Rasanya sudah bosen nih ngeliat banyak aku-akun baru di Kompasiana yang membabi-buta dengan tulisan yang senada, maunya kampanye mendukung calon pilihannya tapi tidak dilakukannya dengan cerdas, selain bernuansa SARA tidak ada yang lainnya lagi. Ketika dikomentari ujung-ujungnya NGACIR. Tapi kita nikmati saja dan kita jawab apa yang kita tahu, percayalah TOKOH yang JUJUR pasti akan banyak yang memilihnya, tokoh yang mempunyai track record baik pasti sudah jadi pertimbangan mereka yang memilihnya. Saya BUKAN TIMSES salah satu kandidat, tapi saya ikut MUAK bila melihat cara-cara kampanye yang menonjolkan SARA, saya menulis tokoh yang sudah terbukti KEJUJURANNYA, tak perduli darimana ia berasal, tak perduli apa agamanya, saya jelas mengapresiasi tokoh tersebut dengan sejujurnya. Bagi saya PERTENTANGAN suatu hal yang biasa, sebab tanpa pertentangan tidak ada kemajuan. Daya tarik dan penolakan, akal budi dan tenaga, cinta dan benci, sangat dibutuhkan bagi EKSISTENSI MANUSIA.
Jokowi dan Foke akhir-akhir ini memang masih dicari beritanya, sebab menjadi kandidat Gubernur Jakarta adalah prestise tersendiri. Saya akan menuliskan tentang Jokowi dan Foke dari sudut yang lain, yang belum terpikirkan oleh para penulis PILKADA DKI Jakarta ini. Bagaimana serunya bila JOKO WIDODO alias JOKOWI dan FAUZI BOWO alias FOKE berbalas pantun. Namun sebelum acara dimulai ada hiburannya juga yaitu MUSIK DANGDUT dari sang Raja Dangdut Rhoma Irama. Menurut bisik-bisik memang si Rhoma ini diusung Foke untuk mengisi acara ini, Jokowi mah terserah saja, sebab dia tidak ada anggaran buat membayar musisi top itu. Seperti biasanya, kalau Rhoma Irama mulai berpolitik, gayanya nggak jauh dari singgung-singgung SARA, maklum bakatnya di musik bukan di politik, jadi memang kalau kampanye ya HAPALAN doang yang diomongin. Bang Haji pun mulai naik panggung dan sedikit membuka dengan kata pengantar. "Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, senang sekali saya di sini bisa mengisi acara BERBALAS PANTUN para calon Gubernur kita nanti. Saya ulangi kembali pernyataan saya, bahwa dalam mengampanyekan sesuatu, SARA itu dibenarkan. Sekarang kita sudah hidup di zaman keterbukaan dan demokrasi, masyarakat harus mengetahui siapa calon yang benar-benar FOKE dalam agama dan pemerintahan. Baiklah saya nyanyikan lagu baru berjudul SARA!" Tepuk sorak pun bergemuruh dari para penonton yang terdiri dari para pendukung masing-masing calon Gubernur itu. Dan mulailah sang Raja Dangdut menyanyi dengan suara khasnya itu.
Jokowi : (Aman apanyeee, banjir ame genangan aje sulit ngebedain?) Bunga anggrek bunga seroje Ikan salmon ikan tune Jangan milih nyang itu-itu aje Pilih Jokowi dulu jangan kemane-mane Foke : (Wah mulai narsis die, oke gue layanin kenarsisan elu). Nyolong ayam di rumah Jande Jangan lupe lempar bakiak Jiaaaahhhhhhh Ini orang pada Kemane Pilih Foke aja dijamin tidak kesamber gledek. Jokowi : Jalan kaki ke petamburan disana beli ikan cue bentar lagi hari lebaran Di rumah Foke pasti banyak kue Foke : (Wah die pasti nyindir gue money politic nih) Makan sayur terasa hambar Kalau dimakan jadi kurang nafsu Calon incumbent memang harus sabar Jangan sampai salah memilih Gubernur yang benar
Jokowi : Jalan jalan ke bukit duri Lewatnya jalan manggarai Salam kenal dari Jokowi Yang dari Solo asli Foke : (Dari tadi jalan-jalan mulu ye....) Ade ikan namanye tenggiri Ikan dibawe ke Muare Kaman Pilih Foke dapat kopi plus topi Bukanlah nyogok, tapi ente ane bikin nyaman Jokowi : Jalan-jalan pakai sepatu Aye prihatin ame rakyat kite Milih Gubernur jangan pade keliru Percayalah ama ane Foke : Buah nangke buah delime Tinggal satu putaran lagi Jangan lupa pilih Foke Alhamdullilah menang lagi
Illustrasi : politik.news.viva.co.id, thejakartapost.com, kopimaya.com,kaskus.co.id, oto.detik.com, faithfreedom.org,sambilberbagi.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H