Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Keong Racun Nyanyian Pelacur?

21 Agustus 2010   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://2.bp.blogspot.com/_eVj6bwrV9Is/TFUJw433w4I/AAAAAAAAAF0/fk8mG9Ik-xI/s400/sinta.jpg

Ketika Mbah Surip mengeluarkan album TAK GENDONG, masyarakat pecinta musik seperti tak menghiraukannya, hingga album tersebut terkubur dan tenggelam di antara ratusan album penyanyi muda lainnya. Penampilan mbah Surip yang nyentrik abis itu tak membuat orang terharu untuk mendengarkan lagu-lagunya, apalagi membelinya.  TIGA TAHUN kemudian, saat mbah Surip sering tampil di media elektronik, mendadak sontak album TAK GENDONG menggelegar di jagat hiburan tanah air. Lagu dengan lirik sederhana itu jadi pembicaraan banyak orang dan menduduki tangga lagu pop di banyak radio serta urutan pertama sebagai RBT paling laris, sekaligus nama Mbah Surip meroket sebagai selebritis yang banyak dicari waktu itu. Akhir-akhir ini ada lagi lagu yang mendadak bikin heboh jagat maya saat dua wanita centil yakni JOJO dan SHINTA bernyanyi secara LYPSYNK lagu KEONG RACUN. Liriknya yang sederhana itu ternyata hasil rakitan SUBUR TAHRONI, seorang seniman dari Bandung yang menempati rumah sempit di tengah rumah-rumah sederhana khas kampung yang penuh sesak itu. Tulisan ini tidak menyoroti dua cewe Jojo dan Shinta beserta lika likunya saat menyanyikan lagu itu,maklum sudah banyak yang menuliskannya, tetapi mencoba menafsirkan makna lirik dari lagu Keong Racun tersebut. Liriknya yang terkesan GENIT dan NAKAL itu apakah mencerminkan karakter perempuan penghuni kawasan padat dan banyak orang susah di sekitar pengarangnya? Lagu Keong Racun yang ditulis sekitar tahun 2008 konon diilhami oleh seorang tetangganya yang play boy alias suka gonta-ganti cewek. Mari kita simak syairnya secara lengkap di bawah ini: Dasar kau keong racun Baru kenal eh ngajak tidur Ngomong nggak sopan santun Kau anggap aku ayam kampung Kau rayu diriku Kau goda diriku Kau colek diriku Eh, ku takut sekali Tanpa basa basi kau ngajak happy happy Eh, kau tak tahu malu Tanpa basa basi kau ngajak happy happy Pada bait pertama ini mengisahkan "UMPATAN" seorang perempuan kepada sosok lelaki dengan kalimat DASAR KAU KEONG RACUN. Apakah perempuan yang digoda itu adalah perempuan berpenampilan MENGGODA? Sehingga ada seorang lelaki dengan beraninya ngomong tidak sopan bahkan berani merayu hingga mencoleknya. Apalagi baru kenal kok sudah berani ngajak tidur? Kalau perempuan itu tidak bertipe GANJEN, CENTIL, mungkin juga cara berpakaiannya yang "mengundang", tidak mungkin seorang lelaki berani sembarangan main rayu, main colek, atau ngajak tidur saat baru kenal itu. Asumsi saya, perempuan itu memang perempuan yang bisa "dibawa" kemana saja.

http://1.bp.blogspot.com/_B988r0-HY-M/S01evBD1THI/AAAAAAAACfY/_IDfxf20eNU/s320/cerita+pelacur.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_B988r0-HY-M/S01evBD1THI/AAAAAAAACfY/_IDfxf20eNU/s320/cerita+pelacur.jpg
Selanjutnya bait berikutnya seperti di bawah ini : Mulut kumat kemot Matanya melotot Lihat body semok Pikiranmu jorok Mentang-mentang kau kaya Aku dianggap jablay Dasar koboy kucai Ngajak check-in dan santai Sorry sorry sorry, Jack Jangan remehkan aku Sorry sorry sorry, Bang Ku bukan cewek murahan Semakin jelas sudah JATI DIRI sang perempuan itu, BODYNYA SEMOK tentu pakaiannya ketat atau bahkan mengenakan rok mini tuh. Terbukti mata sang lelaki sampai MELOTOT, mulutnya KUMAT-KEMOT pertanda ada nafsu mengalir dalam otaknya sehingga menimbulkan PIKIRAN JOROK. Setelah itu sang lelaki yang dianggap perempuan itu KAYA mengajak CHECK-IN untuk melampiaskan nafsunya, bukan? Sang perempuan rupanya menolak, sayang cara menolaknya semakin membuka jati dirinya, karena di akhir kalimat ia mengatakan : Sorry sorry sorry, bang Ku bukan CEWEK MURAHAN. Sangat kontradiksi bukan? Rupanya perempuan itu termasuk CEWEK MAHALAN atau memang ada TRANSAKSI yang tidak ada kesepakatan? Kalau begitu lelaki itu penampilannya saja yang seperti orang kaya, buktinya ia tidak berani membayar MAHALAN kepada perempuan yang jelas-jelas punya body semok dan apakah demikian jawaban perempuan yang punya karakter pelacur, atau ia memang PELACUR beneran? Apakah sedemikian mudahnya sosok perempuan dalam lingkungan masyarakat yang berada dalam suasana terlingkupi oleh budaya paternalistik ini dipermainkan oleh kaum lelaki? Apakah seorang perempuan tidak bisa leluasa mengembangkan diri, artinya mobilitasnya terbatas,ada pola mempertahankan budaya paternalistik itu, sehingga kalau ada yang coba-coba melanggarnya pasti mendapat sorotan sinis? Seperti kita ketahui bersama bahwa perempuan adalah penerus generasi, merupakan sumber harmonisasi dan pengatur kelancaran roda keluarga, otomatis kualitas perempuan sangat mempengaruhi kualitas keluarganya. Perempuan adalah barometer, juga neraca penimbang, ia ibarat GARPU TALA, ia bisa menjadi HARPA, bukan sekedar perempuan yang mudah digoda lelaki berjuluk KEONG RACUN saja. Walau hanya sebuah lagu tapi bisa mencerminkan keadaan yang sebenarnya, bukankah sang senimannya sudah mengatakan demikian adanya dalam penciptaan lagu Keong Racun itu? Negara yang sedang membangun ini tentu tidak membutuhkan jenis manusia KEONG RACUN yang berlaku sebagai OPORTUNIS atau penggilas sesamanya melainkan hanya membutuhkan manusia-manusia yang pandai namun arif bijaksana. Sorry, sorry, sorry, Jack Jangan remehkan aku. Illustrasi dri Google.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun