Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Srondol Menginspirasi Gayus

10 Mei 2011   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:52 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://bimg.antaranews.com/bali/2011_03/small/sampul-novel-gayus-edit.jpg

http://bimg.antaranews.com/bali/2011_03/small/sampul-novel-gayus-edit.jpg
http://bimg.antaranews.com/bali/2011_03/small/sampul-novel-gayus-edit.jpg
Begitu tulisan Hazmi Srondol akan dibukukan saya tertarik untuk membaca blog-blognya di Kompasiana ini, ketika banyak yang menuliskan resensi bukunya, saya sudah membaca garis besarnya. Saat bukunya menjadi betseller saya tahunya dari toko buku Gramedia yang memajang pada tumpukan buku terlaris itu. Saya mendekati tumpukan buku betseller itu dan mengambil 10 buah buku berjudul "Srondol Gayus ke Italy" saat ada orang yang mengambil buku itu dan membaca halaman belakangnya, dia memandang saya dan tiba-tiba bertanya, sungguh situasi yang menguntungkan sebelum saya mempengaruhinya. "Wah Tante kok beli buku itu banyak sekali?" "Ini buku menarik untuk dikoleksi, ponakan saya yang suka baca banyak jadi ini mau saya jadikan oleh-oleh. Coba dibaca saja pasti tertarik." "Wah  ini cuma bisa baca judulnya doang, kan bukunya disegel." "Oh silahkan baca yang ini," kemudian saya merobek satu segel buku yang tadi sudah saya masukkan tas khusus dari tokonya. Lelaki itu kemudian membaca dan saya tinggalkan untuk melihat-lihat buku yang lain. "Saya tinggal keliling dulu ya, buku itu ditaruh di sini saja, nanti akan saya beli." orang itu tersenyum dan mengangguk. Sambil berkeliling melihat judul-judul buku, saya tetap melirik ke arah orang tadi, berminat membeli atau tidak? Ah ternyata dia mengambil 1 buku "Srondol Gayus ke Italy" dan membawanya ke kasir. Saya tersenyum geli sambil berjalan kembali ke tumpukan buku-buku betseller tadi dan mengembalikan 9 buku yang ada dalam tas pada tempatnya, tapi bukan tumpukan buku yang sama, buku-buku betseller lainnya saya tumpuk dengan satu buku itu "Srondol Gayus ke Italy jadi satu-satunya buku betseller pada jam saya masih berada di toko buku tersebut. Setelah puas berkeliling membaca judul-judul buku, maklum saat itu saya memang tidak ada tujuan masuk ke toko buku, cuma iseng-iseng keliling mall setelah bosan terdamparlah saya di toko buku Gramed itu. Dan pulangnya saya membawa satu buku tentang "Membuat Nata de Aloevera", maklum di rumah punya banyak tanaman Lidah Buaya yang cukup besar, pasti nikmat deh kalau dibuat nata de coco. ***** Setelah agak beberapa waktu, akhirnya saya pesen 1 buku langsung dari penulisnya. Sebab kalau kenal penulisnya, paling asyik memang beli langsung sama penulisnya, ada nilai plus bagi kedua belah pihak. Walau harga barangkali kita terbebani ongkir (ongkos kirim) tapi kepuasan yang di dapat saya kira melebihi ongkirnya deh, rasakan saja sensasinya. Dalam buku tersebut ada terselip uang 100 ribu rupiah, saya kira itu kertas untuk penanda halaman bila kita berhenti membacanya, ternyata memang uang beneran. Entah siapa yang membuat kekeliruan ini saya tak ingin mengklarifikasikannya, sebab saya selalu memegang pameo "Barang yang sudah dibeli tak bisa diminta lagi!" Tentang buku "Srondol Gayus ke Italy" adalah suatu kebetulan atau memanfaatkan isyu yang lagi hangat. Kebetulan menurut  pengakuan penulisnya, wajahnya mirip Gayus sang kasus mafia pajak milyaran itu, atau sebagai strategi marketing saja? Bisa jadi si Srondol ini kurang pe-de dengan tulisan-tulisan yang dibukukan itu, maka GAYUS mesti dicatut untuk judul bukunya. Tapi menurut pengakuan di halaman depan sebagai pengantarnya, Srondol menceritakan bahwa banyak handai taulannya yang mengatakan wajahnya memang mirip Gayus, walau ia kurang yakin, namun pernyataan istrinya cukup menentramkan, bahwa wajah Srondol lebih ganteng daripada wajah Gayus, meski sang istri harus menahan ledakan tawanya saat memandang wajah sang suami. "Aku lebih GANTENG daripada Gayus!!!" Teriak Hazmi Srondol untuk menguatkan perasaannya. Barangkali saja atau seandainya saja, Gayus tetanggaan sama bung Hazmi Srondol, mungkin para istri mereka saling intip bila sang suami nongol di depan rumah dan terlihat olehnya. Pastinya untuk membandingnya secara jelas, ganteng mana sang suami sama tetangganya yang dianggap bagai pinang di belah dua itu. "Masih ganteng suamiku," batin istrinya Gayus sambil meneropong Hazmi Srondol dari jendela depan rumahnya. "Tetep ganteng suamiku dah!" jerit hati istrinya Srondol yang juga melakukan peneropongan dari rumahnya. Memang keduanya sama-sama ganteng kalau dilihat dari hongkong! Yang jelas nasibnya berbeda, Gayus lebih kaya raya daripada Srondol, sebab Gayus mampu korupsi besar-besaran hingga duitnya berjumlah milyaran. Sementara Srondol cukup kaya dalam mengungkapkan kata-kata, kecerewetannya begitu mengalir hingga tak terasa sudah sampai halaman terakhir. Sayang, ada kesalahan di halaman 200! Semoga saja Hazmi Srondol tak terinspirasi Gayus untuk melakukan korupsi besar-besaran, justru saya berharap Gayus TERINSPIRASI setelah membaca  bukunya Srondol untuk ikut menuliskan perjalanannya, siapa tahu judulnya : "Gayus BUKAN Srondol ke Bui." (Bersambung, sebab masih ada satu amplop buku yang belum saya buka, tapi saya tidak lapor densus, sebab itu bukan BOM BUKU tapi BLACKBOOK!).
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/1301272696941898215.jpg
http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/1301272696941898215.jpg
http://img.antaranews.com/new/2011/01/ori/20110119021239vonis-gayus3.jpg
http://img.antaranews.com/new/2011/01/ori/20110119021239vonis-gayus3.jpg
Illustrasi :bali.antaranews.com,hiburan.kompasiana.com,antaranews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun