Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Nominator Kompasianer Terfavorite 2013 SAH Saja Minta Dukungan!

21 November 2013   00:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kompasiana ini kita saling mengenal karena tulisan, mustahil saling mengenal bila tanpa membaca tulisannya, jadi seringlah menulis jika Anda ingin dikenal, boleh menulis artikel, fiksi, atau sering memberikan komentar, dan kita akan saling mengenal karena kita menulis di sini. Sejak tahun 2010 Kompasiana memberikan PENGHARGAAN di hari ulang tahunnya kepada siapa saja yang menjadi membernya melalui mekanisme yang sudah dirancangnya, yang paling populer penghargaan sebagai KOMPASIANER TERFAVORITE dan KOMPASIANER OF THE YEAR. Bukan Admin yang menentukan siapa yang berhak dipilih, tapi semua berdasarkan USULAN pembacanya, kemudian Admin menyeleksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Biasanya hanya 10 kandidat yang diloloskan Admin untuk menjadi nominatornya, dari ratusan yang diusulkan pembaca. Tahun 2010 Kompasianer Terfavorite diraih Andy Syoekri Amal (Bang Asa) Tahun 2011 Kompasianer Terfavorite diraih Babeh Helmi. Tahun 2012 Kompasianer Terfavorite diraih Tante Paku. Untuk tahun 2013 Admin semakin memperbanyak calon yang akan mendapatkan gelar TERFAVORITE dalam 3 bidang yang ditentukan. Dari masing-masing kategori dipilih 10 nominasinya, dan tetap hanya satu yang menjadi Kompasianer of the year 2013. Artinya, Admin sudah melakukan kemajuan yang bagus, bahkan tahun-tahun ke depan akan semakin banyak lagi kategori untuk Kompasianer Terfavoritenya, semoga saja demikian, maklum member Kompasiana sudah mencapai 200-an ribu lebih di seluruh dunia. Jadi, berbahagialah Anda yang terpilih menjadi NOMINATOR TERFAVORITE karena sudah melalui SELEKSI KETAT, kalau ingin menang, BERUSAHALAH untuk bisa menang, caranya gimana? Ya BERKAMPANYELAH! Nostalgia Terfavorite Ketika awal digelarnya ajang Kompasianer Terfavorite atau Terpopuler 2010 dampaknya cukup heboh juga lho, bahkan Bang Asa sampai RISI bin KESAL karena MERASA ada yang tidak menyetujui dirinya berhasil terpilih, padahal beliau merasa tulisannya biasa saja bahkan sering NGOCOL, makanya mendirikan NEGERI NGOTJOLERIA sebagai ajang saling melempar kelakar dengan sesama Kompasianer yang bergabung di komunitas yang digawanginya itu. Toh gelar Terpopuler berhasil diraihnya. Namun banyak Kompasianer yang mempertanyakan apa parameter yang digunakan Admin hingga Bang Asa yang menang? Waktu itu kategori yang dipilih ada 3 yaitu : - Penulis Teraktif. - Penulis Terpopuler. - Tulisan Terpopuler. Kemenangan Bang Asa membuat dirinya makin populer di kotanya Palopo Makassar, bahkan koran daerah Tribun Timur dan Palopo Pos pun memberitakan kemenangannya itu. Tentu saja BANGGA, HARU dan segudang kebahagiaan lainnya hinggap di sanubarinya. Pro kontra di Kompasiana yang membuatnya RISI itu pun akan segera berlalu, dan Bang Asa pun mengalami rasa JENUH yang membuatnya jarang menulis lagi di Kompasiana, sibuk dengan komunitasnya di Face Book. Kompasianer Terfavorite 2011 berhasil dimenangkan Babeh Helmi, walau menuai HEBOH juga, tapi bukan karena Babeh Helmi suka NGUCLUK-NGUCLUK kayak pocong idolanya waktu itu, tapi karena ada KASUS TITI yang menulis berita HOAX namun diakuinya sebagai kisah nyata dan berhasil menjadi artikel dengan HITS paling tinggi waktu itu, alhasil si TITI masuk sebagai salah satu nominator terfavorite 2011. Pembaca pun banyak yang protes, artikel si TITI digugat, penyelidikan, investigasi segera ditebar, Kompasianer dari beberapa kota yang dekat dengan alamat Titi segera meluncur untuk membbuktikan akun si TITI itu benar. Dan terbongkarlah jati diri si TITI yang sebenarnya, kandidat sebagai Kompasianer Terfavorite 2011 dianulir! Pesta pora melanda, banyak Kompasianer sepertinya bersorak karena berhasil melengserkan salah satu kandidat terfavorite itu, bahkan ada yang saking semangatnya berkelakar untuk menggugat kandidat lainnya, heboh lagi jadinya hahahahahahaha.....becandaan dikira beneran, sampai ada beberapa calon Kompasianer Terfavorite itu MENGELUH dalam postingannya itu, ada yang merasa tidak enak disebut sebagai Kompasianer TERKAPORIT! Ya plesetan Kompasianer Terfavorite menjadi TERKAPORIT membuat beberapa nominatornya tersinggung, tak bisa tidur, makan nggak enak, kerja nggak jenak, kayak lagi jatuh cintrong saja rasanya, maka ada yang menulis unek-uneknya dalam blog untuk tidak meledek ajang terfavorite menjadi TERKAPORIT. Hahahahahaha.......menggelikan sekaligus menjadi hiburan tersendiri kan? Halah........... Hiruk pikuk yang terjadi akhirnya menobatkan Babeh Helmi sebagai pemenangnya, votenya paling banyak, maklum si Babeh dalam kampanye rela menjadi SOPIR plus NRAKTIR setiap kali ada KOPDAR, jadi kalau banyak yang simpati dan memberikan vote-nya ya wajar toh? Namanya juga usaha. Dan tahun 2012 menjadi ajang pemilihan Kompasianer Terfavorite yang PALING ADEM artinya tanpa gejolak. Dan Tante Paku berhasil meraih gelar tersebut dengan vote terbanyak. Sebenarnya, perasaan kita itu sama, sebagai NOMINATOR pasti tak menduganya, itu yang saya rasakan, sebab saya memang tidak tahu kalau menjadi salah satu nominatornya jika tidak dicolek Babeh Helmi di Facebook. Bagaimana saya memikirkan menjadi Kompasianer Terfavorite? Tulisan saya jarang masuk  Highlights apalagi Headlines, atau Tranding Articles, wuih bisa di hitung dengan jari di tangan deh. Tapi kenapa bisa masuk sebagai nominatornya? Karena beberapa pembaca yang mengusulkan dan Admin menilai kriterianya LAYAK, ya sudah LOLOS deh menjadi salah satu kandidatnya. Jadi artikel yang sering mejeng di etalase TER-TER itu BUKAN penilaian mutlak untuk menjadi seorang kandidat Kompasianer Terfavorite itu bro! Jadi bila jarang HL atau lain-lainnya itu, jangan mengeluh dan putus asa, saya ini menjadi contoh nyata lho. Melihat nominator yang lain apakah saya minder? Sebab rerata semua kandidat merajai kolom  Highlights, Headlines, atau Tranding Articles itu, oh tidak. Saya harus kampanye, mengkampanyekan diri sendiri dengan cerdik!

Sah Minta Dukungan Saya tahun kemarin pernah kok dapat inbox dari Kompasianer senior yang top markotop untuk minta dukungan VOTE maupun TIPS untuk berkampanye, tentu setelah melihat cara saya berkampanye di ajang pemilihan terfavorite itu. Sebagai satu keluarga besar yang punya kios di Kompasiana ini saya pun tak segan membantunya, baik memberikan vote, mengkampanyekan beliau hingga akhirnya BERHASIL terpilih menjadi pemenang dengan hadiah cukup besar itu. Setelah menang apakah saya minta ditraktir? Tidak! Apakah saya minta dikirimin duit? Tidak! Apakah saya ngedumel di belakang karena beliau lupa mengucapkan kata terima kasih? Tidak! Saya harus maklum, mungkin saking banyaknya yang ingin diberikan ucapan terima kasih, pasti ada yang terlupakan, termasuk saya, tapi itu bukan masalah bagi saya. Saya senang melihat beliau bahagia dan tak perlu saya MEMBEBERKAN isi inboxnya itu, sebab saya tulus membantunya. Jadi, bagi Anda yang terpilih menjadi salah satu nominator Kompasianer Terfavorite JANGAN RAGU-RAGU dan MALU-MALU untuk berkampanye di mana saja bisa. Minta dukungan di Twitter itu SAH! Minta dukungan di Facebook itu juga SAH! Membuat artikel untuk menarik pembaca agar memberikan vote pada dirinya itu SAH! Minta dukungan siapa saja lewat inbox di Kompasiana ini juga SAH! Minta dukungan pada teman-teman sekolahnya juga SAH! Minta dukungan pada teman-teman kerjanya juga SAH! Minta dukungan tetangganya juga SAH! Minta dukungan pacarnya tetap SAH! Minta dukungan pada suami/istri/anaknya juga SAH! Minta dukungan DUKUN juga SAH! Minta dukungan ahli agama ya tetap SAH! Apalagi berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kemenangan itu jelas SAH! Jadi apa yang tidak SAH? Minta dukungan pada adminnya untuk memberikan votenya. Minta dukungan pada kloningannya sendiri itu jelas CURANG! Kartu suaranya SOBEK itu jelas TIDAK SAH! Wakakakakakakakakabuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuur.......... Pada akhirnya SAH dan TIDAK SAH dalam berkampanye tergantung cara kita memainkan kecerdikan dalam menarik simpati pembaca untuk memilih dirinya tanpa memaksanya, apalagi pake ayat-ayat agama, walah kayak mau kotbah aja. Buat apa MALU berkampanye? Itu bukan tindakan STUPID tapi dibutuhkan kecerdasan dan keluwesan. Justru kita harus IKUT meramaikan ajang pemilihan Kompasianer Terfavorite ini sebagai rasa ikut memiliki dengan ikut MERAYAKAN hari ULTAH Kompasiana dengan apa yang kita bisa. Meriahkan KOMPASIANIVAL jangan bersitegang lagi, jangan saling curiga lagi, jangan merasa iri dengki, namanya juga usaha, nasib lah yang nanti akan menentukannya. Bantulah teman kalau minta VOTE dengan tulus, katakan saja kalau sudah punya pilihan atau sudah memberikan suaranya kepada yang lain, ini hanya ajang ULANG TAHUN, jangan jadikan ajang itu menjadi sikap bermusuhan. Kita keluarga besar, pernah salah itu biasa, minta maaf dan memaafkan itu luar biasa. Bila masih dendam, teruskan saja kalau ingin hidupmu menerima karma simalakamanya kelak. Tragedi hidup yang utama bagi manusia bukan karena saling mendendam, melainkan kita berhenti saling mencintai. Ini beberapa artikel KAMPANYE sehubungan dengan terpilihnya saya sebagai Kompasianer Terfavorite 2012 kemarin, siapa tahu bisa menjadi referensi Anda bila tertarik.

- Catatan Terfavorite 2012

- Ini Dia Nama-nama Alay Kompasianer Terfavorite 2012

-Strategi Jitu Menjadi Kompasianer Terfavorite

- Tante Paku Membongkar Surat Kaleng

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun