Mudik memang sudah menjadi salah satu tradisi rakyat Indonesia setiap tahun sekali, biasanya dilakukan menjelang libur lebaran atau libur akhir tahun. Tradisi mudik bahkan membuat pemerintah turun tangan untuk mengatur banyak hal demi kelancaran rakyatnya untuk pulang ke kampung halaman. MUDIK akhirnya cukup banyak menyita waktu, tenaga dan uang yang tidak sedikit, semua demi kerinduan dan satu kata MAAF bila Lebaran menjadi trend mudik paling aktual. MAAF tidak terlalu mahal untuk diucapkan pada masalah-masalah sepele tetapi akan melambung sangat tinggi pada hari raya idul fitri ini misalnya. Bayangkan, hanya untuk mengucapkan MAAF, orang-orang siap mempertaruhkan nyawa untuk berdesak-desakan memenuhi Terminal, Stasiun Kereta, Bandara, Pelabuhan, bahkan nekat mengendarai motor menerjang jalan panjang yang berjejal seraya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit ! Negera ikut mengatur, Polisi repot mengawal, semua media mengabarkan, semua demi untuk mengucapkan kata MAAF. Kata MAAF kadang tidak kita anggap penting atau belum begitu penting karena biasa diucapkan sehabis melakukan kekeliruan atau mengatakan sesuatu yang kurang enak di telinga lawan bicara. Namun sebaik-baiknya kita menjaga diri, kesalahan pasti kita buat juga. Namanya saja manusia, selalu tak lepas dari kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan yang disadari maupun memang di sengaja. Dan kata MAAF paling tidak bisa mengurangi kadar sakit hati atau bisa menghilangkan sama sekali. Maka janganlah pelit membelanjakan kata MAAF itu. Sederhana. Mudah. Khasiatnya nyata. Kesalahan kecil bila satu pihak tidak segera meredamnya dengan kata MAAF, bisa-bisa kesalahan-kesalahan itu berkecambah dan bisa membesar dan berkobar-kobar. Oleh sebab itu jangan enggan mengucapkan MAAF setiap kali melakukan kesalahan, walau kecil saja terhadap anak kecil sekalipun ! Sikap pemaaf adalah sikap yang mulia dan luhur. Orang jawa sangat meyakini hal ini. Itulah sebabnya mereka mengajarkan sikap ini kepada anak-anak sejak kecil agar suka memaafkan teman dan berjiwa besar untuk mengampuni dan MEMAAFKAN SESAMA. Bila mudik Lebaran, jangan lupa siapkan 25 M sebagai cara aman dalam persiapan pulang kampung tersebut, 25 M tersebut terdiri dari : 1. Mempersiapkan diri 2. Menabung dulu sekalian 3. Menunggu THR 4. Mendata zakat fitrah 5. Menentukan langkah berikutnya 6. Menitipkan rumah 7. Mudik harus bisa 8. Menetapkan kendaraan 9. Melakukan ritual bersama 10.Menunggu hari H 11. Mulai perjalanan 12. Menunggu memang membosankan 13. Memainkan angan-angan 14. Menikmati lebaran tiba 15. Mencium sanak saudara 16. Minal Aidin Wal Faizin 17. Membicarakan masa lalu 18. Membayangkan masa depan 19. Minggu persiapan 20. Mudik telah usai 21. Mulai perjalanan kembali pulang 22. Mohon maaf lahir batin lagi 23. Masuk kerja terlambat, maklumi saja ya, kan sudah minta maaf? 24. Menuliskan semua perjalanan mudik Anda. 25. Mempublish di Kompasiana siapa tahu memberi INSPIRASI pembacanya. JEMBAR SEGARANE, segara adalah lautan atau samudera, arti tersebut adalah ungkapan tentang orang yang mudah memberi maaf, orang yang suka mengampuni. Orang yang JEMBAR SEGARANE, kendati disakiti atau dilukai hatinya, tidak akan mendendam. Dengan rela dan besar hati dia memaafkan. Apalagi kalau orang yang menyakiti meminta maaf. MARI KITA SALING MEMAAFKAN. “Jika kalian ingin melakukan pembalasan, balaslah sesuai dengan yang mereka telah lakukan kepadamu, namun sesungguhnya memberikan maaf itu jauh lebih baik bagi orang-orang yang sabar” (Q.S. Nahl: 126). Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.( Ams 11:25) Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.(Ams.19:11)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H