warnanya merah, di arah barat yaitu Dewa Mahadewa yang warnanya kuning, diarah utara dimanifestasikan oleh Dewa Wisnu yang warnanya hitam dan di tengah-tengah dimanifestasikan  dengan Dewa Siwa dengan warna campuran atau kerap disebut brumbun. Hal tersebut merupakan dua contoh bentuk manifestasi Tuhan dalam tugas dan fungsi yang berbeda dari sekian banyak bentuk manifestasi-Nya. Selain itu, terdapat juga manifestasi Tuhan sesuai dengan sembilan arah mata angin yang disebut dengan Dewata Nawa Sanga. Berikut merupakan bagian dari Dewata Nawa Sanga yaitu antara lain :
Dewa Iswara, merupakan dewa penguasa arah Timur. Dewa Iswara ini memiliki senjata yang dinamakan Bajra dan memiliki kendaraan yaitu berupa Gajah Putih. Ia disimbolkan dengan warna putih dan memiliki urip lima atau lima nyawa. Dalam implementasinya, Dewa Iswara dipuja di sebuah tempat suci yang terletak di puncak Gunung Lempuyang, Kabupaten Karangasem dan menghadap ke Laut Bali di sebelah timur.

Dewa Maheswara, Dewa Maheswara ialah dewa yang terletak di Tenggara dengan simbol warna merah muda yang memiliki senjata Dupa dan uripnya delapan. Sakti dari Dewa Maheswara adalah Dewi Laksmi. Dalam implementasinya, Dewa Maheswara dipuja di pura suci yang dikenal dengan nama Goa Lawah yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali.

Dewa Brahma, adalah dewa yang memiliki kekuasaan di arah Selatan. Ia disimbolkan dengan warna merah dan memiliki senjata Gada dan tunggangan atau kendaraannya yaitu Angsa. Sakti dari Dewa Brahma adalah Dewi Saraswati. Dalam implementasinya, Dewa Brahma dipuja di Pura Andakasa yang letaknya di puncak Gunung Andakasa, Kabupaten Karangasem, Bali.
Dewa Rudra, adalah dewa yang berkududukan di arah Barat Daya serta disimbolkan dengan warna jingga. Dewa Rudra memiliki senjata yang bernama Moksala dengan tunggangannya  yaitu berupa Kerbau Putih. Sakti dari Dewa Rudra adalah Dewi Samodhi. Dalam Implementasinya, Dewa Rudra memiliki tiga urip dan dipuja di Pura Uluwatu Kabupaten Badung, dimana terletak di sebuah bukit yang menghadap ke Samudra Hindia.

Dewa Mahadewa, Dewa Mahadewa ini berkedudukan di Barat dengan simbol warna kuning. Dewa Mahadewa memiliki senjata yang dinamakn Nagapasa dengan tunggangannya yaitu seekor Naga. Dewa Mahadewa memiliki urip tujuh dan saktinya ialah Dewi Santi. Dalam implementasinya, Dewa Mahadewa dipuja di Pura Batukaru yang menghadap ke Danau Beratan yang terletak di lereng Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, Bali.

Dewa Sangkara, merupakan dewa yang berkedudukan di Barat Laut dengan simbolnya berwarna hijau dan diyakini memiliki senjata yang bernama Angkus dengan tunggangannya yaitu Singa. Sakti dari Dewa Sangkara ialah Dewi Rodri. Dalam implementasinya, masyarakat Hindu di Bali memuja Dewa Sangkara di tempat suci yang terletak di puncak Gunung Beratan, Kabupaten Badung, Bali.

Dewa Sambhu, merupakan penguasa arah Timur Laut dan memiliki senjata yang bernama Trisula dengan kendaraannya yaitu Wilmana. Sakti dari Dewa Sambhu adalah Dewi Mahadewi. Dalam implementasinya, Dewa Sambhu dipuja di Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung, Karangasem.
Dewa Siwa, adalah penguasa di arah tengah serta memiliki senjata bernama Padma. Tunggangannya adalah Lembu Nandini dan sakti Dewa Siwa ialah Dewi Durga. Dalam implementasinya, Dewa Siwa dipuja di Pura Pusat Besakih di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Masyarakat Hindu di Bali mengenal Dewa Siwa dengan nama Tri Purusa Parama Siwa, Sada Siwa, ataupun Siwa Guru.

Dewa Wisnu, Dewa Wisnu berkedudukan di Utara dan memilki senjata yang bernama Cakra Sudarsana. Dewa Wisnu memiliki kendaraan yang bernama Garuda dengan saktinya yaitu Dewi Sri. Dalam implementasinya, Dewa Wisnu dipuja di Pura Batur yang terletak di tepi kawah Gunung Batur, yang menghadap ke Danau Batur dan terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun