Ketika ada Kompasianer yang menyebut Kompasiana ini adalah RUMAH SEHAT tentu dengan harapan penghuninya sehat walafiat lahir maupun batin, sehingga mampu berinteraksi dengan sehat. Barangkali terinspirasi dari istilah RUMAH SAKIT, penghuni rumah sehat Kompasiana diharapkan mampu merefleksikan tulisan-tulisan yang menunjukkan MORAL TERPUJI bukan moral bejatnya yang tersembunyi. Jadi kalau penghuni Rumah Sakit itu pastilah orang sakit yang mencari kesembuhan, keluar bisa sehat atau kalau APES ya mampus di tempat itu juga. Sementara di Rumah Sehat apakah akan terjadi sebaliknya? Masuk sehat keluar tetap sehat atau masuk sehat keluar malah sakit bahkan sekarat? Bisa juga keluar malah menyimpan dendam kesumat begitu gawat, saking rindu dendam berkecamuk hingga menumpahkannya di blog pribadinya untuk mengritik siapa saja habis-habisan? Biasanya yang sering dikritik jelas Adminnya, itulah kenyataan yang terjadi ketika berinteraksi di sini yang tak bisa ditutup-tutupi lagi. Rumah Sehat malah menjadikan penghuninya tidak sehat ketika memasukinya, kalau ini yang terjadi sungguh ironis jadinya. Tapi kalau Kompasiana kita anggap sebagai PASAR BESAR, maka yang terjadi bisa bermacam-macam penghuni yang saling berinteraksi jual beli sesuka hati. Sementara Admin bisa bertindak sebagai Satpam dan penguasa pasarnya, yang boleh melakukan "tindakan" para pedagangnya bila melanggar policy yang sudah ditetapkannya. Pedagangnya pun silih berganti datang dan pergi dengan membawa dagangan baru atau lama dan boleh juga cuma melakukan tawar menawar tanpa menjajakan dagangannya. Pedagang maupun pembeli yang datang bisa dari mana saja, bisa siapa saja, dari strata apa saja. Akhirnya berbagai moral kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tercermin dalam kegiatan para penghuninya dalam memposting kata-kata di sini. Sharing dan Connecting tak ada artinya bila tak dibarengi dengan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari di dunia maya ini. BUDI PEKERTI TERPUJI jangan hanya bersifat temporer, sporadis, bersifat ritual saja, pura-pura dan niatnya bergabung di Kompasiana sekedar ingin mendapat pujian Kompasianer lainnya, namun alangkah baiknya mampu memberikan pesan moral dan bisa memberikan PENCERAHAN BATIN kepada pembaca lewat media tulisan di dunia maya ini. Mari kita lanjutkan pengakuan para Kompasianer yang bergabung di sini dengan berbagai karakternya yang MENARIK, INSPIRATIF, BERMANFAAT dan AKTUAL nama-nama Kompasianernya masih diambil dari DAFTAR TEMANNYA Tante Paku yang ternyata jumlahnya cukup banyak, entah berapa ribu Kompasianer yang dengan ikhlas mau berteman denganku yang penuh paku ini. Blog ini jadi bertambah panjang saja rasanya untuk menuliskan semua pengakuan sahabat-sahabatku ini sebagai tanda bahwa kebaikan mereka layak mendapat apresiasi walau secara sederhana. Silahkan membacanya sambil mendengarkan lagu bahasa Sunda yang romantis ini agar lebih enjoy menikmatinya. Aku tersenyum kamu tersenyum Aku menangis kamu menangis Kamu tersenyum aku tersenyum Kamu menangis aku pun menangis Kuring asa kumalayang Di awang-awang Antara bulan jeung bentang 69. Ros Mimi : "Aku Bukan Pelacur Walau Aku Suka,Aku Hanya Teman Dari Orang Yg Berteman...Aku Suka Baca tulis." (Entah apa yang ada dipikiran para jajaran Admin ketika Kompasianer ini mengaku Bukan Pelacur Walau Aku Wanita Jalang dari Keluarga Kenthir? Barangkali saja, barangkali lho, bisa inbox tanya tarifnya deh! Mumpung lagi suka baca tulis tuh, pasti akan dengan senang hati membaca dan menulis jawaban untuk TARIFNYA, siapa tahu kan ketemu di jalan he he he he....) 70. Tri Lego : "Mahasiswa semester enam pendidikan fisika universitas lampung (unila). Menyukai dunia literasi. Koordinator LRS (Leutika Reading Society) Chapter Lampung." (Kalau dengan Kompasianer yang mengaku masih Mahasiswa, Admin oke-oke saja kok, asal kamu juga ikutan oke lho?) 71. M Farid W Makkulau : "Biasa Dipanggil Etta Adil, Seorang Pembelajar yang menyepi di suatu kampung yang kehilangan jejak sejarahnya. Pernah merasakan suka duka sebagai wartawan. Sekarang lebih memilih bergelut sebagai 'pekerja kehumasan' dan 'pemerhati budaya'. My Email : mfarid_upeks@yahoo.com ." (Farid ini mengaku pernah merasakan suka duka sebagai wartawan, tapi apakah sudah pernah merasakan suka duka menjadi Admin di dunia maya? Pastilah pengalamannya bekerja di bidang humas tak berbeda jauh dengan pekerjaan seorang Admin, silahkan saling berbagi pengalam di sini deh). 72. Kampung Fiksi : "Kami ada karena kami perduli pada kata, tulisan dan makna. http://kampungfiksi.blogspot.com/ " (Kampung Fiksi datang saat Hari Fiksi Kompasiana 4 Maret 2011 kemarin berlangsung, wajah siapa yang berada di balik gambar Bunglon itu? Bisa siapa saja deh, namanya juga Bunglon, orangnya bisa berganti-ganti sesuai jadwal on linenya, semoga Admin memakluminya, bukannya malah menendangnya. Sebab dengan kedatangannya Kampung Fiksi atau Kampung apalagi nanti, pastilah akan memberi NILAI TAMBAH pada grafik Kompasiana di dunia maya ini). 73. Santorry Saad : "Pemikir, suka & cukup mahir dlm beberapa cabang olahraga: Tenis, Catur, Pingpong, Renang dan diving, mungkin karena itu bodiku rada ramping. Slalu syukuri nikmat yg diberikan Oleh-Nya...salah satu prinsip yg terpenting. " (Kalau Admin pengin berpetualang Arung Jeram, ajak tuh si Santorry untuk jadi guidenya, karena pengalamannya cukup bisa diandalkan tuh. Kalau Adminnya selamat dan tidak tenggelam, anda bisa diberi bonus HL deh). 74. Ryan Dagur : "Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta ." (Tulisan-tulisannya memang tak jauh dari bidang yang kini tengah dipelajarinya yaitu Filsafat. Penggemar film Lost in Papua ini diharapkan tidak dibuat LOST oleh Adminnya deh). 75. Ifendayu : "Hanyalah manusia biasa." (Walau mengaku sebagai manusia biasa, tapi rupanya sudah biasa bekerja di Malaysia tuh. Semoga tidak ikut-ikutan jadi tukang klaim produk asli Indonesia seperti yang sering di lakukan Malaysia itu, walau ada penjual Malaysia yang memasang pengumuman "Orang Indonesia Jangan Ke Sini Lagi", jangan takut untuk berangkat ke Malaysia, sebab Ringgitnya lebih tinggi dari Rupiah di sini kok. Semoga Admin tidak memasang pengumuman sama yang ditujukan buat orang Malaysia deh!). 76. Agung Poku : "Biru." (Pengakuannya cukup pendek, cuma berkata BIRU, entah karena suka akan warna biru dengan segala filosofinya atau memang keturunan Avatar yang badannya biru semua itu? Entahlah, semoga Admin tidak mempermasalahkannya, sebab Agung memang penulis FIKSI yang andal di sini, anggap saja itu semua fiksi dan layak masuk TEREKOMENDASI juga kok!). 77. Gijil Mletet : "REVOLUSI TIDAK CUMA DI PSSI TAPI JUGA DI JAJARAN ADMIN KOMPASIANA!!! SELEKTIF, JANGAN TIDUR MULU WOYYYY ." (Lapaknya memang kosong alias tidak mempunyai dagangan, tapi entah penawarannya ada di kios mana saja, biarlah Gijil Mletet yang tahu. Yang jelas si Gijil ini kok bisa tahu kalau jajaran Admin Kompasiana pada tidur mulu? Kok si Gijil ini minta revolusi di jajaran Admin juga? Wah jangan-jangan si Gijil ini tetanggaan sama Adminnya atau dari golongan Kompasianer sakit hati? Entahlah. Yang jelas Admin juga manusia, jadi butuh tidur juga cuma tidak pakai MELULU kalau pas kerja. Barangkali si Gijil ini mainnya pas Admin lagi tidur, ketika Admin ke tempatnya Gijil, gantian Gijil yang tidur sampai MLETET, jadi mana bisa ketemu? Tuh lapaknya aja belum ada minumannya ha ha ha ha........). 78. Havis Akbar : "Sekarang menjalani profesi Advokat." (Jangan coba-coba Admin marah sama Havis Akbar ini, sebab Ketika Havis Marah maka Tuhan (pun) akan Dibunuh tuh? Wah ngeri juga kan, maka paling aman Admin mendiamkan saja sampai ia bosan sendiri hingga bunuh diri sendiri hi hi hi hi.........) 79. Ramli Hasibuan : "Laki-laki asal Sumatera Utara yang bermarga Hasibuan. Berdomisili di kota Yogyakarta sejak 32 tahun yal (dari masa remaja lulus SMP hingga saat ini). Panggil saja bang Ramli." (Bang Ramli jangan bilang : "Jadi Admin kok Sombong Amat Sih?" Entar abang kena daftar cekal lho he he he he............Lebih aman bilang Kompasianer yang Satu Ini Sombong deh). 80. Mimin Mumet : "http://www.campursari.us ''Memandang yang tak terlihat '' (Yang membuat Mimin Mumet tuh sebetulnya tubuhnya tambah gendut bukan Adminnya yang bikin mumet lho. Kalau yang MUMET Adminnya, paling si Mimin akan bilang : "Emang Enaaaaaak?" Bagi yang bertemu Mimin harap dipegangin celananya masing-masing, sebab mbak Mimin ini suka Memandang yang Tak Terlihat). 81. Zuragan Qripix™ : "Tulisan itu CERMIN kepribadian, tidak perlu GENGSI demi sebuah pengakuan... " (Demi sebuah pengakuan memang tak perlu gengsi, kalau Admin mau berpoligami apa juga tidak perlu gengsi Zuragan?) 82. Luis Ferdino : "Menjadi bijak memang sulit tapi jauh lebih sulit untuk menjadi baik." (Memang, menjadi Kompasianer bijak itu sulit, tapi jauh lebih sulit untuk menjadi Admin bijak, bukankah begitu Luis?) 83. Sadar Ahmad : "Musuhku yng terbesar adalah diriku sendiri... " (Ya sudah, kalau sudah mengaku musuhnya dirinya sendiri semua aman deh). 84. Ben Siadari : "Belasan tahun jadi wartawan, tapi masih terus belajar menulis. sudah menulis dan menyunting sejumlah buku tapi masih berat menyebut diri author.sudah banyak nonton film, tapi tak berniat menyaksikan the da vinci code. sudah 25 tahun tinggalkan sarimatondang, tapi hatinya masih di sana. lebih jauh tentang sarimatondang kampung halaman saya, kunjungi http://mysarimatondang.blogspot.com. untuk melihat buku-buku yang saya kerjakan, klik http://book-creator.blogspot.com." (Adalagi wartawan yang jadi Kompasianer, pastilah Adminnya suka, kapan-kapan diajak saja buat bikin proyek buku para Kompasianernya, siapa tahu bisa bekerjasama demi kebaikan semuanya). 85. Selsa : "Aku wanita biasa." (Wanita biasa lagi, tapi ini suka puisi, semoga Admin bersuka hati membuat karya PUISI dari Selsa menjadi TEREKOMENDASI, jangan ragu-ragu lagi deh, nggak ada yang memarahi kok). 86. Karina Oktriastra : "Mahasiswi s1 fisip. one of my personal project : writing all in my head. Senang merekam gagasan-gagasan yang lewat-lewat di kepala agar tidak mati menggelepar kekurangan media. Terlahir tahun 1991, berasal dari kota pontianak, kalimantan barat." (Karina kok nggak pasang gambar sendiri to? Kok malah fotonya Admin yang dipajang jadi avatarnya, awas nanti kamu bisa masuk kategori TERINFEKSI lho ha ha ha ha ha....................) 87. Fera Nuraini : "Seorang Hawa yang sangat biasa yang sedang menanti kedatangan seorang Adam yang belum tau kapan waktunya. Mencoba mengungkapkan isi hati lewat tulisan meski kadang sulit di baca dan di pahami." (Apakah Admin di sini ada yang bernama Adam? Kalau ada, tuh ada kesempatan buat ngegaet Fera yang masih sorangan sebagai Hawa yang suka menulis apa saja. Siapa tahu jodoh, entar Kompasianer yang jadi temannya Fera bisa minta jatah HL ha ha ha ha.....HL = Huntuk Lelakiku). 88. Priscilia Chandrawira : "Penulis bunglon... kadang intelek, lebih sering dodol (dan sekarang sedang mencoba untuk tidak dodol) http://smallcandles.wordpress.com/ " (Menghadapi penulis yang sudah mengaku bunglon yang kadang intelek dan sering dodol ini, kiranya Admin bisa memakluminya, sebab DODOL sama DUDUL itu memang tidak berbeda jauh). 89. Andika Widaswara : "Menyukai petualangan, travelling, potografi dan menulis. Satu lagi, penikmat kopi." (Para penikmat kopi silahkan berkumpul di sini sambil membaca puisi). 90. Eriska Helmi : "Tinggal di Palembang, mengajar di daerah terpencil, mojok di kompasiana." (WONG KITO GALO satu ini masih bingung dengan kalimat TERVERIFIKASI hingga lupa mendaftarkan diri, padahal tidak terverifikasi juga tidak apa-apa, artinya Adminnya masih baik hati. Kalau nggak percaya, silahkan mojok sama si Admin, siapa tahu bisa Kaya Tujuh Turunan). 91. Rahmat Hardiansya : "Selalu cemburu pada alam." (Semoga tidak selalu cemburu pada Admin deh, kalau Admin dicemburui bisa kena SEMPRIT kamu he he he he.....) 92. Elang Langit : "Nakal... " (Admiiiiin......Ada Kompasianer yang mengaku NAKAL, apa tindakanmu? Semoga saja bisa membedakan antara Perawan dan Penjahat deh, jadi tidak salah dalam mengeksekusi). 93. Soedarjadie_piramida : "menjadi embrio melawan tirani,menjadi bagian dari kekuatan marginal dan menjadi salah satu lidi dalam satu ikatan perlawanan...sudah berabad-abad tanah petani ku telah di rampas,lapas dari spanyol,VOC,jepang kini hampir 70th di jajah bangsa sendiri! social working,construction owner piramida cv." (Begitulah kenyataannya, pengakuan Soedarjadie ini menjadi saksi bahwa Indonesia memang sedang dijajah bangsa sendiri! Renungkanlah). 94. Asih Suwarsy : "Orang biasa yang mencoba lebih baik setiap hari." (Ya, semoga Admin mencoba lebih baik setiap harinya, begitu harapan Asih Suwarsy sebagai orang biasa yang suka menulis prosa ini) 95. Atos : "Mengudar rasa.. merangkai kata.. melepas tawa.. bebaskan jiwa.. bernafas lega." (Walau sudah bernafas lega, jangan mengatakan bahwa Admin : Perlu "Musuh" Bersama" lho......) 96. Venus : "Diam dan belajar." (Ketika diam Venus malah tidak diam, karena sedang belajar. Semoga diam-diam Admin memperhatikan karya fiksinya yang mengalir lancar itu masuk kanal HL dengan diam-diam juga). 97. Rizki Danu : "Seniman, pengusaha, konsultan." (Aman, artinya Admin tidak banyak tanya dan mengirim surat peringatan, sebab Rizki memang tidak menulis apa-apa, ia sibuk terus dengan sederet profesinya itu). 98. Acepbaduy : "Acepbaduy. Punya acepbaduy.net. Kaos oblong, jelana jeans kemana-mana." (Kalau on line pastinya pakai kaos oblong dan celana Jeans deh. Eh dalam pengakuannya itu nulis CELANA kok bisa keliru dengan JELANA ya? Ayo di edit, jelana bukan bahasa baduy kan?) 99. Indra Furwita : "Menulis menjadi sebuah kegiatan rutin saat ini selain kuliah di Kota Pendidikan. Salah satu visinya adalah menjadi seorang Professional Writer. Tergerak menjadi pemerhati kehidupan remaja dan hal-hal edukatif. Email: ifs_indra@yahoo.com Cp: +6281347163673 Salam kenal untuk Kompasianer." (Mengaku Gede dan Montok, Tapi Tidak Menarik ini mengatakan Tampilan Pengemis, Bisa Jadi Maling. Lalu bagaimana tampilan para Admin di sini? Ada yang gede montok nggak ya?).
-Â Pengakuan Kompasianer yang Tidak Dihapus Admin (2)
Illustrasi : irwan.net, rasyid14.wordpress.com,s409.photobucket.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI