Payudaranya bisa sebesar semangka Payudaranya bisa seukuran pepaya Payudaranya bisa juga sekecil buah mangga Namun tersimpan air susu kehidupan Yang memberi gizi tinggi untuk para bayi Apakah aku tidak bisa memahami-Mu Ketika aku tuliskan protes pada-Mu Tuhan Kenapa Kau berikan kanker pada payudara itu Kenapa Kau izinkan kanker menyerang payudara itu Tuhan, aku protes pada-Mu Jangan kau beri kanker pada payudara Pindahkan saja ke ujung rambut Tapi jangan ke payudara Tempat bersemayam air susu kehidupan Bahkan para nabi pun menikmatinya Tidakkah Engkau tahu itu? Aku tidak tahu, aku bertanya pada-Mu Aku protes padamu bukan untuk aku Berikan kebebasan pada payudara para wanita Agar menikmati kesehatannya sampai tua Singkirkan semua penyakit kanker dari payudaranya Biarkan para suami menikmati wadahnya Saat kangen bernostalgia menjadi bayi Tuhan, kadang-kadang Kau sulit dimengerti Tuhan, kadang-kadang Kau tidak perduli Tuhan, tolong dengarkan Kau Tuhan semua nabi Kau tahu pasti banyak yang protes pada-Mu Mengapa Kau tidak mengusahakannya lebih mudah dimengerti Mengapa Kau tidak membuatku bisa mengerti Jika kanker payudara itu benar-benar Kau inginkan? Dan aku tertunduk berusaha memahami anugerah terbesar-Mu yang tidak mendikte semua ciptaan-Mu, melainkan harus kreatif sendiri mencari apa yang harus diselesaikan. Kebebasanku adalah kesenangan-Mu bukan karena pemenuhan-Mu. 210212 Illustrasi :klikunic.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H