Penulis Â
Luh Khasly Nirani (Mahasiswa Program Studi Manajemen UPN "Veteran" Yogyakarta)Â
Dr. Dra. Purbudi Wahyuni M.M (Dosen Program Studi Manajemen UPN "Veteran" Yogyakarta)Â
Promosi kesehatan di tempat kerja telah menjadi salah satu fokus utama dalam manajemen sumber daya manusia (HRM). Evaluasi program promosi kesehatan dalam konteks manajemen sumber daya manusia adalah langkah kritis untuk memastikan bahwa inisiatif ini efektif dan efisien dalam memberdayakan karyawan sekaligus mengoptimalkan biaya. Program promosi kesehatan mencakup berbagai inisiatif, mulai dari kampanye kesadaran kesehatan, program kesejahteraan fisik dan mental, hingga pelatihan kesehatan. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan kesehatan dan produktivitas karyawan, mengurangi absensi, dan pada akhirnya, menurunkan biaya kesehatan perusahaan. Namun, untuk benar-benar memahami efektivitas dan efisiensi program tersebut, evaluasi menyeluruh harus dilakukan terhadap berbagai aspek, termasuk costing atau biaya yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia. Evaluasi ini penting untuk menentukan apakah program promosi kesehatan tersebut memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan atau justru membebani anggaran tanpa memberikan hasil yang sepadan.
Analisis biaya (costing) ini melibatkan penilaian terhadap semua biaya yang terkait dengan implementasi dan pemeliharaan program kesehatan. Biaya ini mencakup biaya langsung seperti pelatihan, peralatan olahraga, dan layanan kesehatan, serta biaya tidak langsung seperti waktu yang dihabiskan karyawan untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Dalam konteks HRM, biaya yang terlibat dalam promosi kesehatan tidak hanya mencakup pengeluaran langsung seperti biaya konsultasi kesehatan, penyediaan fasilitas kebugaran, atau program kesehatan spesifik seperti vaksinasi dan pemeriksaan rutin. Biaya tidak langsung juga harus diperhitungkan, seperti waktu kerja yang hilang saat karyawan mengikuti program kesehatan, biaya administrasi untuk mengelola program, serta potensi peningkatan premi asuransi kesehatan jika hasil program tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, evaluasi harus mencakup analisis komprehensif dari seluruh biaya ini untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai dampak finansial dari program promosi kesehatan.
Evaluasi terhadap efektivitas program promosi kesehatan memerlukan pengumpulan data yang komprehensif. Data ini dapat diperoleh melalui survei karyawan, wawancara, dan data kesehatan yang diperoleh dari klaim asuransi kesehatan. Survei karyawan dapat memberikan wawasan tentang persepsi mereka terhadap program kesehatan, sejauh mana mereka merasa program tersebut membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, dan apakah mereka merasakan peningkatan dalam kesehatan fisik dan mental mereka. Data klaim asuransi kesehatan dapat digunakan untuk menganalisis tren penyakit dan penggunaan layanan kesehatan sebelum dan sesudah implementasi program.
Selain itu, analisis return on investment (ROI) menjadi elemen penting dalam evaluasi program promosi kesehatan. ROI dalam konteks ini mengukur manfaat finansial yang diperoleh perusahaan dari investasi dalam program kesehatan. Manfaat ini bisa berupa pengurangan biaya kesehatan, peningkatan produktivitas karyawan, dan penurunan tingkat absensi. Dengan menghitung ROI, perusahaan dapat melihat apakah program kesehatan memberikan keuntungan finansial yang signifikan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Salah satu studi kasus yang relevan dalam evaluasi program promosi kesehatan adalah perusahaan XYZ, yang meluncurkan program kesehatan komprehensif untuk karyawannya. Program ini mencakup pemeriksaan kesehatan rutin, akses ke gym, seminar kesehatan mental, dan pelatihan tentang nutrisi. Perusahaan melakukan survei awal untuk mengukur kondisi kesehatan karyawan dan tingkat kepuasan mereka terhadap inisiatif kesehatan yang ada. Setelah implementasi program selama satu tahun, perusahaan mengumpulkan data baru untuk mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program kesehatan perusahaan XYZ berhasil meningkatkan kesehatan karyawan secara signifikan. Tingkat absensi menurun sebesar 20%, dan karyawan melaporkan peningkatan kesejahteraan mental dan fisik. Analisis biaya menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan biaya awal untuk implementasi program, penghematan yang dihasilkan dari pengurangan absensi dan penurunan klaim asuransi kesehatan jauh melebihi biaya yang dikeluarkan. ROI dari program ini tercatat sebesar 150%, yang menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam program kesehatan menghasilkan penghematan sebesar 1,50 dolar.
Evaluasi costing dalam HRM juga harus mempertimbangkan manfaat jangka panjang dari program promosi kesehatan. Manfaat ini sering kali tidak langsung dan sulit diukur secara finansial dalam jangka pendek. Misalnya, peningkatan kesehatan karyawan dapat mengurangi tingkat absensi dan meningkatkan produktivitas, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya operasional perusahaan. Selain itu, program promosi kesehatan yang efektif dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, yang mengurangi turnover dan biaya rekrutmen serta pelatihan karyawan baru. Semua faktor ini harus dipertimbangkan dalam evaluasi untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk program promosi kesehatan benar-benar memberikan pengembalian investasi yang memadai.
Namun, tidak semua program promosi kesehatan memberikan hasil yang sama. Ada juga kasus di mana perusahaan mengeluarkan biaya besar untuk program kesehatan yang tidak mendapatkan partisipasi tinggi dari karyawan. Misalnya, program kesehatan yang tidak relevan atau tidak menarik bagi karyawan mungkin tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam kasus seperti ini, evaluasi costing HRM sangat penting untuk mengidentifikasi masalah dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Pendekatan yang lebih terarah dan personalisasi program berdasarkan kebutuhan dan preferensi karyawan bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efektivitas program.