Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Humor

Tua Tua Keladi Makin Tua Makin Menjadi, Apakah Anda Seperti Ini?

28 Maret 2011   01:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12999228151439497856

Sudah menjadi kodrat manusia untuk beranjak menuju tua, perubahan ini tak bisa kita hindari dengan segala macam cara, baik oleh orang kaya maupun orang miskin, semua akan menjalani hal yang sama, MENJADI TUA, kalau umur dipanjangkan oleh-Nya tentu saja. Namun tak sedikit orang tua yang merasa HEBAT sering lebih suka menyanjung masa lampaunya, celakanya kalau harus mengorbankan masa kini. Makanya tak sedikit kaum tua cenderung lebih suka bergabung dengan kelompok konservatif untuk mempertahankan status quo dengan sekuat tenaga. Tengoklah para pemimpin negara yang sudah melakukan cara-cara demikian ini dan akhirnya menuai gejolak yang sama. Padahal tibanya usia tua itu bila kita MAU menyadari kesalahan orang lain tidak lebih buruk dari kesalahan diri sendiri. Padahal menjadi tua adalah karya besar kebijaksanaan dan merupakan salah satu BAB PALING SULIT dalam lembaran hidup. Sebab sangat sedikit orang yang mengetahui bagaimana caranya menjadi tua, padahal di dalam kehidupan setiap manusia saat tua pasti tiba, mau tidak mau, suka tidak suka dengan segala perubahan pada fisik dan psikis kita, kita harus melapang jalan untuk yang tua. Dan yang perlu diingat, SATU-SATUNYA hal yang dilakukan SEMUA MANUSIA adalah BERGERAK MENJADI TUA. Itulah KODRAT MANUSIA bila menjadi tua, kita harus siap melindungi diri terhadap perubahan, terutama perubahan untuk menuju ke yang lebih baik. Menjadi tua adalah masa peralihan dari gejolak rasa menuju ke arah tenggang rasa kata Albert Camus. Artinya memang tak banyak orang yang tahu bagaimana sebaiknya menjadi tua dan menghabiskan usia tua. Sebab orang tua itu cenderung pelupa, sementara yang muda cenderung kurang bisa memahami, nah lho. Yang jelas dan pasti, orang tua itu dua kali anak-anak. Maknanya, orang muda memiliki cita-cita yang belum tentu terwujud, sementara orang tua memiliki KENANGAN tentang hal yang pernah terjadi. Sambil menikmati petualangan petinju kita si KOPAS melawan petinju gaek tuek ngekek, kita dengarkan lagu karya almarhum Gombloh yang bisa untuk mengiringi pertandingan tinju tersebut. DING DANG DING DANG DONG Tua-tua keladi Ding dang ding dang dong Si tua makin menjadi Ding dang ding dang dong Tingkah genit sekali Ding dang ding dang dong Tak ingat kerut di pipi Ding dang ding dang dong Rambut disemir rapi dan berjambul Bertingkah bak remaja Rock and roll Huuuu bayangin huuuu.... Tua-tua keladi Ding dang ding dang dong Gigi tinggal sebiji Ding dang ding dang dong Bersiul dan beraksi Ding dang ding dang dong Melihat perawan seksi Ding dang ding dang dong Celana dipotong ketat ala Roy Markun Berjalan bagai kalkun birahi Uh amit-amit uh. Tua-tua keladi Ding dang ding dang dong Ingatlah anak bini Ding dang ding dang dong Gigi tinggal sebiji Ding dang ding dang dong Bertingkahlah terpuji Ding dang ding dang dong Umurmu sudah gaek Ding dang ding dang dong Berbuatlah yang baik Ding dang ding dang dong Didik anak cucumu Ding dang ding dang dong Berguna bagi bangsamu Ding dang ding dang dong Penyanyi : Tyas Drastyana Lirik dan Lagu : Gombloh (Alm). KOPAS Juara Tinju Tanpa Malu dalam Episode 9 :Tua-Tua Keladi Pertandingan KOPAS sebelumnya ada di sini : 1. Manfaat Ketiak Super Kecut 2. Untuk Menang Apakah Masih Diperlukan Tangan Besi? 3. Bila Emosi Tak Terkontrol Gigitlah Kuping 4. Karena Iseng Menggoda Wanita 5. Melawan Petinju Cebol. 6. Gara-Gara Pacar. 7. Kecelakaan Tinju Paling Mengerikan Sepanjang Masa. 8. Tua-Tua Keladi. Illustrasi Foto : rmblitz.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun