Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karya Copas di Ajang FFK 2011 Bagian 2

21 Maret 2011   18:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://4.bp.blogspot.com/_rrB9vP2rW-k/Sw1lxF1cBkI/AAAAAAAAAh0/sfK8XLXmvxw/s1600/copas.jpg

Sebenarnya banyak tulisan-tulisan di Kompasiana ini di COPAS ke blog pribadi seseorang dengan tanpa menyebutkan sumbernya, apalagi penulisnya, rasanya hal ini sudah menjadi trend dan diamini sang pengCOPAS sebagai hal yang biasa dengan berbagai alasan yang seolah-olah kebenaran. Blogger dengan tipikal seperti itu lebih pantas kalau disebut sebagai PENCURI KEBAJIKAN. Mencuri diam-diam atau terus terang tanpa menghargai sang penulisnya demi mencari popularitas pribadi atau untuk mencari uang. Sang Blogger demikian ini tidak akan menjadi besar selain besar sebagai PENCURI saja. Sudah sering HL yang masuk Kompasiana digugat oleh Kompasianer lain sebagai hasil COPAS dengan berbagai bukti yang tak terbantahkan lagi, bahkan ada yang mengatakan semua tulisan HL 80-an% adalah hasil COPAS, dan pro kontra pun terus berlanjut menyikapi hal ini entah sampai kapan? Sebenarnya, yang paling mendekati kebenaran adalah bukan COPAS TOTAL tapi banyak yang menggunakan jurus KUTISANI alias KUTIP SANA SINI, itulah yang sering terjadi, cuma ada yang menyebutkan sumber kutipannya, ada yang kelupaan, atau memang melupakan diri, toh semua bisa DIVERIFIKASI kalau memang perduli, jangan lupa kirimkan fotocopy KTP biar tambah meyakinkan Admin, perduli setan KTP-nya nenek moyang! Mari kita lanjutkan kembali perjalanan para peserta FFK 2011 yang saling isi mengisi dalam sebuah MOZAIK cerita dengan jurus KUTISANI semua pun terjalin terangkai dalam bingkai yang narsis habis! Tersebutlah, Dua Sejoli Merah, Haz R-Alg  dan Sari Novita mempersiapkan Naskah Bunuh Diri untuk Sebuah Monolog Ning. Semua naskah itu akan di simpan oleh Wongky Tongky  dan  Tria Nin  ke dalam Liang Mesin Waktu Sunya. Arya Ningtyas  beserta Ge Siahaya memanggil  Vini dan Astuti, "Dimana Trio Kwek Kwek Ge, Ria dan Indah berada?" "Mereka lagi berlatih teater Ode Buat Korban Bencana dan membacakan Puisi Sang Penantang," jawab Agung Hariadi  dan Youly Chang  hampir berbareng. Di lain tempat Ahkmad Sekhu  dan Alliya Hanafie memainkan kasidah Hikayat Petarung Cinta untuk mengiringi Kisah Cinta Tabu Yang Mengharu Biru dari Duet SEHATI Fitrie Yenti dan Katedra Rajawen. Duet LINTANG Thamrin Dahlan dan Yemima Lintang Khastiti asyik bergantian membaca puisi  Jakarta Ya Jakarta : Jakarta Ya Jakarta AdaTitan Amaliani dan Indriatami Suwardi bagaikan Perempuan dan Malam. Ada Selsa Rengganis dan Adrian Kelana Yang memadu cinta di Dermaga Rindu. "Beri Aku Garansi, Ku Tak Mau Menjanda Ke tiga Kali," teriak Triansyah PJ  dan Ningwang  dengan LEBAY-nya. Mus Guide-in Aceh dan Ani Ramadhani menyahut,"Tsunami Cinta di Negeri Sakura." "Ah Bulan Di Atap Rumah," kataVenus atawa Sofi’atun  sambil memandang mesra Katedra Rajawen. "Cinta Ini Memang Terlarang, tapi mereka tetap melakukannya," bisik Nova Agung Budiono  pada teman duetnya Devi Djunarsih. "Ah biarin saja, semoga mereka tahu fungsinya Ranjang, Meja dan Kursi, Maaf lho." sahut  Ina Sitepu yang berada di sebelahnya Mohammad Irfan Ramly. Ni Nengah Suastini dan Iin R. Landa  mengaku sebagai duet Dejavu,  Erri Subakti dan  Lolo Sianipar mengatakan sebagai pasangan duet Jalan Tak Ada Ujung . Melihat pasangan duet itu,  Ramdhani Nur  dan Herlya Annisa  serta Santy Novaria mengatakan,"Aku di Antara Karma dan Sesal." "Ah kalian pasti akan sampai pada Akhir Sebuah Penantian," jawab Inge dan  Fajar  menganggukan kepala sebagai tanda persetujuannya dengan kalimat yang dilontarkan pasangannya itu. "Halah dasar Tembang Cinta Janda Kembang," ungkapan Ragil Koentjorojati dan LH sangat mencerminkan jati dirinya sebagai pasangan duet Psikopat yang sebenarnya. Melihat itu, Gusti Putra dan Lily oktavia Kai menyahut, "Sorry Lin, Aku Lupa." "Walau ada Pisau Untuk Jayeng," kata Winda dan Edu Krisnadefa tetap menghadapi, "Sebab kami adalah duet Biar Badai Menerjang kami Kokoh Bagai Karang." "Sah saja, kayak Diandra," Halim Malik  , Deddy Rachmawan ,Lisa Meri T ,Tonny Mondong  menimpalinya berbarengan, maklum mereka berempat memang lagi menggemari Diandra. Acik, Pak Astoko ,Yusep H yang tergabung dalam Trio Manis masih asyik menikmati Elegi Cinta untuk Arin. Sementara itu,Bahagya Arby  dan Mariska Lubis  menjelaskan Arti Sebuah Perkawinan sebagai akhir dari perjalanan sebuah cinta. "Satu Detik Yang Berarti." kata Syam Petani dan Ginanjar aka Gibb mengomentari penjelasan itu. Dan Rizal falih serta Yuliani masih tetap kagak bisa nahan untuk melipat-lipat Kertas Puisi dalam sebuah Rumah Kecil Berpagar Bambu Putih desain dari  Budi Susilo  dengan asistennya Diana Dhamayanti  dan Yusep hendarsyah. Pada kemungkinan yang lain tampaklah Hana Sisworini dan Fathoni Arif menyelidiki Lika Liku Hati, "Sebagai Kata Titipan Ayah," ungkap Eka Siswanto Pratama yang ditemani Tery . "Hey Jude!" teriak Granito Ibrahim memanggil Inge Ngocol sebagai ungkapan hasrat yang tak terbendungnya. "Hasrat merekasebenarnya jauh sejauh Antara Jakarta-Hongkong," kata Fera Nuraini  yang diamini Katedra. "Ah Granito sama Inge itu tengah membuat Sensasiku Sensasi Durian," teriak Indri Permatasir dan Indra Yudhistira menyahutnya dengan tawa panjang. "Ssst diam! Fikri Takut Sholat Jum'at, sebab kalian berisik." hardik  Hadi Samsul  dan Winda Krisnadefa yang berada di sampingnya diam saja, maklum terpengaruh sensasi durian sih. Banyak yang tidak tahu kalau Endah Raharjo dan Rusdianto tengah mendiskusikan Dari Hasrat Hingga Main Perempuan diam-diam, sebab Ketika Cinta Menjadi Tubuh, tentu Fajar dan  Theresia N Hapsari mensyukurinya.Sungguh tidak disangka, ketika asyik membicarakan cinta,  Mimin Mumet  dan Syariful Alam  malah mengatakan, " Angka 13 = Kematian." Raffa Muhammad dan fatwaningrum tibat-tiba menampakkan Getir Senyum Sang Penyamun, sambil menikmati Wayang Selangkangan yang dimainkan dengan indah oleh Pungky dan Topan Di tempat yang agak remang Roni Syaroni dan Daveena  terlibat French Kiss Yang Mematikan, Pada Suatu Sore Yang Basah Dan Dingin disaksikan Deasy dan Erick yang saling meremas tangan, tak kuat menahan getaran. (Bersambung)

Karya Copas di Ajang FFK 2011 Bagian 1

http://i117.photobucket.com/albums/o58/e21w/funnny.jpg
http://i117.photobucket.com/albums/o58/e21w/funnny.jpg
Illustrasi Foto di ambil dari :najibblog2010.blogspot.com, myspace.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun